Rencana Pembatalan Pertunangan

"Aku pulang." Bella yang tengah menjahit segera menghampiri sang Putri. Namun ia langsung menjauh ketika mencium bau racun dari tubuh putrinya itu.

"Sayang, bau racun ini?-" Lily tersenyum pada Ibunya. Gadis itu segera memanggil Noi untuk membantunya pergi menuju kamar.

Bella menatap tajam Zack yang menunduk. Aura wanita itu terasa mengintimidasi.

"Jelaskan semuanya, Ksatria Zack."

...----------------...

"Nona, kenapa bisa begini?" Noi menangis melihat tangan nonanya yang sedikit melepuh. Lily tersenyum kecil, berusaha menenangkan pelayan pribadinya ini. Kepalanya menjadi sedikit pusing akibat efek racun itu. Awalnya ia memang mengira kalau teh itu tidak mengenai bagian tubuhnya, tapi dugaannya salah. Tangannya ternyata terkena sedikit cipratan teh panas.

Setelah selesai membersihkan diri dan menganti gaunnya, Lily memilih duduk di ranjang miliknya sedangkan Noi segera mengambil kotak obat di bawah. Sembari menunggu, Lily mengambil kotak berisi Kalung ia dapatkan semalam. Entah dorongan darimana, Lily segera mengalungkan kalung itu di lehernya. Ia menatap bandul kalung yang kini terpasang di lehernya. Kecil namun indah. Sesaat setelahnya, cahaya menyilaukan membungkus tubuh Lily, membuat iris biru cerahnya perlahan memejam dan tumbuhnya ambruk ke atas ranjang.

...----------------...

"Lama tidak bertemu, Lily." Sapaan dari Shiki membuat mata Lily seketika terbuka. Rambut peraknya berkibar terbawa angin. Ia kali ini berada di Padang Lily biru yang menjadi alam bawah sadarnya itu.

Lily menoleh ke samping, Shiki telah berada disebelahnya sambil tersenyum. Raut wajahnya tampak tenang seperti sebelumnya, rambut hitam sebahunya juga masih sama. Yang berbeda hanya pakaian yang dikenakan Shiki saat ini. Lelaki itu menggunakan Hakama* berwarna putih dengan bawahan hitam serta jubah panjang berwarna perak yang membungkus tubuhnya sebagai luaran. Jujur saja, kali ini dia terlihat sangat agung dan tampan secara bersamaan.

"Ini- benar-benar dirimu, Shiki?" Tanya Lily yang terkejut dengan perubahan penampilan Shiki yang terlalu tiba-tiba. Si empu hanya mengangguk sambil tersenyum lembut. Lelaki itu menarik tangan Lily dengan lembut dan mengajaknya untuk duduk di rerumputan.

Mereka berdua terdiam beberapa saat sambil memandangi Padang Lily biru yang lebat. Warnanya sangat cantik, baunya semerbak.

"Bagaimana kehidupanmu belakangan ini, Lily? Atau harus aku panggilkan Liana?" Tanya Shiki kepada gadis di sebelahnya. Surai perak gadis itu kembali dipermainkan oleh angin nakal, membuat helaian perak itu terbang.

"Lily saja. Aku sudah menerima kehidupanku sepenuhnya sebagai Liliana. Semua berjalan dengan baik, ya walaupun aku sempat babak belur saat melawan iblis." Ungkap Lily sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Keduanya tertawa bersamaan, memecah suasana hening. Jujur saja, Lily sedikit senang saat Shiki mulai mau menunjukan lebih banyak ekspresinya karena bagi gadis itu, Shiki adalah Kakak yang berharga.

"Hah, ya begitulah. Setidaknya kamu masih hidup bukan? Kamu juga berhasil mengalahkannya, itu adalah pencapaian yang baik." Seperti sebuah kebiasaan, Shiki mengusap lembut pucuk kepala Lily, membuat gadis itu memejamkan mata karena merasa nyaman.

Shiki lantas kembali menatap kedepan, Tatapannya kembali menjadi setenang air danau. "Berarti sudah saatnya." Ucap Shiki. Lily menoleh dengan cepat, dahinya mengerut bingung.

Shiki hanya membalas dengan senyuman lembut. "Kamu akan segera tahu, sekarang kamu harus bangun, Lily." Seketika seluruh pandangan gadis itu menjadi gelap. Matanya mulai terbuka. Gadis itu menemukan Noi serta Sang Ibu yang tengah tertidur bersandar di sisi ranjangnya. Tak lama setelahnya Bella perlahan membuka mata. Irisnya membulat ketika melihat Lily tengah tersenyum ke arahnya.

"Yaampun sayang! Samuel!" Bella mulai heboh dan memanggil Samuel kesana kemari. Noi ikut terbangun dan segera menghampiri nonanya.

"Nona, syukurlah! Anda tidak sadar selama dua hari, kami sangat khawatir. Tuan Arsean bahkan hampir membunuh Zack jika saja Nyonya Bella tidak mencegahnya." Lily tentu saja terkejut. Ia berusaha untuk bangkit dan bersandar di kepala ranjang.

