BAB 02. Disaat Aku Sudah Belajar Ikhlas

Jangan Lupa Like sebelum membaca!

Like dari Kalian, sangatlah berharga!

"Kak Gao?"

Jia yang melihat sosok Pria Tujuh Tahun lalu yang dia rindukan itu langsung memeluk sosok itu yang membuat Pria itu langsung terkejut.

"Kak Gao masih hidup, aku percaya kalau Kak Gao masih hidup," bisik Jia kali ini yang membuat Pria itu merasakan sebuah sesuatu di kepalanya yang membuat dirinya langsung lemas.

"Kak? Kak Gao!" Pria yang Jia sebut dengan nama Gao itu langsung terduduk di lantai yang membuat beberapa karyawan restoran itu langsung mendatangi mereka berdua.

"Loh, Pak Galih-nya kenapa, Mbak?" tanya salah satu Karyawan yang membuat Jia mendelik sedikit.

"Galih?"

"Iya Mbak, ini namanya Pak Galih, dia pemilik restoran ini," jawab Karyawan itu yang membuat Jia terdiam. "Mbak kenal?"

"Sa-Saya."

Belum sempat Jia menjawab, seorang pria seusia Gao langsung datang kesana lalu menghampiri Jia dan Galih disana.

"Loh, Abang saya kenapa ini?"

"S-Saya, Gatau Mas, tadi tiba-tiba jatuh," jawab Jia yang membuat Pria itu langsung membopong Galih meninggalkan Jia menuju ruangan khusus dimana Galih biasa bekerja.

Jia terdiam, dia menatap sosok Galih yang dia anggap sebagai Gao menjauh pergi darinya, Jia berdiri dia berjalan lemas menuju tempat duduknya bersama Syifa dan Andro.

Air matanya jatuh disana, Andro dan Syifa langsung menatap Jia heran dan langsung bertanya.

"Loh, Jia kamu kenapa?" tanya Andro yang membuat Jia langsung menyandarkan kepalanya ke bahu Syifa yang ada di sampingnya.

"Syifa, Andro, tadi aku ketemu Kak Gao."

"HAH?"

"Iya, Tapi ternyata dia adalah Galih, pemilik Restoran ini, tapi aku yakin banget kalau itu adalah suami aku, getaran itu masih ada," jawab Jia yang membuat Syifa menatap Jia.

"Kamu yakin, Kak?"

"Yakin banget, Naluri istri gak pernah salah," jawab Jia yang membuat mereka semua terdiam, sebenarnya Andro dan Syifa sulit percaya karena kemungkinan Gao masih hidup saat ini adalah satu persen.

Dua Hari Kemudian.

"Dek, Kamu mau beli apa?" tanya Alea yang kini sedang bersama adiknya berada di sebuah Minimarket.

"Mau beli Es Krim," jawab Aston saat adik yang membuat Alea mengangguk.

Alea yang kini sudah berusia remaja, sudah bisa melakukan apa-apa sendiri, semenjak kepergian sang Ayah dia menjadi anak yang cerdas dan mandiri.

Aston kini sedang di pegang oleh Alea menuju freezer Es Krim yang ada di minimarket itu sebelum mata Aston menatap sebuah pemandangan dimana ada seorang anak dan ayah yang sedang belanja bersama.

"Ton, kamu mau rasa apa, Dek?" tanya Alea tapi tidak ada jawaban. "Ton?"

Alea menatap adiknya itu dan mencoba menatap lurus ke arah pandangan adiknya sehingga dia menatap pemandangan yang sama.

"Aston, sini dengerin kakak, kamu gausah mikirin yang gituan, kan sudah ada Kakak dan Mama," ujar Alea mengalihkan pandangan Aston ke arahnya.

"Tapi Kak, kok Papa kita gak pernah datang yah?"

"Kalau dia masih ingat sama kita, Papa pasti datang, kamu tunggu aja," jawab Alea berbohong karena kemungkinan besar hal itu terjadi adalah nol persen.

Setelah memilih Es Krim, Alea membawa Aston serta beberapa belanjaan miliknya yang lain ke kasir sebelumnya mata Alea kembali menatap sebuah pemandangan yang mengungkit masa lalunya..

"Papa?"

"Papa? Papa dimana kak," tanya Aston yang mendengar ucapan Alea.

Di hadapan mereka ada seorang Pria Dewasa yang sedang berbelanja yang membuat Aston langsung melepaskan genggaman tangan Alea dan berlari ke arah Pria itu.

"Papa!" ujar Aston saat dia memeluk Pria itu, Pria itu langsung menurunkan pandangan menatap anak usia Tujuh Tahun itu memeluknya. "Bener Papa!"

Aston sudah tahu wajah Gao karena Jia selalu memperlihatkan wajah Gao kepada Aston agar Aston bisa mengenal sosok Ayahnya.

"Dek, saya bukan Ayah kamu," jawab Pria itu. "Nama saya Galih, kamu siapa kenapa disini?"

DEG! Alea terdiam.

"Bohong, Papa itu Papa aku dan Kak Alea!" ujar Aston menunjuk Alea yang membuat Galih juga menatap Alea.

"Kamu salah orang sayang, Om ini bukan Ayah kamu, Om gak kenal sama Alea juga mungkin kalian salah orang."

DEG! Hati Alea hancur seketika, jika benar yang mengucapkan itu Gao, Alea akan benar-benar terluka.

"Tapikan, Om Papanya Aston," jawab Aston kembali.

