"Kak? Kak Galih, bangun Kak," Jia terus menyadarkan suaminya itu tapi Galih tidak lekas bangun yang membuat Jia khawatir. "Sabar yah, Kak."
Jia kembali memapah Galih untuk membawanya ke luar dari area kantor, rencananya dia akan membawa Galih ke rumah sakit untuk di periksa.
BUG!
Sebuah pukulan benda tumpul terasa di kepala bagian belakang Jia yang membuat Jia langsung jatuh ke lantai tidak sadarkan diri.
Seorang Pembersih Kantor yang bekerja disana berdiri tegap dengan membawa sebuah tongkat kayu menatap Jia dan Galih yang sama-sama sudah tidak sadarkan diri.
"Bagus! Kerja Bagus, sekarang kamu bawa mereka berdua ke basemant, masukkan mereka ke lubang pembuangan sampah yang tidak terpakai itu, lalu isi lubang itu dengan air," ujar Farhan berjalan ke arah pembersih yang sudah memukul Jia tadi.
Pembersih itu langsung memasukkan tubuh Jia dan Galih ke dalam kereta dorong yang ia bawa, kereta dorong khusus untuk di isi perlengkapan pembersihan.
"Bawa mereka sekarang, saya akan menyusul," Farhan berjalan meninggalkan mereka.
Pembersih itu kemudian mendorong kerta dorong tersebut menuju basemant kantor yang memang sudah tidak terpakai itu, di dalam ia berjalan secara tidak sengaja dia menabrak sosok Garret.
"Maaf Pak," ujar Pembersih itu kepada Garret yang membuat Garret mengangguk.
Pembersih itu kemudian berjalan kembali sebelum Garret menahan tangannya yang membuat Pembersih itu berhenti sejenak.
"Tunggu!"
Deg!
"Kenapa, Pak?"
Garret tidak menjawab, dia mengarahkan tangannya ke kereta dorong yang ditutupi kain itu, ia hendak memegang kain tersebut sebelum ia mengurungkan niatnya.
"Ini isinya apa?"
"A-alat bersih-bersih, Pak," jawab Pembersih itu gugup.
"Oke, saya mau nanya, ruangan Tuan Bram dimana yah, saya keponakannya," tanya Garret pada Pembersih itu.
"Di Lantai Dua, Koridor ketiga, Pak," jawab Pembersih itu.
Garret mengangguk kemudian berjalan meninggalkan Pembersih itu yang membuat Pembersih itu menghela napas lega.
Pembersih itu kemudian melanjutkan langkahnya menuju basemant kantor, sampai akhirnya dia tiba di basemant kantor tersebut dan berjalan menuju pojok dimana disana ada Lubang khusus pembuangan sampah disana, tapi itu sudah jarang digunakan
Dep! Dep! Krrt! Krrt!
Suara langkah kaki dan roda kereta dorong di ruangan sepi dan hening terdengar lirih, menuju tempat eksekusi yang akan dia lakukan.
Lubang berdiameter sempit yang cukup untuk dua orang itu dengan kedalam yang melebihi tinggi badan manusia pada umumnya, Pembersih itu menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya membuang tubuh Galih dan Jia ke dalam sana.
DEP! Tubuh Jia dan Galih sudah berada didalam sana.
"Bagaimana, sudah kamu buang?" suara Farhan sedikit menggema didalam sana yang sudah berada di belakang Pembersih itu.
"Sudah, Pak," jawab Pembersih itu yang membuat Farhan tersenyum.
"Ambil selang airnya dan isi dengan air!"
Pembersih itu mengangguk, dia berjalan menuju keran air disana dengan mbawa selang yang dia bawa, dia menyalakan keran air tersebut dan membawanya ke lubang itu.
Farhan mengambil penutup lubang itu dan mulai menutup lubang tersebut. "Selamat tinggal Galih."
DENG!
Suara besi penutup yang beradu dengan lantai membuat suara sedikit bising, Farhan kemudian memasukkan selang diantara sela-sela tengah penutup lubang itu sebelum akhirnya berdiri dan tersenyum puas.
"Ketika waktu Rapat itu tiba, kalian sudah dipastikan tenggelam di iubang ini dan kalian gak mungkin bisa lolos dari sini, ini akibat macam-macam dengan ku," Farhan membersihkan tangannya kemudian berjalan pergi dari sana. "Pastikan tidak ada yang melihat kejadian ini, kalau sampai itu terjadi kamu yang akan saya buat mati."
Pembersih itu mengangguk kemudian berjalan menyusul Farhan pergi dari sana.
•
•
•
Sudah sekitar sepuluh menit Jia dan Galih berada di dalam sana, air sudah memenuhi setengah dari tubuh mereka karena memang selang yang digunakan mengisi lubang itu adalah selang yang kecil.
"Hm?" Jia membuka mata perlahan kepalanya masih berdenyut, dia menatap sekeliling dan hanya melihat gelap disana dan hanya sedikit cahaya remang dari sela-sela penutup lubang. "Hah, aku dimana?"
Jia mencoba menetralkan pandangannya ke depan menatap dengan benar dia ada dimana sekarang sampai akhirnya dia sadar kini dia berada di dalam lubang bersama dengan Galih.
"Kak? Kak Galih, bangun kak!" Jia menepuk pipi Galih, tapi Galih masih tidak sadarkan diri. "Astaga, aku harus bawa kak Galih keluar dari sini."
Jia berusaha meraih penutup lubang itu, tapi karena tubuhnya tidak sampai, dia tidak bisa menggapainya, sedangkan air perlahan mulai mengisi penuh.
Kini air sudah setinggi dada Jia, Galih yang tidak sadar perlahan tenggelam berbeda dengan Jia yang sudah sadar dan bisa membuat dirinya terus mengambang.
"TOLONG!"
Jia berteriak meminta tolong, tapi suara Jia hanya menggema disana yang membuat Jia kehabisan suara. "Kak Galih, bangun kak!"
Jia meraih kedua tangan Galih dan mengalungkan tangan Galih ke lehernya agar Galih tidak tenggelam sementara itu Jia melihat tasnya yang mengambang, dia membuka tasnya dan meraih ponselnya.
"Alhamdulillah masih aktif!" Jia membuka ponsel tersebut kemudian mencari kontak Garret. "Ayo angkat, Ret!"
Tik!
[Kak Jia? Kak Jia dan Bang Galih dimana, Om Bram udah nyariin!]
[Garret! Tolongin Kakak sama Ka Galih, kamu mau tenggelam]
[Hah?]
[Cepet Garret]
[Kakak Dimana?]
[Kakak Gatau, tapi kami ada di lubang, kalau kakak liat ini Basemant tapi Kakak gatau ini titik tepatnya dimana-]
[Kak?]
Sambungan telepon itu terputus tiba-tiba, Garret yang panik mencoba menelpon Jia lagi tapi Nomornya hanya berdering tidak diangkat.
"Aku harus cek semua Basemant yang ada di kantor ini!" ujar Garret berlari dari posisinya.
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sri Puryani
garet cpt dtg
2025-02-01
0
¢αнαуα мєηтαяι
semoga Garret datang d saat yang tepat
2023-08-14
0
Yunia Afida
Alhamdulillah jia udah sadar, semoga jia dan gao selamat Garrett cepat nemuin nya
2023-08-11
0