"Aish, Ayah agak berlebihan sepertinya, padahal kalau tidak ada Kak Zack, aku pasti sudah pingsan di jalanan." Rutuk Lily. Gadis itu meminum air yang diberikan oleh Noi. Sesaat setelahnya, Samuel, Arsean dan Bella masuk ke kamar itu. Lelaki yang berstatus sebagai Paman kandung Lily itu segera memeriksa sang keponakan. Dia menghela napas lega.

"Kondisinya sudah stabil, hanya saja ini cukup aneh. Racun di tubuhnya menghilang secara misterius, padahal jenis racun yang digunakan termasuk cukup kuat untuk membunuh seorang manusia dalam sehari." Ucap Samuel. Lily tercenung, ia memegang kalung yang menggantung di Lehernya.

Apa cahaya itu ada hubungannya dengan racun yang hilang di tubuhku? Batin Lily bertanya-tanya.

"Apa yang kamu pegang, Lily?" Bella memerhatikan gerakan tangan Lily yang seperti mengelus sesuatu di dekat lehernya. Lily bingung, jelas-jelas ia mengelus bandul kalung miliknya. Baru saja ia ingin memberi tahu sang ibu, sebuah suara misterius terdengar di kepala Lily dan mencegahnya.

"Jangan beritahu, Gadis ramalan. Siapapun tidak akan bisa melihat kalung ini, karena kalung ini hanya milikmu. Dia akan bersamamu sampai mati, tak akan bisa lepas bahkan jika kau memotongnya dengan pedang paling tajam sekalipun."

Lily kaget sekaligus takut. Ia buru-buru menggaruk lehernya. "Tidak ibu, hanya saja, aku merasa kalau salah satu perhiasan yang aku pakai sepertinya hilang diperjalanan, pantas saja terasa kosong." Jawab Lily dengan nada yang cukup meyakinkan. Bella menghela napas dan segera memeluk putrinya.

"Terakhir kali kamu seperti ini 2 tahun lalu, ibu kira situasi berbahaya semacam ini tidak akan terjadi lagi. Maafkan ibu yang memaksamu untuk pergi ke pesta minum teh itu." Lily menepuk-nepuk pelan punggung sang ibu. Lily terkekeh ketika merasakan sebuah lengan lain melingkar di pinggangnya dan juga sang Ibu, Ayahnya juga ingin pelukan sepertinya.

"Ayah akan memberikan pelajaran pada Anak Elgran itu, dia harus tahu bahwa keluarga Althair bukanlah keluarga yang bisa mereka ajak bermain-main." Tutur Arsean dengan nada yang terdengar lebih dingin daripada biasanya, ada sedikit kemarahan di sana.

Ketiganya lantas melepas pelukan mereka.

"Juga, Ayah tidak akan mengabulkan keinginan kamu untuk bertunangan dengan Matheus, ayah tidak peduli hubungan Centraxia dengan Southaxia akan memburuk nantinya. Kalau mereka tidak bisa memperlakukan putriku dengan benar, aku tidak akan segan untuk meratakan kerajaan milik Heaven itu." Sungut Arsean yang dibalas anggukan Bella. Lily tersenyum kikuk, ternyata ayahnya itu masih menganggap dia menyukai Matheus.

"Aku tidak masalah, Ayah. Toh aku juga memang sudah lama ingin membicarakan ini denganmu." Ucap Lily dengan nada santai.

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Noi yang membawa nampan berisi sup daging kesukaan Lily. Gadis itu berbinar menatap makanan yang asapnya masih mengepul. Gadis itu segera menaruh nampan itu di meja. Bella dan Arsean masih bergeming, mereka masih larut akan pikiran masing-masing.

Lily menatap keduanya dengan tatapan heran. "Ayah, Ibu, Kalian baik-baik saja?" kalimat itu mampu menyentak keduanya dari lamunan asumsi. Bella mengusap pelan rambut putrinya.

"Kami baik-baik saja, hanya saja kami masih terkejut karena kamu menyetujui pembatalan rencana pertunangan ini, secara kamu itu cinta mati dengannya." Ucap Bella yang lebih terdengar seperti meledek. Lily mendengus sebal, membuat kedua orangtuanya terkekeh. Mereka lantas membiarkan Lily istirahat dan keluar menyusul Samuel yang sudah hilang entah kemana.

"Saya juga pamit ya, Nona." Lily tersenyum dan mengangguk. Sekarang ia sendiri di dalam kamar.

"Sebenarnya, siapa pemilik suara yang kudengar di kepalaku?"

...----------------...

Hakama * : Pakaian yang digunakan samurai jepang pada zaman dahulu

Terpopuler

Comments

Jasmine Flow

Jasmine Flow

masih blm up ya thor

2023-08-06

0

Jasmine Flow

Jasmine Flow

lanjut thor...menarik sekali nih...

2023-08-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!