Galih tidak menanggapi hal itu, ia memegang tangan Aston dan membawanya ke arah Alea. "Nama kamu siapa tadi, Alea yah? Ini adik kamu yah, mungkin kalian salah orang."

"Kak, Alea! Dia Papa kita kan?"

Alea terdiam, ia menatap wajah Pria di hadapannya itu kemudian berucap berat. "Dia bukan Papa kita, Papa kita udah meninggal."

Alea menggandeng tangan Aston menuju kasir meninggalkan Galih, entah kenapa walaupun Galih tahu ucapan itu tidak ditujukan untuknya tapi hatinya sakit saat mendengar Alea mengucapkan bahwa Ayah mereka sudah meninggal.

"Sepertinya saya pernah bertemu anak Gadis itu," batin Gao menatap Alea dan Aston.

"Mama!" Aston berlari ke arah Jia sembari menangis saat dia dan Alea sudah tiba di rumah.

"Loh, Alea, ini kenapa Aston kok nangis?" tanya Jia yang membuat Alea terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan ibunya.

"Tadi Aston, ketemu sama Papa, Ma tapi Papa gak ngenalin kita, Kakak juga jahat, dia bilang Papa itu bukan Papa kita," jawab Aston menjelaskan.

"Aston! Dia emang bukan Papa kita, Papa udah meninggal, kamu kenapa sih gak paham-paham," ujar Alea yang membuat Jia langsung mengelus kepala Aston.

"Udah yah sayang, kamu ke kamar dulu gih," Jia tersenyum kepada Aston yang membuat Aston memilih ke kamarnya meninggalkan Jia dan Alea disini.

Jia berdiri dari posisinya yang tadi menenangkan Aston, kini berhadapan dengan putrinya berusaha menatap putrinya itu.

"Alea, apa benar kamu ketemu sama Papa kamu?"

"Dia bukan Papa aku, Ma, dia bahkan gak kenal sama aku," jawab Alea yang membuat Jia terdiam. "Kalau dia gak kenal sama Aston, its oke dia kan gatau Aston lahirnya gimana, tapi aku anaknya, anak yang dia besarin, tapi dia malah gak kenal sama aku, udah aku bilang kan Ma, berhenti berharap kalau Papa bakal balik."

"Alea, kamu gak boleh gitu, siapa sih yang kalian temuin tadi?" tanya Jia kembali yang membuat Alea menghela napas panjang.

"Galih, Oke, memang wajahnya mirip Papa, entah kenapa aku ngerasa dia itu Papa yang hilang, aku udah berusaha Nerima dia kembali terlepas dari kejadian di Hari Ayah waktu itu, tapi dia gak kenal kan sama kita? Papa sengaja ngilang Ma, dia bukan Kecelakaan dia ngilang buat ninggalin kita!"

"Alea!"

"Aku lebih seneng kalau tahu Papa aku udah meninggal daripada masih hidup tapi dia gak ngenalin anak-anaknya," jawab Alea yang membuat Jia terdiam.

Alea berjalan menuju kamarnya meninggalkan Jia di ruang tamu, Jia terduduk di ruang tamu itu menatap fotonya bersama Gao.

Entah kenapa, dia menemukan sosok Gao pada diri Galih, tapi bahkan Galih sendiri pun tidak mengingatnya sebagai pasangan dan hanya orang asing.

Beberapa hari setelah kejadian itu, tidak banyak yang berubah dari keluarga mereka, hanya saja ikatan yang terjadi antara Jia dan Gao masih sangat kuat sehingga Jia berusaha meyakinkan hatinya kalau Gao masih hidup.

Jia kini tengah berada di butik, sedang menatap lurus hiruk pikuk pelayan dan pembeli sebelum akhirnya Aston datang dan berjalan ke arahnya dengan keadaan lemas.

"Mama?"

"Loh, Aston, kamu kenapa Nak?"

"Kepala aku, pusing."

Jia menjadi panik, dia mengecek badan Aston dan benar saja seluruh tubuh Aston saat ini sedang panas tinggi sehingga tak lama kemudian Aston terjatuh pingsan.

"Aston! Ya Allah Aston kamu kenapa?" Jia langsung mengangkat anaknya itu keluar dari butik menuju mobilnya. Saat sampai didalam mobil ternyata mobil Jia tidak bisa dinyalakan yang membuat Jia langsung membopong keluar Aston.

"Ya Allah, ini Taksi kemana sih!"

Jia menunggu Taksi dipinggir jalan, tapi bukannya Taksi, didepannya malah sebuah motor berjenis sport dengan pengendara berjaket coklat membuka helm-nya.

"Kak Gao?"

"Loh kamu, bukannya yang direstoran itu, hah iya saya Galih bukan Gao, dan ini anak kamu?" tanya Galih melihat Aston digendong oleh Jia. "Dia kenapa?"

"Panasnya tinggi, Kak."

"Yaudah bawa saja kesini, saya antar kamu ke rumah sakit!" ujar Galih yang membuat Jia langsung naik ke motor, Galih kemudian mengendarai motornya meninggalkan area butik milik Gao menuju rumah sakit.

TBC

Ayo Like!

Terpopuler

Comments

Sri Puryani

Sri Puryani

stlh ketemu direstoran kenapa gk dicr lg jia

2025-01-30

0

¢αнαуα мєηтαяι

¢αнαуα мєηтαяι

ikatan batin antara anak istri memang kuat sekalipun Gao amnesia

2023-08-10

0

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

darah lebih kental dr air jd lbh mengikat antara ank&ayah..

2023-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!