BAB 20. Selangkah Lebih Maju

Jia mengangkat kepalanya yang membuat Gilbert melebarkan senyuman kepada wanita yang dia masih cintai itu.

"Bukan, urusan kamu, yuk Kak kita pergi, tiba-tiba disini jadi gerah!" jawab Jia atas pertanyaan Gilbert tadi.

Galih menatap Jia kemudian ikut berdiri, dia tidak berucap sepatah katapun kepada Gilbert, tapi di saat dia melangkahkan kakinya pergi, Gilbert tiba-tiba menghalangi langkah Galih sehingga membuat Galih terjatuh ke arah Gilbert.

"Wah, hati-hati dong, Gao," ujar Gilbert yang membuat Jia mengenggam tangan Galih pelan.

"Dia bukan Gao, mending kamu enyah deh dari sini, dasar benalu!" jawab Jia kemudian menarik tangan Galih pergi.

Jia dan Galih melangkahkan kaki mereka pergi, tapi disaat mereka baru beberapa langkah ke depan, Gilbert tiba-tiba memanggil nama mereka yang membuat keduanya berhenti.

"Jaga Gao, maksudku pria itu baik-baik yah Jia, kamu tidak tahu apa yang akan mengancamnya," ujar Gilbert yang membuat Jia menarik tangan Galih benar-benar pergi dari sana.

Jia dan Galih kini sudah berada di depan mobil mereka, Jia duduk di bagian depan mobil sementara Galih langsung mengeluarkan ponselnya.

"Alat penyadap suaranya sudah terhubung, selama itu masih ada di baju Gilbert, kita masih bisa pantau mereka," ujar Galih yang kali ini bersikap seperti biasanya.

"Bagus juga yah ide Kakak, bikin kegaduhan kecil supaya Gilbert notice kita dan kita bisa pasang alat penyadap di kemeja dia, tapi lucu loh kalau kak Gao manja gitu," jawab Jia tersenyum menatap Gao.

Gao menganggukkan kepalanya, dia berjalan ke arah Jia kemudian memegang hidung istrinya itu. "Saya tidak akan melakukan itu di tempat umum sayang, tapi jika di depan kamu, saya akan melakukan itu."

"Dih, yaudah masuk yuk," Jia turun dari duduknya kemudian beranjak masuk ke dalam mobil.

Gao menyusul istrinya itu, dia memasang ponselnya yang sudah terhubung dengan penyadap suara tadi di tripod yang ada di dashboard mobil, setelahnya ia menjalankan mobilnya meninggalkan area tersebut.

"Sudah mulai ada suara," ujar Gao masih menjalankan mobilnya sembari mendengarkan percakapan yang keluar dari ponselnya.

[Bagaimana rencanamu?]

"Itu suara Farhan, Kak," bisik Jia yang membuat Gao mengangguk.

[Jangan singkirkan Gao atau Jia, kita singkirkan Tuan Bram dan Papa dari Galih]

Jia dan Gao saling melempar pandangan yang membuat mereka tidak bereaksi apapun kecuali fokus mendengarkan.

[Maksudnya gimana Gilbert, Maksudnya nyingkirin Papa saya dan Papa Galih, siapa?]

[Papa Tiri saya, kamu tahu Galih itu adalah Gao, dia adalah saudara tiri saya, semenjak Ibu saya menikah dengan Papa Gao, saya memiliki akses ke perusahaan mereka, Aya sudah menyimpan dendam dengan Gao, pertama dia merebut cinta saya, dan kedua dia ingin merebut kekayaan keluarganya sendiri, tidak bisa saya biarkan, makanya Tujuh Tahun lalu, saya dan Ibu saya merencanakan pembunuhan terhadap Gao, tapi saya heran harusnya dia mati, tapi dia masih hidup dan hidup di keluarga kalian, tidak heran sih, soalnya yang mengeksekusi pembunuhan Gao dulu adalah Tuan Bram, jadi saya minta kamu nyingkirin Papa kamu]

"Hah! Om Bram?" Galih mengerem mendadak saat mendengarkan penuturan itu.

[Tapi kenapa harus Papa saya?]

