Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua

"Ra_ra," ucap Anita lirih seraya terbata-bata.

Tatapan Rara menghunus tajam padanya. Bak seekor banteng yang akan menyeruduknya. Lalu Anita pun dengan cepat mengubah mimik wajahnya.

"Silahkan masuk Ra," ucap Anita seraya tersenyum tanpa dosa.

Ia berusaha menetralkan degup jantungnya. Berbagai pertanyaan hinggap di benaknya. Dikarenakan Rara masih dalam posisi diam membisu dan melangkah masuk ke dalam unitnya setelah ia persilahkan.

Apakah Rara sudah mengetahui perselingkuhannya dengan Pram atau belum?

Apa kedatangan Rara saat ini hanya suatu kebetulan semata ?

"Silahkan duduk, Ra. Aku buatkan minum dulu," ucap Anita dengan tak tahu malu masih berbasa-basi.

"Tak perlu. Aku ke sini bukan untuk minum atau makan. Dasar jall - laang!" sarkas Rara dengan kedua tangan bersedekap di d@_da. Memandang sahabat yang sudah ia anggap mati dan menjadi musuh bebuyutannya mulai detik ini juga.

"Apa! Haha... kamu bilang aku jall - laang? Dasar wanita samppah enggak berguna! Mandul saja belaaggu!" balas Anita seraya tersenyum meremehkan Rara.

"Brengsek! Kamu sengaja mau merebut suamiku, hah! Apa kamu semiskin itu sampai enggak bisa membayar laki-laki lain buat menghangatkan ranjangmu yang dingin? Jika memang tak ada uang, aku rela memberikan uangku untuk membayar banyak lelaki agar mereka mau membuka kakinya untukmu. Dasar benalu tak tahu diri!" maki Rara.

PLAKK !!

Sebuah tamparan pannas cap lima jari mendarat di pipi kiri Rara dari tangan Anita.

"Jaga mulut kamu. Dasar wanita jelek! Ngaca sana siapa kamu sekarang dan siapa aku. Kamu wanita miskin, jelek tapi tak tahu diri hanya karena Pram masih membiarkanmu bertahan di sisinya hingga saat ini. Untuk apa coba? Tentunya hanya jadi ba_bu di rumah ibunya. Haha... sungguh kasihan sekali dirimu, Ra. Hidup bertahun-tahun cuma jadi ka-cuung!" ucap Anita menghina Rara seraya tertawa keras.

PLAKK !!

Sebuah tamparan panas cap lima jari mendarat di pipi kiri Anita dari tangan Rara. Bahkan Rara maju lalu menjammbak rambut Anita hingga wanita selingkuhan suaminya ini mendongak dan menahan sakit.

"Lepaskan aku wanita mandul!" pekik Anita.

"Kamu sebagai sahabatku tak lupa kan bahwa aku pemegang sabuk hitam. Mematahkan kaki dan tanganmu hingga koma pun bisa kulakukan saat ini juga jika aku mau. Tapi aku tak akan melakukan hal itu pada lawan yang tak sepadan denganku," bisik Rara seraya melepaskan jambbakkannya pada rambut Anita. Lalu Rara dorong tubuh Anita hingga jatuh tersungkur.

"Auu_chhh..." keluh Anita yang tubuhnya terjatuh membentur lantai. Beruntung perutnya tak mengenai lantai sebab masih tertahan tangannya.

"Dasar wanita sii allan! Jika sampai kenapa-kenapa dengan kandunganku, akan kubuat perhitungan denganmu hingga Mas Pram mendepakmu secara kasar dan tak terhormat!" umpat Anita.

"Silahkan saja. Aku menantikan hal itu dengan senang hati. Jangan sampai berbalik padamu. Justru Mas Pram yang mendepakmu ke jalanan. Dasar pe_la_ cuuurrr!" maki Rara dengan geram.

"Sialan!" batin Anita berang melihat Rara yang tak gentar menghadapinya. Walaupun sudah ia caci maki dan rendahkan sedemikian rupa.

Anita pun bangkit lalu berdiri di hadapan Rara sambil memegangi perutnya. Senyum smirknya muncul seketika.

