Garret kini tengah mengutak-atik, laptop yang ada di hadapannya berusaha mencari informasi tentang Jia yang akhir-akhir ini dekat dengan Galih, disaat dia tengah mengecek info-info tersebut dia menemukan biodata dari Jia.
Disana tertulis kalau Jia adalah seorang Pengusaha yang cukup terkenal, dia memiliki seorang suami yang terlibat kecelakaan Tujuh Tahun lalu dan kabarnya sang suami tidak terkenal.
"Gao Adinata Dreantama?" Garret berusaha browsing info tentang sosok bernama Gao ini, tapi sayangnya semua info tentangnya di hapus oleh media atas permintaan Ayah dari Gao. "Gao sudah dinyatakan meninggal semenjak tidak ditemukan saat hanyut di sungai xxx."
"Tujuh Tahun lalu?"
Garret menutup laptop, dia tidak menemukan info apapun tentang sosok Gao, Ayah dari Gao memiliki kekuatan besar meminta pihak media menutup rapat kasus kecelakaan ini atas dasar menghormati pihak keluarga.
"Tapi, kalau aku gabisa tahu siapa sosok Gao ini, aku gak bakal bisa lanjut pencarian," ujar Garret bicara sendiri.
Garret meraih ponsel dan mulai mencari tahu tentang alamat dari kediaman Jia, sampai dia mendapatkan info yang membuat Garret memiliki rencana.
"Kasih tahu, Bang Galih gak yah?" Garret tampak menimbang-nimbang tentang hal ini karena dia tahu pasti Galih sangat tidak bisa mengingat masa lalunya karena itu akan menganggu pikirannya.
Mode Flashback: On
Jia yang melihat sosok Pria Tujuh Tahun lalu yang dia rindukan itu langsung memeluk sosok itu yang membuat Pria itu langsung terkejut.
"Kak Gao masih hidup, aku percaya kalau Kak Gao masih hidup," bisik Jia kali ini yang membuat Pria itu merasakan sebuah sesuatu di kepalanya yang membuat dirinya langsung lemas.
"Kak? Kak Gao!" Pria yang Jia sebut dengan nama Gao itu langsung terduduk di lantai yang membuat beberapa karyawan restoran itu langsung mendatangi mereka berdua.
"Loh, Pak Galih-nya kenapa, Mbak?" tanya salah satu Karyawan yang membuat Jia mendelik sedikit.
"Galih?"
"Iya Mbak, ini namanya Pak Galih, dia pemilik restoran ini," jawab Karyawan itu yang membuat Jia terdiam. "Mbak kenal?"
"Sa-Saya."
Belum sempat Jia menjawab, seorang pria seusia Gao langsung datang kesana lalu menghampiri Jia dan Galih disana.
"Loh, Abang saya kenapa ini?"
"S-Saya, Gatau Mas, tadi tiba-tiba jatuh," jawab Jia yang membuat Pria itu langsung membopong Galih meninggalkan Jia menuju ruangan khusus dimana Galih biasa bekerja.
Sesampainya di ruangan kerja Galih, Pria itu langsung menidurkan Galih di sofa dan mengambil minyak kayu putih yang ia oleskan ke nadi Galih sampai dia tersadar.
"Garret? Loh, Abang kenapa?" tanya Galih saat tersadar dan melihat Garret dihadapannya.
"Lah, kok nanya balik, harusnya aku yang nanya, ini kenapa kok bisa pingsan," jawab Garret yang membuat Galih mengusap pelipisnya sendiri.
"Abang gatau, Abang kata keingat masa lalu Abang, sampai akhirnya Abang pingsan, tapi tadi Abang ketemu sama wanita yang ngebuat Abang jadi- ah udahlah lupakan."
"Kata Dokter, Bang Galih belum bisa ingat-ingat apapun, harus bertahap nanti berdampak ke kesehatan," jelas Garret duduk di samping Galih. "Setelah Ayah dan Ibu Angkat kita meninggal, Garret udah gak punya siapa-siapa selain, Bang Galih."
Galih menatap Garret kemudian menepuk pundak adiknya itu. "Kan masih ada Bang Galih, kamu akan tetap menjadi adik Bang Galih."
Mode Flashback: Off
"Jangan deh, Gausah ngasih tahu, Bang Galih, nanti yang ada Bang Galih drop lagi," jawab Garret pada dirinya sendiri.
Garret beranjak mengambil kunci motornya dan berjalan keluar dari rumah menuju motornya, ia menjalankan motor itu menuju kediaman Jia, dimana dia akan memulai penelusuran disana.
Tak lama kemudian, Garret sudah tiba di kediaman Jia, tampak kosong karena memang Jia ada di rumah sakit dan Alea sudah menyusul kesana, Garret tampak mengintip sesuatu kesana, sampai akhirnya dia nekat memanjat pagar untuk bisa masuk ke dalam.
Untung saja daerah sekitar sedang sepi jadi Garret bisa leluasa walaupun dia gak punya basic maling tapi aksi kucing-kucingan dirinya membuat dia bangga sendiri.
"Mulai darimana yah?" Garret tampak mengintip masuk melalui jendela dan tidak menemukan ide apapun.
