"Pak Galih," ujar salah satu pembantu yang ada di dalam mansion tersebut memanggil nama Galih.
"Kenapa Mbak?"
"Dipanggil Tuan Bram, ditunggu di ruangannya katanya, sama Bu Jia juga." jawab pembantu tersebut yang membuat Galih mengangguk.
"Aston, Papa pergi dulu yah, kamu kalau mau main-main, main aja gausah takut," ujar Galih berdiri. "Jia, ayok."
"Alea kamu jagain Aston dulu yah," jawab Jia kemudian berjalan menyusul Galih menuju ruangan milik Tuan Bram.
Sesampainya di dalam ruangan itu, sudah ada Farhan yang juga berada disana, sehingga Jia dan Galih hanya berjalan masuk ke dalam sana.
"Lambat sekali kamu! Emangnya kamu siapa sampai bikin kami harus nunggu kayak begini!" ujar Farhan yang tidak dijawab oleh Galih.
"Farhan!" Tuan Bram meminta anaknya itu diam kemudian mengeluarkan sebuah kertas dari dalam lacinya. "Maksud saya membawa kalian semua kesini karena saya akan memberikan sebuah keterangan baru untuk ASTRUP GROUP!"
"Saya selaku pemilik ASTRUP GROUP akan melepas GROUP itu kepada Pewaris saya dan dengan ini saya membagi kedua saham GROUP ini kepada Dua Orang, yaitu Galih dan Farhan!"
Farhan berdiri dan menatap dalam Tuan Bram. "Kok gitu, aku kan anak satu-satunya sedangkan dia, dia aja gapunya hubungan keluarga sama kita!"
"Farhan! Tidak boleh ada penolakan!" ujar Tuan Bram sehingga membuat mereka semua diam.
"Gak Pa! Emang ini kan niat kamu!" Farhan menunjuk Galih. "Dasar mata duitan!"
"Cukup yah Farhan!" Galih berdiri dari duduknya. "Cukup kamu menghina saya, saya tidak pernah meminta untuk datang kesini, dan saya tidak pernah tertarik dengan harta kamu!"
"Halah!"
"GALIH! FARHAN! Sudah, tidak ada penolakan, hari ini jam dua siang kalian datang ke kantor untuk rapat dewan!" ujar Tuan Bram berdiri dari duduknya.
"GA! Aku gak akan datang!" jelas Farhan berjalan keluar dari sana tapi sebelum Farhan meninggalkan ruangan itu Tuan Bram mengucapkan sebuah kalimat yang membuat Farhan diam.
"Oke! Sekalian keluar dari rumah ini, biar semua bisnis dipegang oleh Galih aja semua, dan kamu boleh keluar dari rumah ini tanpa membawa aset apapun dari Papa!" ancam Tuan Bram yang membuat Farhan menarik napas memburu.
"Oke! Aku akan datang!" jawab Farhan berjalan dengan kesal keluar dari ruangan tersebut.
"Galih, bisa kamu keluar sebentar, saya ingin bicara sesuatu dengan Mbak Jia," ujar Tuan Bram yang membuat Galih berjalan meninggalkan istri dan Pamannya diruangan itu.
Setelah memastikan Galih pergi, Tuan Bram berjalan ke arah Jia. "Mbak, mengenai pertanyaan Mbak Jia kemarin, saya sama sekali tidak tahu apa-apa."
"Gak masuk akal," jawab Jia kemudian membuat Tuan Bram diam. "Bagaimana bisa suami saya Gao, hadir di keluarga anda dengan nama Galih tanpa sangkut paut anda."
"Saya tidak bisa mengatakannya sekarang Mbak, tapi tujuan saya memberikan saham perusahaan kepada Galih adalah agar Mbak Jia bisa membantu Galih sadar dan mengingat masa lalunya, karena jika Galih kembali ke dunia kantoran, ancaman sebenarnya akan datang."
"Maksudnya?"
