Kembali Sebagai Antagonis

Iris sebiru langit itu berkedip pelan, mencoba beradaptasi dengan cahaya memaksa matanya untuk terbuka. Sesaat setelahnya, penglihatannya menjadi jelas. Ia bisa melihat seorang gadis tengah menangis haru (?) di samping ranjang yang ia tempati sekarang.

"Nona! Syukurlah!" Liana bisa merasakan rasa syukur di setiap untaian kata yang keluar dari gadis itu.

Liana mencoba untuk berdiri namun seluruh tubuhnya terasa kaku seperti telah lama tidak digerakkan. Gadis di sebelahnya dengan sigap membantunya untuk bersandar di ranjang. Tangannya dengan gesit memberikan segelas air, seolah tahu bahwa dirinya tengah kehausan.

"Terima kasih." ucap Liana. Mata beriris kelabu itu melebar. Liana mengerutkan dahinya, apakah ada yang salah?

"Mengapa kamu terkejut?" tanya Liana dengan intonasi khasnya, datar. Gadis itu tersentak, ia menggeleng ribut.

"Ti-tidak nona, hanya saja ini pertama kalinya anda mengucapkan terima kasih pada saya." Alis Liana terangkat sebelah. Sesaat tubuhnya membeku karena teringat sesuatu. Gadis itu meraba wajahnya lalu memegang rambutnya yang semula berwarna segelap malam kini berubah menjadi perak, persis seperti rambut salah satu karakter anime favoritnya.

Ia sadar, semua yang ia alami bukan mimpi. Mulai dari jatuh ke jurang dan berakhir mati, lalu pertemuannya dengan Shiki serta nasehat yang lelaki itu berikan padanya. Ia mengingat semuanya. Tanpa disangka, ratusan bahkan ribuan memori memasuki otaknya, berputar seperti sebuah film menyakitkan sekaligus menyiksa. Liana mencengkram rambutnya dengan erat, gadis itu mencoba menyalurkan rasa sakitnya.

"Nona, Nona! Apa yang anda lakukan?!" Gadis itu mencoba melepas cengkraman erat Liana, namun sayangnya itu sia-sia. Pada akhirnya gadis itu berlari keluar kamar untuk memanggil bala bantuan, ia tidak ingin nona-nya terluka lagi.

Liana memejamkan matanya, ia melihat seluruh ingatan pemilik tubuh sebelumnya. Tepat ketika bayangan penusukan kepada pemilik asli tubuh ini diperlihatkan, gadis itu langsung menjerit tertahan dan pingsan seketika.

...----------------...

"Putriku baik-baik saja kan, Samuel?" Wanita dengan rambut hitam itu menatap khawatir sang putri yang kini kembali tertidur. Pria di hadapannya tersenyum.

"Keponakanku baik-baik saja kak, dia telah melewati masa kritisnya. Dia hanya memerlukan waktu istirahat lebih banyak dan usahakan untuk membuatnya tidak beraktivitas berlebihan." Ucap Pria dengan rambut serupa. Sedangkan di seberang ranjang, seorang pria berambut perak dengan mata birunya yang tajam menatap gadis yang kini tengah berbaring itu dengan tatapan datar, walaupun ada secercah ke khawatiran dimatanya.

Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar, menampilkan seorang pemuda berambut perak yang terengah-engah, sepertinya ia berlari dengan kecepatan maksimal.

"Lily sudah sadar, Ayah? Ibu?" Wanita itu merentangkan tangannya, memberi isyarat agar sang anak masuk ke pelukannya. Pemuda itu tanpa ragu segera memeluk wanita paling berharga di hidupnya itu.

"Adikmu selamat Atlas, adikmu baik-baik saja." Pemuda bernama Atlas itu memeluk erat Ibunya, menyalurkan rasa leganya atas kondisi sang adik. Iris hitam wanita itu mengarah ke Sang suami, Arsean. Ia tersenyum haru yang juga dibalas senyuman tipis oleh suaminya itu.

Lenguhan terdengar dari arah Liana, membuat empat pasang mata itu memusatkan seluruh atensinya ke arah si gadis.

"Ada yang sakit, Lily? Kamu perlu sesuatu?" gadis itu menatap keempat orang di depannya. Ia mencoba menggali ingatan Liliana, gadis pemilik asli tubuh yang sekarang ia tempati.

Pria berambut perak itu adalah ayah gadis ini, Grand Duke, Arsean Xavierus De Althair. Pemuda berambut serupa itu Kakak Liliana, Atlas Zeverion De Althair. Batin Liana sambil menatap bergantian dua orang bersurai perak itu secara bergantian. Tatapan matanya lantas beralih ke wanita dan pria bersurai hitam.

Wanita bersurai hitam dengan iris hitam itu adalah Arabella Queenza De Althair, Ibu dari Liliana dan lelaki bersurai serupa ini adalah paman Liliana, Samuel Elevian De Orion. Seorang Penyihir menara. Gadis itu menatap keduanya bergantian. Diam-diam gadis itu menghela napas lelah menghadapi keadaan yang ia alami. Tanpa ia sadari, semua gerak-geriknya terlihat oleh Sang Ayah.

