BAB 09. Kronologi Alur Cerita

"Kak, kalau Kakak gamau ngelakuin ini, kita bisa batalin kok," ujar Jia yang membuat Galih berbalik menatap Jia.

Galih menghela napas panjang kemudian terdiam sejenak, dia mengambil posisi duduk di samping Jia.

"Saya sadar, kalau kita tidak melakukan ini, nama kamu akan buruk disini, dan saya tidak mau itu terjadi, tapi saya boleh minta sesuatu?" jawab Galih yang membuat Jia menatapnya pelan.

"Apa kak?"

"Rahasiakan Pernikahan ini, saya tidak bermaksud apa-apa, kamu adalah Pengusaha yang cukup dikenal tentunya media akan meliput ini kalau sampai ketahuan ke publik dan saya, saya tidak mau itu terjadi, saya tidak mau direpotkan oleh media dalam pencarian keluarga asli saya," jelas Galih yang membuat Jia diam sejenak.

"Kenapa, Kak Galih yakin keluarga asli kak Galih masih ada?"

"Karena hati saya, mereka masih menunggu saya."

Jia terdiam kembali, dia menundukkan kepalanya, air mata jatuh dari sudut matanya yang membuat Galih menatapnya sejenak.

"Kamu menangis?" Galih meraih wajah Jia kemudian menangkupnya sebelum mengusap air mata Jia. "Its oke, saya tidak akan melepaskan semua ini begitu saja, kamu tenang aja, walaupun saya bertemu keluarga asli saya, saya akan tetap bersama kamu dan anak-anak kamu."

Kedua manik mata itu saling berpandangan yang membuat Jia menatap sudut mata Galih, tampak ketulusan disana, dia seperti melihat sosok Gao Tujuh Tahun lalu disana.

Keluarga yang kamu cari ada didepan mata kamu, Kak, batin Jia.

Setelah kejadian itu, tidak ada lagi percakapan diantara mereka sampai Tuan Bram yang sudah mendapatkan alamat rumah Jia datang kesana.

"Galih, kamu kenapa kok bisa dadakan begini?" ujar Tuan Bram yang membuat Galih menatap Pamannya itu.

"Panjang ceritanya, Om, cincin yang Galih pesan sudah ada kan?" jawab Galih.

Tuan Bram meraih saku jasnya kemudian memberikan kotak berisi dua pasang cincin untuk Galih dan Jia.

"Calon istri kamu, mana?"

"Ada, didalam, Om mau lihat?" jawab Galih yang membuat Tuan Bram mengangguk.

Tuan Bram dan Galih beranjak masuk menemui Jia yang sedang duduk di ruang tamu, awalnya Jia tidak memperlihatkan wajahnya sampai dia dan Tuan Bram saling bertatapan.

"Loh, Mbak?"

Mata Jia mendelik, dia masih ingat jelas dimana terakhir kali dia menemui Tuan Bram dahulu.

Mode Flashback: On

Tujuh Tahun Lalu.

Jia hari ini akan mengantar Alea ke sekolah, biasanya Alea akan diantar oleh Gao, tapi karena Gao tidak bisa mengantarnya akhirnya Jia yang mengantarnya.

"Lea, jangan nakal yah, belajar yang rajin, nanti jam sepuluh, Mama jemput lagi disini," ujar Jia pada Alea yang membuat Alea mengangguk.

"Kok bukan Papa, yang jemput, Ma?" tanya Alea yang membuat Jia mengusap kepala sang anak.

"Papa lagi sibuk, sayang, kamu masuk kesana dulu deh," jawab Jia yang membuat Alea mengangguk. "Sini, cium Mama dulu dong."

Alea mencium Pipi Jia, setelahnya Alea berlari masuk ke dalam kelasnya dimana Jia menatap kepergiannya.

Setelah melepas Alea, Jia berbalik badan ingin pergi dari sana sebelum dia terjatuh dan ditolong satpam yang di sekolah Alea.

"Waduh Mbak, Gapapa kan?"

"Gapapa Pak, Bapak satpam Baru yah? Saya baru lihat," jawab Jia yang membuat Pria itu tersenyum.

"Iya Mbak, saya satpam Baru disini nama saya Bram," jawab Satpam tersebut yang membuat Jia mengangguk.

Disaat itu, tiba-tiba saja Ponsel Pak Bram berdering yang membuat dia mengangkat telepon itu.

[Halo?]

[Istri saya Kritis? Waduh gimana yah Dok, saya belum ada uangnya]

[Akan, saya usahakan, Dok]

Setelah selesai menelepon, raut wajah Pak Bram mendadak kalut yang membuat Jia simpati.

"Ada apa, Pak?"