"Banyak yang tidak menginginkan Galih, untuk hidup Mbak," jawab Tuan Bram. "Saya tidak bisa cerita sekarang tentang latar belakang itu, saya gak mau nyawa keluarga saya terancam, saya harap Mbak Jia bisa memecahkan hal ini sendiri."
"Demi kebahagiaan sepihak, Tuan Bram, mengorbankan kebahagiaan orang lain? Kenapa tidak jujur saja?"
"Saya gak bisa, Mbak."
"Oke, kalau begitu, setidaknya saya tahu bahwa suami saya dalam bahaya dan saya tahu bahwa orang yang pernah saya tolong menusuk saya dari belakang!"
•
•
•
"Gimana, penampilan saya?" tanya Galih yang membuat Jia merapihkan dasi Galih sejenak. "Makasih yah."
"Sama-sama kak, mau berangkat sekarang, baru jam satu sih, mungkin satu jam lagi, tapi katanya para Dewan sudah harus standby di lokasi sejam lebih awal."
"Kalau begitu, kita berangkat sekarang aja," jawab Galih yang membuat Jia mengangguk.
Galih dan Jia berjalan menuju halaman rumah dan masuk ke dalam mobil milik Galih, setelah masuk, Galih langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah menuju kantor ASTRUP GROUP.
Ping!
Sebuah pesan masuk ke ponsel Jia yang membuat Jia membuka pesan itu. "Dari Garret?"
[Kak Jia, katanya hari ini ada rapat dewan yah di ASTRUP GROUP?]
[Iya.]
[Kak Jia harus hati-hati, disana ada Gilbert.]
[Kamu tahu, Gilbert?]
[Tahu Kak, dari penyelidikan yang aku lakukan Gilbert itu adalah saudara tiri Kak Galih yang sebenarnya karena Ibu Gilbert menikah dengan Ayah kandung Kak Galih, kalau sampai Gilbert tahu Kak Galih atau kak Gao ini masih hidup, dia akan dalam bahaya, tapi kalau sampai ketemu juga, usahakan gak ada kontak dengan dia.]
[Kamu mikirin, apa yang kakak pikirin gak sih? Gilbert hadir dalam rapat dewan itu mungkin sebagai Presiden Direktur ANTAMA GROUP kan, kan ASTRUP GROUP itu adalah saham yang dulunya milik ANTAMA GROUP dan kamu tahu siapa pemilik dan presiden direktur ANTAMA GROUP dulu? Pemiliknya adalah mertua dan presiden direkturnya adalah Kak Gao, suami aku.]
[Ah! I see! Hadirnya saudara tiri Kak Galih sebagai Presiden Direktur yang menggantikan posisi kak Galih semakin memperkuat bukti bahwa kecelakaan itu adalah disengaja dan tersangka utama kita adalah Ibu Tiri dan Saudara Tiri kak Galih, tapi kak mengenai Om Bram, kata kakak dia ada sangkut pautnya dengan kecelakaan ini.]
Jia terdiam membaca chat dari Garret, isi pikiran mereka sekarang sama, ancaman yang disebutkan Tuan Bram benar-benar terjadi yang membuat Jia hanya bisa menghela napas sejenak.
[Tuan Bram gamau jujur, dia hanya bilang bahwa akan ada ancaman diluaran sana, saya tidak tahu keterlibatan macam apa yang ada diantara mereka, setidaknya kita sudah mendapatkan benang cerita kasus ini.]
•
•
•
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sri Puryani
mulai kelihatan sdkt nih ....jgn" ibu tiri gao & gilbret sengaja melenyapkan gao utk menguasai harta papa gao , dgn minta tlg om bram
2025-02-01
0
Arwondo Arni
kenapa Jia tdk minta bantuan sdr2nya kl Kel kecilnya dlm bahaya
2023-10-29
0
¢αнαуα мєηтαяι
semoga semuanya cepat terungkap
2023-08-14
0