"Kamu kenapa begitu marah padaku, sahabatku? Apa kamu iri padaku, karena Mas Pram lebih mencintaiku daripada kamu atau karena saat ini aku berhasil mengandung b3nnih suamimu yang tercinta," sindir Anita seraya tersenyum devil melihat raut wajah Rara berubah saat tangan Anita menggeluuss-3luuss perutnya.

"Aku baru tahu kalau sahabatku ini yang lalu diceraikan mantan suaminya bukan meminta cerai seperti yang disampaikan padaku lima tahun lalu. Sahabat yang datang mengemis, terlunta-lunta di bawah kakiku, meminta pekerjaan karena tak diberi sepeserpun harta oleh mantan suaminya. Ternyata sahabatku itu istri sekaligus menantu tak tahu diuntung. Justru rela menjadi WC umum untuk mertuanya sendiri atau mungkin bisa juga saat itu banyak milik laki-laki lain yang memasukinya juga. Oh... sungguh menjijikkan."

"Diam kamu, Ra! Selama ini kamu selalu unggul dari aku baik karir dan cinta. Kini roda sudah berputar. Kamu yang berada di bawahku. Jadi nikmati saja bagaimana rasanya hidup di bawah kaki orang lain. Wahai sahabatku yang cantik. Ups... maaf aku salah sebut. Sahabatku yang sudah jelek bin gendut gak karuan. Haha... dasar bo-dooh!" sarkas Anita seraya tertawa mengejek Rara.

"Kamu pasti yang sengaja membuat tubuhku berubah jadi seperti ini," cicit Rara dengan suara tertahan menahan amarah mengingat terapi hormon palsu yang sempat ia jalani beberapa tahun silam. Ternyata semua itu sudah direncanakan oleh Anita.

"Akhirnya otakmu bekerja juga dengan pintar dan baik. Ya, memang benar terapi hormon itu langkah awalku untuk membuatmu gendut dan jelek agar Mas Pram tidak suka dan semakin jijik melihatmu. Dan ternyata rencanaku berhasil. Kamu tidak mau memberikan aku ucapan selamat, Ra."

"Oh, selamat atas kelicikanmu yang telah berhasil menipuku. Satu hal yang perlu kamu tahu. Mulai detik ini jangan pernah memanggilku sahabat. Kata itu sungguh muak aku mendengarnya keluar dari bibir wanita ko-torrr sepertimu! Camkan itu baik-baik. Jangan sampai aku mendengarnya kembali atau bisa aku robek mulutmu itu. Dasar pecuundanng!" hardik Rara seraya melangkah pergi menuju pintu apartemen Anita.

Saat tangannya memegang gagang pintu, Rara berhenti sejenak lalu menoleh kembali ke belakang pada Anita yang masih berdiri di tempatnya seperti semula.

"Satu hal lagi, jangan sampai kamu lupa untuk berterima kasih padaku. Sebab karena uangku, Mas Pram bisa membelikanmu apartemen mewah ini. Tetap pertahankan performamu di atas ranjang untuk memuuasskannya. Karena jika servicemu menurun alias kendor, suatu saat kamu akan jadi g3mbeell yang membuka tanganmu ke atas melebihi kepalamu sendiri hanya untuk meminta-minta sedekah pada orang-orang di jalanan. Dan jika saat itu aku melihatmu. Tetap berpura-puralah seolah kamu tak mengenalku. Bahkan jika perlu lari sejauh mungkin. Karena aku tak sudi memberi uang recehku untuk orang sepertimu. Walau hanya seratus perak sekalipun!"

Brakk !!

Pintu kamar apartemen Anita pun dibanting Rara dengan keras dan tertutup. Rara berlari seraya meneteskan air mata dan pergi meninggalkan area apartemen Anita.

Sedangkan di dalam, Anita mengepalkan tangannya. Ia merasa tak terima dengan hinaan Rara lantas ia menghubungi kontak Pram dengan segera.

"Lihat saja Ra, kamu akan ditendang malam ini juga sama Mas Pram. Dasar wanita manduull!" umpat Anita dengan geram seraya menekan tombol ponselnya.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

kaaaan

2024-03-06

2

Ani Ani

Ani Ani

apa pergi lah neraka itu

2024-02-08

1

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

ternyata dia ini wanita manja juga ya , dikit-dikit ngadu ke Pram hanya karena sudah kalah dari Rara. memang wanita kayak Anita pantas dicap sebagai Pelakor Manja

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!