"Istri saya Mbak, dia ada penyakit jantung dan harus dipasang alat gitu, tapi uang saya belum terkumpul."

"Butuh biaya mahal yah, Bapak kerja disini gajinya kecil Pak, kenapa gak coba lamar ke perusahaan aja, pendidikan terakhir, Bapak apa?" tanya Jia.

"Saya dulu Kuiiah Mbak, sampai S1 jurusan Ekonomi tapi emang takdir yah Mbak, saya gini-gini aja," jelas Pak Bram yang membuat Jia mengangguk.

"Gini deh Pak, ini ada alamat kantor dari Suami saya, namanya Gao kesana aja bilang Bapak dikasih pekerjaan sama Jia, dan untuk operasi istri Bapak," Jia membuka tasnya dan mengeluarkan cek berupa nominal dana. "Ambil aja ini, semoga bisa membantu."

"Tapi Mbak, Ini, kebanyakan," ujar Pak Bram yang membuat Jia tersenyum.

"Tidak apa-apa, datang yah Pak, saya permisi dulu."

"Makasih Mbak, saya gak akan lupa kebaikan, Mbak!"

Mode Flashback: Off

"Om kenal sama, Jia?" tanya Galih yang membuat Tuan Bram gugup seketika.

Jia menatap Tuan Bram, dia berdiri kemudian menghampiri Tuan Bram yang membuat Tuan Bram menjadi gugup.

"Kenal kak, Tuan Bram ini Investor Butik aku," jawab Jia yang sudah jelas berbohong.

Tuan Bram menundukkan kepala, dia tidak berani berucap sepatah katapun sekarang yang membuat Galih mengangguk.

"Ternyata Tuan Bram, Omnya Kak Galih, gak nyangka yah dunia itu sempit."

"Iya yah, yaudah Jia kalau gitu saya kedepan dulu mau ngecek warga udah datang apa belum."

Galih melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Tuan Bram dan Jia disana, Tuan Bram hanya menghela napas kemudian menatap Jia.

"Sepertinya Tuan Bram, berhutang penjelasan kepada saya?" tanya Jia yang membuat Tuan Bram diam.

"M-Maksudnya, Mbak?"

"Saya gatau yah Tuan, saya cuma heran aja setelah kepergian Suami saya Gao tiba-tiba saja Mertua saya memberikan dua persen saham perusahaan kepada Tuan Bram, yang membuat Tuan Bram menjadi pengusaha sukses kan?"

"I-Iya, Mbak Jia."

"Saya jadi curiga, apakah kecelakaan suami saya faktor murni atau faktor disengaja?"

Disaat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba saja Galih datang bersama beberapa warga, Pak RT, Penghulu dan Wali Hakim yang membuat percakapan mereka Terhenti.

"Jia, yang lain sudah datang, kamu udah siap?" tanya Galih yang membuat Jia mengangguk.

Keduanya kemudian menuju ruang tengah dimana mereka akan melangsungkan akad nikah disana.

Kini semua sudah berkumpul dan saatnya Galih mengucapkan janji akad mereka berdua, Galih menjabat tangan Penghulu dan bersiap untuk ini.

"Saudara ALBIRRU GALIH TAMA bin ADRIANTAMA ASTRUP saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Saudari ADINA JIA CYARICH binti REZA DIRGANTARA ADINATA dengan Mas Kawin berupa xxx dan xxx dibayar TUNAI!"

"Saya Terima Nikah dan Kawinnya, ADINA JIA CYARICH binti REZA DIRGANTARA ADINATA dengan Mas Kawin berupa xxx dan  xxx dibayar TUNAI!"

"Bagaimana para SAKSI?"

Hening.

"SAH!" ujar mereka serempak yang membuat Jia dan Galih kini sudah sah menjadi suami istri.

"Selamat kalian sudah sah menjadi suami istri," ujar Penghulu yang membuat Jia dan Galih saling bertukar cincin.

Sementara itu Tuan Bram hanya diam sejenak, dia tidak bisa menkonotasikan perasaannya sekarang yang lumayan bimbang.

TBC

Wah makin seru nich! Like dan Komen untuk Dobel Update!

Cek Photoshot terbaru Jia dan Galih di ig author @autho21dz

Terpopuler

Comments

Sri Puryani

Sri Puryani

wah ...ternyata kecelakaan gao ada sabotase....seru

2025-02-01

0

Dyah Oktina

Dyah Oktina

kayak apa aja mau lihat!!!!mau ketemu gitu loh thor...🤭✌️✌️

2024-01-02

0

¢αнαуα мєηтαяι

¢αнαуα мєηтαяι

kalo iya pak Bram terlibat ko bisa setega itu ya padahal jia kan sudah pernah membantu nya

2023-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!