Insiden Berdarah

Menurut penuturan Arsean, Grand Duke Althair sekaligus ayahnya, membuat Lily mendapatkan banyak informasi terkait insiden besar di Mansion Althair yang kerap diingat sebagai 'Insiden Berdarah'. Hal ini karena ada begitu banyak korban yang jatuh. Mulai dari pelayan, para ksatria, bahkan salah satu anggota keluarga inti.

Kalian tidak salah membaca, ada satu anggota keluarga Inti yang ikut menjadi korban, yaitu Arthur Saluvian De Althair, saudara kembar dari Atlas sekaligus Putra pertama keluarga Althair.

Fakta baru yang mengejutkan, sekaligus menyakitkan untuk Lily. Gadis itu tidak bisa membayangkan apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Para pelayan dan Ksatria yang dibantai, kakaknya yang entah masih hidup atau sudah mati. Hal itu pasti cukup untuk mengguncang jiwa Liliana. Kali ini Lily sedikit paham Alasan mengapa Liliana agak membenci orangtuanya terutama kedua sang ayah.

"Ayah tidak tahu perihal ingatanmu yang bermasalah. Tapi mungkin, sikapmu selama ini karena kelalaian ayah yang gagal melindungi Arthur dari Thymós, Iblis nomor tiga. Melihat ibumu terluka membuat ayah lepas penjagaan dari kalian semua, dan Arthur menjadi benteng yang melindungi kalian saat itu. Maaf karena datang terlambat, maaf karena membuat kakak kalian pergi."

Lily yang kini berada di bawah pohon sendirian merenungi perkataan ayahnya setengah jam lalu. Matanya perlahan berembun, tertutupi air matanya yang siap tumpah kapan saja. Tangannya terkepal erat mengingat siapa sosok yang menyebabkan keretakan hubungannya dan sang ayah juga penyebab kakaknya menghilang.

Thymós. Orang-orang mengenalnya dengan 'kemarahan', si nomor 3. Dia terkenal dengan teknik beladiri sekaligus teknik iblisnya. Dari informasi yang ada di novel, Thymós nantinya akan dibunuh oleh Atlas. Iblis ini menjadi menjadi salah satu dari 4 iblis berbahaya yang dimiliki Sang Raja iblis yang tidak akan Lily sebut namanya. Gadis itu terlalu muak dengan tokoh menyebalkan yang sialnya terlalu kuat itu.

Suhu disekitar Lily seketika mendingin akibat kemarahannya yang tidak teredam yang juga tanpa sadar mengaktifkan elemen es miliknya. Perlahan gadis itu menahan mengatur napasnya agar lebih tenang. Beberapa saat kemudian, suhu disekitar kembali seperti semula. Lily lantas berdiri, gadis itu kembali berjalan menuju ke tengah lapangan.

Partikel es mulai merambat dari tangan Lily, membentuk sebuah replika pedang es yang kokoh sekaligus tajam. Para ksatria yang sedang beristirahat di pinggir lapangan merinding ketika merasakan Aura Nona mereka yang menusuk dan sangat dingin sekaligus menakutkan.

Lily mulai mengayunkan Pedangnya dengan gesit, membayangkan sosok iblis di hadapannya. Gadis itu mengayunkan pedangnya seolah sedang menari, namun kuda-kudanya tetap kuat. Partikel es yang bergesekan di udara mengikuti setiap gerakan Lily, menimbulkan badai es kecil, namun cukup mematikan jika mengenai lawan. Lily terus menggerakkan pedangnya dengan lincah, gerakannya kali ini lebih ganas dan mematikan.

"IBLIS!!" Teriak seorang Ksatria di sisi lain mansion. Lily yang memiliki pendengaran sekaligus penciuman yang cukup tajam itu segera berlari sekencang mungkin menuju arah suara ksatria itu, tepatnya kebun bunga miliknya.

Sialan, tau saja kalau ayah sedang pergi. Batin Lily yang kini hampir sampai ke kebunnya. Dari kejauhan gadis itu segera mengayunkan pedang miliknya dan memfokuskan penglihatannya untuk melihat benang kehidupan dari iblis itu.

Ketemu! Lily segara melesat, sedetik kemudian, Lily langsung melancarkan serangan tebasan beruntun ke arah si Iblis. Mahluk itu tentu tak tinggal diam, ia mengeluarkan puluhan tangan-tangan menjijikkan yang bersiap untuk mematahkan anggota tubuh para manusia. Lily tentu saja dapat menghindari serangan itu walaupun sedikit kesulitan.

BRAK!!!