[Kamu tuh Bodoh yah, Papa kamu tuh saksi kunci kalau saya dan Ibu saya yang merencanakan pembunuhan Gao, dan tampaknya dia kasian ke Gao, makanya dia gak bunuh dia dan malah dibuat amnesia, saya gak mau ada jejak apapun, lagian ini menguntungkan kan, kalau Papa kamu mati sebelum dia membagi perusahaan kalian, Galih atau Gao itu tidak akan mendapatkan bagian, jadi hanya kamu yang dapat, bagus kan?]

Jia dan Galih hanya bisa syok mendengarkannya rencana jahat Gilbert, sudah Tujuh Tahun dan Gilbert masih dengan sikap yang tidak segan-segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi jalannya.

[Tapi Papa Tiri kamu, kenapa dia harus disingkirkan juga]

[Yah karena kalau dia tahu Gao masih hidup, sia-sia dong saya nyingkirin Gao tujuh Tahun lalu]

[Oke saya setuju, jadi kapan kita mulai?]

[Malam ini, Papa kamu akan kita singkirkan malam ini, ini adalah racun yang bisa membunuh manusia dengan hitungan detik, kamu tahu kan harus melakukan apa?]

[Oke, akan saya lakukan]

[Baiklah, sampai ketemu besok, dan saya Tunggu kabar dari kamu]

Setelahnya tidak ada lagi percakapan yang keluar dari sana, hanya ada suara noise dari keadaan sekitar juga langkah kaki Gilbert yang tampaknya sudah meninggalkan tempat itu.

Jia meraih ponsel Galih kemudian menyimpan hasil rekaman sadap suara mereka untuk dijadikan bukti menyudutkan Gilbert dan Farhan suatu saat nanti.

"Benar-benar Gila Farhan, demi harta dia ingin membunuh Om Bram, Ayah kandung dia sendiri, anak itu masih waras atau gak sih?" ujar Galih menjalankan kembali mobilnya melaju di jalanan.

Jia hanya diam sejenak kemudian menatap Galih. "Dia udah buta sama harta Kak, kita harus selamatkan Tuan Bram, dia adalah satu-satunya saksi kunci dan aku belum mendapatkan jawaban kenapa dia tidak membunuh Kak Gao dulu."

Galih mengangguk, percakapan Gilbert dan Farhan benar-benar diluar nalar sehingga membuat mereka berdua syok dan tidak percaya ada manusia sejahat keduanya.

DOR!

Suara tembakan diiringi dengan olengnya mobil Galih membuat Galih dan Jia terkejut, Galih segera mengerem mobilnya yang berakibat mobil tersebut menabrak pembatas jalan dan berhenti.

"Ada apa, Kak?" tanya Jia pada Galih atas kejadian barusan.

PRANG!

Sebuah batu berbalut kertas memecahkan kaca jendela mobil Galih yang membuat mereka berdua kembali terkejut.

"Ada pesan kak!" Jia meraih batu tersebut dan membacanya. "Ternyata Kamu masih hidup, Gao, sudah siap menemui ajalmu lagi-"

Setelah membaca itu, Jia dan Gao hanya saling menukar pandangan, mereka berdua keluar dari mobil dan mendapati ban mobil mereka di tembak oleh seseorang.

"Gak mungkin Gilbert kan, dia kan masih ada di Resto tadi!" ujar Galih kepada sang istri.

Jia sependapat dengan hal itu, jika ada yang nekat melakukan ini tentunya itu Gilbert tapi Jia ingat sesuatu, ada yang menjadi dalang dari nekadnya Gilbert. "Ibu Tiri Kak Gao."

Galih mendelik ke arah Jia saat Jia mengatakan itu.

TBC

Nenek Lampirnya udah Dateng!

Halo Kak, sambil nunggu Novel ini update, jangan lupa mampir ke Novel Author yang lain yah.

TAWANAN HATI DADDY BOSS

Menceritakan Nanas, Gadis yatim piatu yang terjebak skandal dengan Boss-nya yang merupakan seorang penyuka sesama jenis! Mampukah Nanas merebut hati dan cinta suaminya?

Terpopuler

Comments

Yunia Afida

Yunia Afida

si dalang sesungguhnya udah muncul, nenek lampir mulai keluar

2023-08-21

0

Sky Blue

Sky Blue

D tunggu klanjutnny ya kax☺️☺️

2023-08-20

0

¢αнαуα мєηтαяι

¢αнαуα мєηтαяι

Gao & jia mesti berhati-hati jangan sampai kalah strategi dari musuh

2023-08-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!