Bab 5 - Tugas Negara

Dikarenakan Anita berkali-kali dihubungi oleh Rara namun tak juga diangkat, akhirnya Rara memutuskan untuk pergi ke rumah kontrakan Anita. Rara berencana mengajak Anita jalan-jalan ke pusat perbelanjaan untuk sekedar melepas penat.

Sejak Rara tak bekerja lagi di kantor dan tinggal di rumah ibu mertuanya, dirinya jarang keluar rumah. Baik untuk jalan-jalan maupun sekedar berbelanja. Tabungannya juga sudah sangat tipis. Terlebih kemarin Sisy memelas padanya, meminta uangnya guna membayar biaya buku kuliah senilai lima juta rupiah.

Sisy memang dikuliahkan oleh suaminya di perguruan tinggi swasta yang cukup mahal di Jakarta. Rara cukup paham berapa biaya berkuliah di sana. Namun yang ia bingung, jika ia mengadukan pada suaminya, Pram hanya membiarkan saja.

Dan Pram berjanji nanti akan mengganti uang Rara. Namun tak kunjung dilunasi oleh Pram. Walaupun sudah tiba waktunya gajian. Dan Rara terkadang juga sudah melupakan akan hal tersebut. Dan malas menagih.

Rara pikir tabungannya juga bisa digunakan oleh suami, mertua dan adik iparnya itu. Karena Rara tulus menyayangi mereka. Walaupun ia selalu mendapat tatapan sinis dari Mama Dian karena belum kunjung hamil, Rara berusaha untuk tetap bersabar.

Ceklek...

Derit pintu kamar Rara terbuka, ia melihat sang ibu mertuanya tengah duduk di depan televisi di ruang keluarga.

Saat Rara akan membuka mulutnya untuk meminta izin, sudah terpotong terlebih dahulu dari suara sang ibu mertua.

"Mau ke mana kamu malam-malam begini?" tanya Mama Dian menatap tajam menantunya.

"Rara mau izin Mah, pergi ke rumah Anita. Dia sahabat Rara di kantor dulu," cicit Rara dengan sopan.

"Apa kamu enggak lihat di dapur banyak piring kotor dan tumpukan cucian baju di belakang. Cepat bersihkan itu semua! Mama gak suka lihat rumah berantakan begitu. Apalagi besok ada arisan di rumah Mama. Malu kan dilihat tetangga, rumah seperti kandang tikus tak terurus!" pekik Mama Dian.

"Besok pagi-pagi sekali, Rara akan bangun untuk bereskan itu semua ya Mah. Malam ini tolong biarkan Rara pergi sama Anita," pinta Rara memohon.

"Kamu sudah berani ngebantah perintah Mama! Kamu itu di sini cuma numpang hidup sama Pram. Jadi tolong kamu jaga sikapmu dan sopan dengan orang tua!" bentak Mama Dian.

"Tapi Mah_" cicit Rara terpotong.

"Cepat ganti baju sana! Alesan saja kamu jalan sama teman. Jangan-jangan kamu ada main sama laki-laki lain. Apalagi Pram sedang keluar kota seperti ini," sindir Mama Dian dengan pedasnya.

Jlebb...

Hati Rara langsung tertohok dan mencelos mendengar tuduhan ibu mertuanya itu terhadapnya. Akhirnya Rara mengalah dan tak jadi keluar rumah. Ia tak ingin membuat keributan di rumah mertuanya.

Rara masuk kembali ke dalam kamarnya. Ia menangis tersedu-sedu di sudut kamarnya. Ia terduduk di lantai dan menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya.

"Mas Pram aku rindu kamu," batin Rara sendu.

☘️☘️

Setelah beberapa saat menangis, Rara pun bangkit dan menghapus air matanya. Ia masuk ke dalam kamar mandi pribadinya yang ada di dalam kamar lantas mencuci muka.

Rara pun bergegas berganti pakaian dengan daster rumahannya lalu membersihkan dapur serta mencuci pakaian dan sprei kotor yang jumlahnya cukup banyak.

"Semangat, Rara. Itung-itung membakar kalori," batin Rara menyemangati dirinya sendiri untuk segera mengerjakan tugas dari ibu mertuanya.

Mama Dian pun mengawasi terus pergerakan Rara di dapur maupun area belakang rumahnya.

"Dasar menantu bo-doh. Mau saja jadi ba-bu di sini," batin Mama Dian menampilkan senyum smirknya.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Mama Dian berpamitan pada Rara.

"Malam ini harus selesai semuanya. Dan besok pagi saat Mama bangun, jika ada yang belum selesai atau salah, kamu akan Mama hukum. Paham kamu, Ra!" pekik Mama Dian.

"Iya, Mah."

Rara hanya bisa menunduk dan mengiyakan tanpa banyak membantah. Sebab ini bukan rumahnya yang bisa seenak jidatnya. Tentunya ibu mertuanya itu lebih berkuasa.

Mama Dian pun tak lama bergegas masuk ke kamar dan beristirahat malam. Sedangkan Rara masih berkutat dengan setumpuk tugas negara di rumah sang mertua hingga jam menunjukkan pukul satu dini hari.

"Fiuh..."

"Lega rasanya. Lumayan berkeringat banyak. Semoga bisa nurunin berat badanku yang sudah gendut ini. Ya ampun suntik hormon kenapa malah jadi begini badanku. Pantes Mas Pram males nyentuh aku. Sudah hampir empat bulan ini dia enggak nyentuh aku. Padahal dulu biasanya hampir tiap malam dia selalu minta jatah. Kalau enggak dikasih bakal ngambek. Huft!" keluh Rara seraya melihat lekuk tubuhnya di cermin kamarnya.

Sedangkan di tempat lain, sepasang manusia berbeda gender tengah mengeluarkan keringat juga dengan sangat deras seperti halnya Rara yang juga berkeringat.

Akan tetapi bedanya Rara bekerja sendirian untuk mengeluarkan keringat, sedangkan sepasang manusia di sana saling bekerja sama berbagi keringat.

"Eugh... honey,"

"Yeah, Mas..."

"Kamu sungguh nikmat,"

Akhirnya keduanya menjerit bersama seiring peleeepasan yang terjadi untuk ke sekian kalinya.

"Kamu selalu perkasa, honey. I like it," bisik mesra sang wanita.

"Hem..."

"Lebih besar punyaku atau dia?" tanya sang lelaki dengan nada manja sambil memeluk tubuh polos wanita di sampingnya.

"Pastinya kamu, honey. It's Big..." cicit sang wanita seraya menggenggam sesuatu di bawah yang baru saja membuatnya keenakan terbang ke angkasa.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

curiga pasti Pram dan Anita ... bener ga thor

2024-03-07

3

A Yes

A Yes

OMG AKU RASA INI ANITA DAN PRAM KALI YAA 😭😭😭😭😭 KLO BENER KASIHAN AMAAAT NASIB RARA

2024-03-06

1

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

yg pastinya si Pram selingkuh.. dasar suami durjana.. dan Siapakah pelakor itu?.. jreng jreng... jreng hanya author yg tau...

2024-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!