Karena lengah, sebuah lengah berhasil memukul Lily dan membuatnya terbentur menabrak sebuah pohon yang berdekatan dengan hamparan mawar. Lily memuntahkan seteguk darah, gadis itu terlentang sambil menahan sakit. Perlahan dia bangkit dan menatap tajam iblis di hadapannya itu.

"HAHAHAHA GADIS LEMAH! TUNGGU SAJA, SETELAH MEMAKANNYA, KAU YANG AKAN KU HABISI!" Iblis itu segera meraih salah satu pelayan dan mencekik pelayan itu hingga mulutnya terbuka lebar. Setelahnya, sebuah cahaya keluar dari mulut itu diiringi dengan kejang-kejang. Mata pelayan itu melotot, kemudian cahaya itu masuk ke dalam tubuh si iblis. Pelayan tadi seketika melemas dan akhirnya menutup matanya.

Lily tidak mempedulikan kondisinya, gadis itu langsung melesat dan menebaskan pedangnya tepat ke tangan-tangan iblis yang masih mencengkram leher si pelayan itu. Alhasil, lengan si iblis terputus, membuat si empu tentu saja geram. Iblis itu mulai mengeluarkan kembali lebih banyak tangan dan mengejar tubuh Lily yang bergerak lincah menghindarinya. Gadis itu tengah mencari waktu paling tepat untuk memotong benang kehidupan si iblis.

"Iblis keparat! Kau pikir kau kuat dengan membunuh manusia yang tidak bersalah?! Ku pastikan untuk memenggal kepalamu sekarang!" Lily berseru marah, setelah kehilangan kesempatan untuk memutus benang itu karena lengah, gadis itu kembali memfokuskan penglihatannya. Sebuah benang berwarna merah terlihat, Lily tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia segera melompat dan memutar bilah pedangnya lalu menebas benang itu. Sedetik setelahnya, dengan bantuan lengan-lengan panjang itu, Lily segera melompat dan menebaskan pedangnya secara horizontal ke arah kepala sini iblis.

Mata iblis itu melebar ketika melihat kepalanya terputus dari tubuhnya. Lily mendarat dengan mulus. Matanya kini menatap kepala iblis yang perlahan meluruh menjadi jadi cairan hitam menjijikan. Gadis itu mengangkat tangannya lurus ke arah badan iblis yang juga mulai meluruh.

"Kematianmu tidak akan semudah itu, bajingan." ucapnya. Secara bersamaan, ribuan partikel es mulai menusuk tubuh itu dan masuk kedalamnya.

"Teknik es : Jarum Es Neraka" Iblis itu berteriak kesakitan, mencoba menggerak-gerakan kepalanya untuk menghalau rasa sakit yang menyiksanya. Jarum es milik Lily terus mengobrak-abrik sel iblis hingga mahluk menjijikkan itu sepenuhnya menjadi cairan hitam yang berbau busuk. Lily menatap pelayan yang kini sudah terbujur kaku karena jiwanya telah di ambil. Gadis itu menundukkan kepalanya, menyembunyikan air mata yang mulai menetes.

"Semoga kamu tenang di surga." Lily menggenggam tangan si pelayan. Walaupun tidak terlalu akrab, gadis itu masih sangat menghormati dan menghargai para pelayan maupun ksatria yang telah melayani mereka selama ini. Lily juga menatap beberapa ksatria yang juga telah mati lebih dulu sebelum ia tiba disini.

Kini ia menyadari bahwa adegan action yang sering ia baca di novel-novel yang biasanya memacu adrenalin kini terasa cukup mengerikan. Melihat secara langsung korban yang bergelimpangan seperti ini, membuat Lily mengutuk habis-habisan seluruh iblis yang ada di dunia ini. Ia berjanji akan segera menghabisi si biang masalah sekaligus akar dari segala permasalahan ini. Sosok yang menjadi pimpinan para iblis tingkat atas, maupun iblis biasa. Sosok yang menjadi vilian utama di novel ini, sekaligus tokoh sialan yang menjadi majikan Thymós. Hakai Lucafier, Si 'Kehancuran'

"Ku pastikan kau mati di tanganku nantinya, Hakai Lucafier." Tanpa ia sadari, sebuah tanda terukir di punggung tangan kanannya. Sebuah tanda yang akan membawanya ke sebuah petualangan penuh misteri kedepannya.

Terpopuler

Comments

Jasmine Flow

Jasmine Flow

kpn thor updatenya...knp lama bgt sih...

2023-08-01

0

Jasmine Flow

Jasmine Flow

mantap thor ...lanjutkan

2023-07-29

0

Edana

Edana

Cerita ini keren banget, susah move on!

2023-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!