Bab 14 - Sebuah Tamparan

Rara mencoba membuka pagar rumahnya namun gagal. Ternyata gemboknya sudah diganti dan juga dirantai khusus.

"Siapa yang tega melakukan ini. Ya Tuhan..." gumam Rara.

Akhirnya ia mencoba menarik nafas sejenak. Berusaha tenang dan berpikir. Seingat dirinya, surat-surat rumah peninggalan kedua orang tuanya ada di brankas yang ada di dalam kamar dirinya dan Pram, di kediaman mertuanya.

"Aku harus pulang ke rumah Mama sekarang juga. Surat-surat itu apa masih ada di brankas atau tidak," gumam Rara.

Setelah itu Rara langsung melesat pergi dengan menaiki angkot di depan komplek.

Beruntung angkot yang ia naiki tidak terkena kemacetan yang berarti. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, ia benar-benar terlambat untuk pulang ke rumah ibu mertuanya.

"Sabar dan tahan, Ra. Kamu pasti sanggup," batin Rara menyemangati diri sebelum membuka pintu rumah ibu mertuanya.

Ceklek...

Derit pintu rumah Mama Dian dibuka Rara secara pelan-pelan. Setelah pintu berhasil ia tutup kembali secara sempurna tanpa gaduh, ia pun membalikkan tubuhnya dan langsung...

PLAKK !!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya sebelah kiri. Cap lima jari sudah membekas di sana dari tangan mertuanya sendiri. Mama Dian berdiri di hadapannya dengan berkacak pinggang dan matanya menyalang tajam pada sosok menantunya yakni Rara.

"Dasar menantu tak tahu diri! Pergi seenak jidat. Kamu tahu, pekerjaan rumah terbengkalai semua! Jam segini baru pulang. Ke mana saja kamu, hah!" pekik Mama Dian.

"Maaf Mah, Rara habis pergi ke makam orang tua Rara. Mendadak Rara rindu mereka," jawab Rara lirih apa adanya.

Rara hanya bisa menunduk seraya memegang pipinya yang kebas terkena tamparan mertuanya.

"Banyak alasan kamu! Jangan-jangan kamu nyeleweng di luar sana. Lihat saja kalau Pram pulang ke rumah, nanti Mama adukan kelakuan kamu selama ini. Biar dihukum kamu sama Pram," ucap Mama Dian dengan nada yang masih tinggi.

"Sekali lagi, Rara minta maaf Mah. Tadi Mama sedang pergi arisan jadi Rara gak enak ganggu Mama di rumah tetangga," cicit Rara.

"Buruan sana bikin makan malam buat Mama dan Sisy. Dari tadi dia tidur di kamar nungguin kamu. Jadi satu rumah kelaparan gara-gara kamu. Dasar menantu gak berguna!" hardik Mama Dian.

Akhirnya Rara pun naik ke kamarnya yang ada di lantai 2. Mama Dian kembali menonton acara televisi di ruang tamu.

Saat akan menuju kamarnya, tak sengaja kamar adik iparnya yakni Sisy, pintunya belum tertutup sempurna. Rara tanpa sengaja mendengar suara-suara aneh yang menggelitik telinganya.

Sebuah suara seperti itu adalah suara yang biasa ia keluarkan kala melakukan penyatuan dengan sang suami. Akhirnya didera rasa penasaran, Rara pun mengintip pada celah pintu kamar Sisy.

Alhasil Rara pun membelalakkan matanya dan menutup mulutnya sendiri. Ia begitu terkejut melihat Sisy yang dalam posisi naked melakukan tarian yang dalam tanda kutip negatif di depan ponsel.

Setelah Rara mendengar dan melihat hal itu. Kesimpulan Rara, Sisy sedang melakukan V-C-S dengan seorang pria. Entah pria itu kekasih Sisy atau bukan, Rara tak tahu.

Akhirnya Rara bergegas pergi menuju kamarnya. Di dalam kamar, ia langsung membuka brankas pribadi dan seketika dirinya lemas terduduk di lantai.

"Astaga surat-surat rumahku enggak ada. Hanya aku dan Mas Pram yang tahu password brankas ini. Apa Mas Pram yang mengambilnya? Lalu hubungan Mas Pram dengan rumah itu hingga disita bank kenapa?" cicit Rara bingung bercampur sendu.

Semua masih tanda tanya di benaknya. Ia masih berusaha berpikiran positif pada sang suami.

"Apa surat itu digunakan Mas Pram investasi bisnis tapi enggak bilang ke aku? Lalu bisnisnya gagal atau gimana? Ya Tuhan tolong bantu aku temukan jawaban dari benang merah ini semua," batin Rara berkecamuk resah.

Rara pun segera ganti baju dan membuatkan makan malam untuk ibu mertua dan adik iparnya sebelum kena semprot kembali.

Malam hari menjelang tidur, Rara berusaha menghubungi suaminya kembali. Namun hasilnya nihil. Hanya terdengar nada mailbox alias rekam pesan Anda. Begitu terus.

"Mas Pram tumben sih enggak bisa dihubungi seharian ini. Biasanya sesibuk apapun masih telepon atau kirim pesan ke aku. Ada apa ya? Kenapa perasaanku jadi enggak enak begini?" batin Rara semakin gelisah tak karuan.

Rara memutuskan besok pagi mencoba mendatangi pihak bank yang tertera di papan nama depan rumah orang tuanya tadi. Ia ingin mencari tahu. Ia yakin pihak bank pasti tahu dengan jelas kronologi sampai rumahnya disita dan akan dilelang.

Ia bertekad akan mengambil kembali rumah peninggalan orang tuanya. Sebab hanya itu satu-satunya kenangan dan warisan dari mendiang kedua orang tuanya.

Sedangkan di tempat lain, Pram dan Anita tengah berdebat dengan sengit akan sesuatu hal yang krusial. Dan Pram sengaja mematikan ponselnya seharian ini karena ia tak mau diganggu oleh siapapun termasuk Rara, istrinya. Saat ini kepalanya tengah pusing.

🍁🍁🍁

*nyeleweng\=selingkuh.

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

laki kau ambik

2024-02-08

1

ros

ros

kesian kamu ra dpt suami dan mertua setan

2024-02-02

1

guntur 1609

guntur 1609

habis sdh hartamu ra...keluarga toxic harus di tingalkan

2024-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!