Arabella- Bella memeluk putrinya dengan erat, wanita itu kini menangis bahagia sambil sesekali mengucap syukur. Liana yang kini namanya Liliana atau Lily itu memeluk Ibunya tidak kalah erat. Entah sudah berapa lama ia tidak merasakan pelukan sehangat ini dari sosok seorang ibu. Tanpa bisa ditahan, air mata keluar dari iris indahnya. Bella melepaskan pelukannya lantas mengusap rambut putrinya yang kian memanjang.

"Lily! Kakak merindukanmu!" Kini giliran Atlas yang memeluknya tidak kalah erat. Lily hanya menepuk pelan punggung Kakaknya itu sambil berusaha mengambil napas sebanyak-banyaknya.

"Ka-kak, ini sesak-" Atlas segera melepas pelukannya membuat Lily dengan leluasa mengambil napasnya. Pemuda itu terkekeh gemas melihat pipi adiknya yang memerah.

Kini tatapan Lily terarah ke arah sang ayah yang juga sedang menatapnya. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung, entah apa yang ayahnya pikirkan. Tiba-tiba tangan pria itu mengangkat tubuh sang putri ke dalam gendongannya. Pria itu memeluk putrinya dengan lembut sambil menepuk-nepuk punggung itu pelan, seolah tubuh Lily adalah kaca super rapuh yang kapan saja bisa pecah.

"Syukurlah." Satu kata penuh makna terucap dari mulut Arsean. Lily tersenyum mendengar gumaman Ayahnya itu. Suasana yang tadinya tegang kini berubah menjadi lebih hangat.

Samuel tersenyum melihat keluarga kakaknya yang dipenuhi kehangatan setelah sekian lama, pria itu lantas berjalan ke arah Arsean. Ia menepuk-nepuk pelan kepala sang keponakan sambil sesekali mencubit pipinya. Lily yang merasa sedikit terganggu menggembungkan pipinya kesal.

"Hei keponakan paman yang cantik, istirahat yang banyak ya. Kamu masih masa pemulihan, jangan macam-macam dulu, Janji?" Samuel menyodorkan janji kelingkingnya tepat di depan gadis kecil itu. Lily awalnya diam, namun tak lama setelahnya, gadis itu akhirnya menautkan jari kelingkingnya yang mungil dengan kelingking sang paman.

"Janji!" Ujar Lily dengan semangat, membuat seisi ruangan tertawa melihat tingkahnya yang menggemaskan.

Lily lantas kembali menatap ayahnya. Seolah melakukan telepati, Arsean mengangguk. Pria itu menurunkan dan kembali menaruh putrinya di atas ranjang dengan hati-hati.

Biasa, ayah posesif.

"Emm, Ayah, Ibu, Paman dan Kakak, Lily ingin tidur." Ucap gadis itu dengan malu-malu membuat Atlas yang berada tepat di sebelahnya tidak tahan untuk mencubit pipi adiknya. Bella tertawa sambil menghampiri putrinya. Wanita itu lantas mencium kening sang putri dan menepuk pucuk kepalanya.

"Dimengerti, mimpi indah sayang." ucap Bella dengan lembut. Ia sebenarnya tidak rela, tapi mengingat putrinya memang baru sadar, wanita itu tampaknya memang harus memberikan waktu sendiri bagi putrinya.

Cup

Sebuah Ciuman mendarat di pipi Lily, membuat gadis itu merona seketika. Irisnya menatap sang kakak dengan kesal.

"Jangan marah ya cantik, kakak hanya mencium pipimu loh~" Ucapan Atlas hanya dibalas oleh dengusan kesal dari Lily, membuat Atlas tertawa puas.

Arsean tidak mau kalah, ia lantas mencium dahi serta kedua pipi putri bungsunya itu dengan lembut. "Istirahat yang cukup." begitu kira-kira katanya. Mereka berempat lantas keluar dari kamar Lily membuat gadis itu seketika bisa bernapas lega.

Gadis itu mencoba turun dari ranjangnya menuju meja rias sekaligus meja belajar yang berada dekat walk in closet. ia melihat pantulan wajahnya di kaca. Rambut yang berwarna perak, mata berwarna biru cerah. Tidak salah lagi, dia memang bertransmigrasi ke tubuh Antagonis dari Novel 'Rea With The Five Prince', Liliana Iliosa De Althair. Salah satu tokoh dengan akhir paling tragis di novel.

Terpopuler

Comments

Shinn Asuka

Shinn Asuka

Sempat lupa waktu sampai lupa mandi, duh padahal butuh banget idung dipapah😂

2023-07-24

2

Cata_UchihaUzumaki

Cata_UchihaUzumaki

Mantap jiwaa!

2023-07-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!