Setelah melakukan percakapan via chat dengan Garret, akhirnya Mobil yang dikendarai oleh Galih sudah tiba di kantor ASTRUP GROUP, setelah memarkirkan mobil mereka, Jia dan Galih kemudian keluar dan berjalan masuk ke dalam kantor.
"Masih ada malu juga yah, berani-beraninya datang kesini!" ujar Farhan berjalan ke hadapan mereka berdua yang membuat Galih hanya menghela napas pelan.
"Saya gamau ribut Farhan, menyingkir dari hadapan saya," jawab Galih yang membuat Farhan hanya menyulam senyum sinis.
Farhan mengangkat gelas berisi minuman miliknya kemudian dengan sengaja menumpahkan minuman itu kepada Galih. "Kalau saya gak mau gimana?"
Galih bergerak mundur karena disiram, yang membuat Jia segera meraih suaminya itu. "Kak Galih, gapapa kan?"
"Farhan! Kamu kenapa sih selalu cari masalah sama saya! Mau kamu apa!" Galih bergerak maju kepada Farhan yang membuat Jia langsung menahan tangan suaminya. "Jangan pikir selama ini saya diam aja, kamu berhak menindas saya."
"Harusnya kamu sadar diri, darimana kamu berasal, kamu gak cocok berada disini, mending kamu ngurusin restoran kampung kamu!" ujar Farhan yang membuat Galih benar-benar tersulut emosi.
"Jangan ucapan kamu, yah!"
Galih hendak meraih kerah kemeja Farhan, tapi Jia melarangnya dan menggelengkan kepalanya. "Udah kak, gausah diladenin, disini banyak dewan dan rekan bisnis Tuan Bram, kasian nanti kalau kita bikin keributan, mending kita bawa jas kamu buat di bersihin ke Dry Clean kantor."
Jia menarik tangan Galih untuk berjalan meninggalkan Farhan, sementara Farhan hanya tersenyum sinis kepada mereka berdua.
"Ku akan pastikan kalau kalian gak bakal bisa hadir di rapat dewan itu," ujar Farhan berjalan meninggalkan tempat itu.
Sementara itu Jia dan Galih kini berjalan di koridor menuju kamar mandi untuk membersihkan kemeja Galih.
"Mas!" Jia memanggil Cleaning service yang kebetulan lewat disana. "Ini Jas suami saya, tolong bawa ke Dry Clean yah."
"Baik Bu, setelah selesai dibersihkan, saya bakal kasih ke Bu lagi," jawab Cleaning Service itu membawa jas Galih menuju Dry Clean yang memang ada di kantor itu.
Jia dan Galih kemudian melanjutkan langkah mereka ke kamar mandi, jika dilihat waktu sebelum rapat masih sekitar empat puluh menitan jadi masih ada waktu untuk mengatasi ini.
Kini Jia dan Galih berada di wastafel kamar mandi, Jia menyalakan keran air kemudian mulai membersihkan kemeja Galih dengan cara membasuh titik nodanya.
"Kakak kalau kesal sama Farhan gausah diladenin, orang kayak dia, makin diladenin makin jadi, kita harus bisa main cantik dengan dia karena jika kita balas dengan otot, kita bakal kejebak sama dia," ujar Jia yang membuat Galih mengangguk sejenak. "Nah, ini kemejanya udah bersih tinggal nunggu kering di badan aja, kita nungguin rapatnya di area food kantor aja yuk, soalnya masih empat puluh menit lagi."
Jia hendak berjalan pergi sebelum Galih menariknya kemudian yang membuat Jia langsung membalikkan badannya menatap Galih. "Makasih yah, maaf saya ngerepotin kamu."
Kedua manik mata itu kini sudah saling beradu yang membuat Jia segera mengendalikan dirinya dan melepaskan diri dari posisi tadi. "Gapapa kak, yaudah ayok kita pergi."
Galih mengangguk, mereka berdua kemudian berjalan keluar dari kamar mandi, sampai di ambang pintu mereka berpapasan dengan orang yang menjadi Tersangka Utama cerita ini.
"Jia? Loh Gao! Kamu masih hidup!?"
Jia menelan ludah, orang yang ada dihadapannya ini adalah orang berbahaya. "Gilbert."
"Oh, Aku dapat Fakta baru loh, jadi Gao masih hidup?"
"Dia bukan Gao!" jawab Jia menarik tangan Galih meninggalkan Gilbert, dia harus meminimalisir percakapan diantara mereka.
"Kamu gak bisa bohong, dilihat bagaimanapun dia adalah Gao, bagaimana bisa kamu selamat dari kecelakaan itu, pantes yah kamu ngilang," ujar Gilbert yang membuat Galih merasa mengingat sesuatu.
Galih merasakan kepalanya seperti ditusuk-tusuk, mana kala ingatan itu perlahan muncul, Galih seolah diberikan gambaran cerita tentang kecelakaan tapi visual yang ada dikepalanya hanyalah putih polos.
Sakit dikepala Galih membuat Galih langsung berlutut dilantai dengan memegangi kepalanya.
"Kak! Kak Galih!" Jia yang panik langsung merangkul Galih kemudian membawa Galih pergi dari sana.
Sementara itu Gilbert hanya tersenyum pelan kemudian meraih ponselnya. "Mama harus tahu soal ini."
Galih dan Jia kini berada di koridor sepi, Galih tidak bisa menahan lagi, dia terduduk dengan bersandar ditembok karena kepala sakit.
"Kak! Liat aku!" Jia langsung menangku wajah suaminya dan memaksa Galih untuk fokus menatapnya. "Kak! Liat aku, kakak jangan inget-inget itu lagi, Kakak bukan Gao, Gao itu orang lain."
Galih membuka matanya dan menatap wajah Jia, Jia menggelengkan kepalanya berusaha memberikan kesadaran kepada Galih sampai tak sadar Galih mendekatkan wajahnya kepada Jia dan membuat pasangan suami istri itu berciuman di koridor sepi.
Jia membuka mata kaget, dia tidak bisa menolak, cukup lama mereka melakukan itu, Galih perlahan-lahan lemas dan tidak sadarkan diri.
"Separah inilah, jika Kak Galih berusaha mengingat ingatannya?"
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
¢αнαуα мєηтαяι
dengan bantuan jia perlahan-lahan Galih pasti bisa mengingat semua nya
2023-08-14
0
Yunia Afida
ingatan gao mulai pulih
2023-08-11
0
Yunia Afida
gilbert dan mamanya, otw tahu gao masih hidup, kayaknya masalah otw datang ni,
2023-08-11
0