BUGH!
"Argh!" Garret memegang pundaknya dan membalikkan badan dimana dia menemukan sosok Syifa disana. "Kamu ngapain sih?"
"Kamu tuh yang ngapain, mau maling yah, ini kan rumah Kak Jia, kamu maiing kan!" jawab Syifa yang membuat Garret mendelik.
"Enak aja Maling, gak ada harga dirinya banget," Garret melipat kedua tangannya.
"Ah bodo amat! Maling! Tolong ada Maling!"
Garret yang panik langsung berjalan mendekati Syifa. "Eh Diam!"
"Maling! Tolong Ma-"
Kini Garret sudah membungkam mulut Syifa kemudian membawa Syifa ke belakang rumah dan menenangkannya disana.
"Diam gak!"
"Mmsjsjj," jawab Syifa tidak jelas karena muiutnya dibungkam.
Sementara itu, Galih kini tengah mengendarai motornya dan sudah tiba di rumah sakit, dia membawa beberapa hadiah untuk Aston, tapi saat dia hendak memarkirkan motornya, dia melihat Alea yang tengah menyebrang jalan dan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke arahnya.
"Hei! Awas!" teriak Galih berlari ke arah Alea dan langsung mendorong Alea sehingga mereka berdua kini terjatuh ke tepi jalan dan selamat. "Kamu, gapapa, mana yang luka?"
Alea terdiam, dia masih shock dan kini menatap wajah Galih di hadapannya, dia tidak menjawab, dan hendak berdiri tapi dia kembali terjatuh karena kedua lututnya kini terluka akibat jatuh.
"Lutut kamu berdarah, saya obatin dulu, yah."
"Gak perlu Om, apa peduli Om sama aku," jawab Alea kembali berdiri tapi tetap tidak bisa.
Galih tidak menjawab, dia memaksa untuk memapah Alea ke seberang jalan menuju kursi yang ada didepan rumah sakit walaupun Alea sedikit menolak.
"Kamu tunggu disini dulu yah," Galih beranjak menuju ke dalam rumah sakit meminta beberapa obat-obatan untuk Alea, setelah mendapatkan apa yang dia perlukan dia kembali lagi ke tempat Alea.
"Aku bisa sendiri kok," jawab Alea yang tidak direspon oleh Galih.
Galih membuka obat-obatan cair dan meneteskannya ke kapas dan mulai membersihkan luka-luka Alea, Alea sedikit meringis yang membuat Galih mengangkat kepala menatapnya.
"Sakit yah?"
Alea tidak menjawab.
"Tahan yah, Anak Ayah kan hebat," jawab Galih reflek yang tidak di sadari tapi Alea menyadari itu. "Nah sudah beres."
Kini kedua luka di lutut Alea sudah terbungkus perban, yang membuat Galih berdiri tapi Alea masih diam.
"Luka Om, gimana?"
Galih menatap tangannya dan banyak luka gores disana yang membuat Galih diam sejenak. "Ah gapapa, ini luka kecil."
"Aku obatin yah, Om."
"Boleh," jawab Galih duduk di samping Alea sementara Alea mulai mengobati Galih tapi disaat dia melakukan itu tiba-tiba air mata Alea jatuh yang membuat Galih mendelik. "Kamu nangis, masih sakit yah?"
Alea menggelengkan kepalanya pelan. "Aku lagi inget Ayah aku aja."
"Ayah kamu?"
"Iya, aku gatau Ayah aku kenapa, dia udah iupa sama aku, Om, aku rasanya sakit hati banget tapi ada kalanya aku benar-benar rindu sama Ayah, kadang aku mikir kapan lagi aku bisa main sama Ayah, Tujuh Tahun aku dibesarin Ayah tapi Ayah malah pergi gitu aja," jelas Alea. "Tapi aku ngerasain sosok Ayah aku ada pada Om Galih, persis banget."
Galih mendelik, dia menatap Alea kemudian mengusap kepalanya. "Mungkin Ayah kamu lupa sama kamu karena ada alasannya tapi kamu harus ingat, sebuah ikatan dan takdir adalah dua hal yang berbeda tipis sekuat apapun takdir memisahkan kalian, ikatan itulah yang akan membuat kalian kuat."
"A-aku boleh peluk, Om Galih gak?"
"Anggap saya saja Papa kamu."
Alea beranjak memeluk Galih, dia menangis di pelukan Galih yang membuat Galih mengelus kepala Alea.
"Aku benci sama Ayah, tapi aku rindu pelukan Ayah, andai Om Galih adalah Ayahku yang hilang, aku bakal ngerasa sangat berdosa," batin Alea.
•
•
•
TBC
Bawang ;(
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
¢αнαуα мєηтαяι
yang sabar ya Alea, berdoa saja semoga papa Gao cepet pulih ingatan nya
2023-08-10
0
Teh Yen
ah ikutan mewek bacanya , sebenci"nya alea pada Gao ttp.doa masih sayang banget sama ayahnya hiks 🥺
2023-07-28
0
Defi
Al sabar ya, itu Galih sebenarnya adalah Gao ayahmu hilang ingatan
2023-07-27
0