Kini Garret dan Jia sedang berada di rumah sakit, dimana Galih sedang ditangani oleh dokter yang bertugas disana, Jia tampak khawatir dan bingung mengenai kondisi Galih saat ini.
"Sebenarnya apa yang terjadi, kak?" tanya Garret menyerahkan handuk kecil kepada Jia karena kondisi Jia yang sudah basah kuyup.
Jia menghela napas panjang sejenak. "Kakak gak tahu Ret, ini semua berawal dari Kakak dan Abang kamu ketemu sama Gilbert, mungkin ingatan Kak Galih kembali sehingga dia merasakan ptd-nya, dan setelahnya kakak Gatau, tiba-tiba aja kakak udah bangun dan kami terjebak disana," jelas Jia yang membuat Garret mengusap kepalanya sejenak.
"Apa ini ulah Gilbert?" lanjut Garret menanyakan hal itu kepada Jia.
"Gak, bukan! Gilbert baru ketemu first time dengan kakak hari ini dan gak mungkin dia merencanakan ini secara dadakan, orang yang melakukan ini adalah orang yang punya kekuasaan dan tahu betul seluk beluk seisi kantor ini!" jawab Jia yang membuat Garret langsung mengangkat alis, mereka kemudian saling melempar pandangan.
"Farhan!" ujar Jia dan Garret bersamaan saat isi kepala mereka sama saat mengetahui siapa tersangka utama kejadian ini.
Disaat mereka berdua sedang memikirkan hal itu, tak lama kemudian Tuan Bram bersama Farhan datang ke rumah sakit itu untuk mengetahui keadaan Galih.
"Garret, Mbak Jia, kondisi dari Galih bagaimana?" tanya Tuan Bram yang cemas berbeda dengan Farhan yang merasa tidak peduli.
"Dia sedang ditangani oleh dokter, Om," jawab Garret yang membuat Tuan Bram mengangguk lemas.
"Kenapa ini bisa terjadi, siapa yang melakukan ini kepada kalian?"
Garret menatap Farhan tajam. "Kata kak Jia sih dia gatau Om, tapi harusnya yang melakukan ini adalah orang yang tidak menginginkan keberadaan kami disini."
"Maksudnya?"
"Nanti Om bakal tahu, mungkin ini yang pertama dan akan ada yang kedua, ketiga dan seterusnya," ujar Garret pelan.
Farhan mengangkat kepala, dia menatap Garret tajam kemudian menatap Garret pelan.
"Kamu ngapain natap saya begitu, kamu gak berpikir bahwa saya yang melakukan ini kan?" tanya Farhan dengan tatapan tajam.
"Loh, saya gak bilang begitu, kenapa jadi kamu yang merasa, atau jangan-jangan kamu yang melakukan itu?"
"Cih!"
"Sudah! Ini rumah sakit, jangan menganggu pasien!" Tuan Bram berdiri dan menengahi keduanya.
Setelah mengucapkan itu, tidak ada lagi percakapan diantara mereka, kecuali tatapan tajam dari Garret dan Jia kepada Farhan, seolah mengetahui maksud dari Garret dan Jia, Farhan memilih berdiri dari duduknya dan beranjak dari sana.
"Farhan, kamu mau kemana?" tanya Tuan Bram yang membuat Farhan melanjutkan langkahnya tanpa menoleh.
"Cari angin Pa, Gerah disini!" jawab Farhan berangsur-angsur pergi dari sana.
Jia dan Garret saling melempar pandangan sekali lagi kemudian berdiri dan menatap langkah Farhan yang menjauh.
"Om, titip kak Galih dulu yah, aku sama Kak Jia kayaknya harus keluar dulu, soalnya kak Jia harus ganti baju soalnya Mbak Jia juga kondisinya basah begini," ujar Garret pada Tuan Bram. "Kalau ada apa-apa langsung telepon aja yah, Om."
"Iya, Ret!"
Garret dan Jia berjalan pergi menyusul Farhan dimana Farhan tampak berjalan di koridor sembari menelepon seseorang.
[Gilbert! Mereka sudah tahu kalau saya pelakunya, ini tidak bisa dibiarkan, mereka pasti akan cari bukti]
[Yaudah kamu hilangkan saja buktinya]
[Gimana caranya?]
[Bodoh! Pembersih yang kamu suruh itu kamu bunuh saja, jika dia tidak, maka tidak ada saksi mata lain selain dia kan, pantas kamu kalah, pemikiran kamu begini]
[Bunuh?]
[Kenapa, kamu berani mencoba membunuh Jia dan Galih, yasudah bunuh saja pembersih itu dan buang mayatnya supaya tidak ada barang bukti!]
[Oke!]
Setelah mengatakan itu, sambungan telepon tertutup bersamaan dengan Garret yang langsung meraih pundak Farhan dan membuat Farhan berbalik.
BUGH!
Satu Bogeman mentah dari Garret mendarat tepat di wajah Farhan yang membuat Farhan jatuh ke lantai Koridor rumah sakit!
"Sini kamu!" Garret menarik kemeja Farhan kemudian menyeret Farhan ke area halaman rumah sakit, sesampainya disana Garret langsung menyudutkannya ke tembok. "Benar kan! Kamu yang merencanakan pembunuhan kepada Bang Galih dan Kak Jia."
"Jangan menuduh sembarangan yah!"
BUGH!
Garret kembali membogem wajah Farhan. "Gausah berkilah kamu, saya udah denger tadi, siapa partner kamu hah! Gilbert? Cuma kamu yang tidak ingin Bang Galih hidup, sudah menjadi rahasia umum kebencian kamu!"
"Kalau memang iya kenapa!"
"Emang iblis kamu yah! Kok ada manusia yang sifatnya melebihi setan kayak kamu!" Garret hendak membogem Farhan lagi tapi Jia menghentikannya.
"Sudah Ret! Dengarkan aku Farhan, ini adalah peringatan pertama dariku, jangan pernah main-main dengan keluargaku, atau kamu akan menyesal, sebelum kamu, aku sudah menemui musuh yang lebih berbahaya," ujar Jia menempelkan ponsel milik Farhan yang terjatuh tadi ke dada Farhan. "Ayo Ret!"
Garret dan Jia berjalan pergi dari sana, setelah cukup jauh dari sana mereka berdua berhenti dan saling menatap.
"Gimana kak, sudah?"
"Sudah, kakak sudah menautkan link yang kamu kasih tadi ke ponsel Farhan, jadi kita bisa memantau dan meretas percakapan pentingnya dan dari sini kita bisa memata-matai Gilbert juga," jawab Jia yang membuat Garret tersenyum.
Kring!
Suara ponsel yang berdering dari saku Garret membuat Garret kemudian mengangkat telepon itu.
[Halo, Om Bram]
[Galih sudah sadar, Tapi-]
[Dia bilang kalau nama dia Gao, bukan Galih]
[Hah?]
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
¢αнαуα мєηтαяι
syukurlah ingatan Gao akhirnya kembali pulih
2023-08-16
0
Siti Zuriah
akhir nya ingatan gao kembali siap" kau farhan dan gilbert akan mendapatkn balasan nya
2023-08-16
0
Ainisha_Shanti
Alhamdulillah... akhirnya ingatan gao kembali pulih.
2023-08-15
0