Bab 20 - Remuk Redam

Taksi yang ditumpangi Rara pun tiba di kediaman Mama Dian. Rara melihat mobil sang suami telah terparkir rapi di halaman rumah ibu mertuanya.

Sebelum masuk, Rara menghapus jejak air matanya. Ia tidak mau terlihat sedih di hadapan suami yang sudah mengkhianatinya maupun keluarga suaminya yang selama ini bersikap tidak baik padanya.

Dirinya selama ini berusaha bersabar menghadapi ibu mertua dan adik iparnya. Karena rasa cinta pada Pram sekaligus menghormati orang yang lebih tua.

Sebab nilai moral dan adab yang baik sudah diajarkan mendiang kedua orang tuanya sejak kecil. Sehingga Rara terbiasa menggunakan etika sopan santunnya untuk menghormati orang lain.

Ceklek...

Derit pintu rumah ibu mertuanya ia buka secara perlahan. Dan sebuah teriakan sudah menggema dari sang adik ipar dan ibu mertua yang sudah berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Hei menantu sialan! Kamu itu memang tak tahu diri dan sopan santun. Sudah enggak kerja juga masih saja kelayapan dari pagi sampai malam begini. Jam tanganmu itu mati apa hah? Enggak lihat sudah jam berapa ini!" hardik Mama Dian.

"Dasar kakak ipar gak tahu diuntung! Suami pulang capek-capek kerja dari luar kota malah istrinya enak-enak di luar sana. Palingan kelayapan Mah sama laki-laki lain. Emang punya kakakku masih kurang ya? Sampai cari tombak lain di luar sana," sindir Sisy dengan pedasnya melebihi rasa pedas bon utang yang sudah nunggak berbulan-bulan sekaligus pedasnya lambe murah.

"Tutup mulutmu, Sy! Jika kamu tak tahu apapun, jangan banyak bicara. Kuliah dan belajar saja yang benar. Dan jangan ikut campur!" ucap Rara dengan nada tegas pada adik iparnya itu.

PLAKK !!

Sebuah tamparan melesat tanpa ba bi bu di pipi Rara sebelah kiri dari tangan ibu mertuanya.

"Berani-beraninya kamu mengajari putriku soal etika. Seharusnya kamu yang tahu diri dan belajar yang bener jadi istri dan menantu yang baik itu bagaimana. Jangan jadi patung tak berguna di keluarga kami," balas Mama Dian.

Tiba-tiba Pram datang ke ruang tamu yakni tempat Rara, ibu dan adiknya sedang berdebat.

"Rara!" teriak Pram dengan sorot mata yang tajam.

Rara pun yang mendengar namanya dipanggil oleh Pram maka ia langsung menoleh dan...

PLAKK !!

Sebuah tamparan melesat di pipi kiri Rara, di tempat yang sama. Namun kali ini tamparan itu melesat dari tangan sang suami. Lelaki yang ia cintai. Sungguh menyakitkan.

Deg...

"Mas," cicit Rara seraya air matanya tak kuat ia bendung. Akhirnya menetes juga membasahi pipinya.

Rara menatap sendu pada suaminya. Terlebih tatapan Pram berubah tajam padanya. Padahal dirinya baru saja menginjakkan kaki di rumah.

Mama Dian dan Sisy di belakang tengah melakukan tos kecil.

"Mah, kakak mulai menunjukkan taringnya pada wanita mandul itu. Tontonan yang menarik," bisik Sisy pada sang ibu.

"Bener banget. Mama sejak dulu mana suka sama dia. Pengin banget Pram cerai saja sama wanita mandul itu," jawab Mama Dian dengan tetap berbisik.

"Kenapa kamu tampar aku, Mas?" tanya Rara lirih dengan mata yang sudah sembab.

"Kamu tanya kenapa! Apa kamu enggak sadar Ra sudah melakukan kesalahan apa hari ini padaku!" bentak Pram.

"Memangnya salahku apa Mas? Apa karena aku terlambat sampai rumah dan tak menyambut kedatanganmu pulang dinas dari luar kota yang ternyata fiktif belaka?" ucap Rara menyindir.

"Oh, sekarang istriku ini punya pekerjaan sampingan jadi detektif. Mantau suaminya ngapain saja begitu, hah!" pekik Pram dengan mencengkeram rahang Rara hingga istrinya mendongak.

"Lepas, Mas. Sa_kitt..." cicit Rara seraya menahan rasa sakit dari cengkeraman Pram.

"Sakit? Segini rasanya masih kurang, Ra. Daripada rasa sakit yang kamu berikan padaku," ucap Pram seraya melepaskan cengkeraman tangannya tersebut hingga membuat nafas Rara tersengal.

"Bukankah seharusnya aku yang sakit, Mas. Karena sudah diselingkuhi oleh kalian berdua. Kamu dengan teganya memalsukan tanda tanganku sehingga rumah peninggalan orang tuaku disita oleh bank dan akan dilelang karena kamu tidak bisa membayar cicilan. Semua itu kamu lakukan hanya untuk wanita lak-nat itu. Dasar kalian berdua manusia terkutuk! Aku benci kamu, Mas!" pekik Rara seraya memukul-mukul tubuh Pram dengan tangannya.

Dan grepp....

Pram langsung menangkap kedua tangan Rara. Lalu menjambak rambut Rara hingga sang empunya mendongak kesakitan.

"Sakitmu ini tak ada apa-apanya dibandingkan aku yang harus kehilangan bayiku yang tengah dikandung Anita. Semua karena ulahmu yang mendorong dia hingga Anita mengalami pendarahan hebat lantas dia harus keguguran. Puas kamu, Ra! Dasar istri mandul tak tahu diuntung!" pekik Pram yang membuat Mama Dian dan Sisy yang ikut mendengarnya pun begitu terkejut. Jika Pram ternyata memiliki wanita lain yang tengah hamil bennihnya.

"Aku tak pernah membuat wanita jall-laang itu keguguran. Terserah kamu percaya atau tidak. Sebenci-bencinya aku pada kelakukan kalian, aku masih punya hati, Mas. Aku bukan pembunuh. Dan aku bukan seperti kalian yang pecundang!" maki Rara.

PLAKK !!

PLAKK !!

PLAKK !!

Tiga kali tamparan keras bertubi-tubi dilayangkan Pram pada Rara hingga sudut bibir istrinya itu mengeluarkan darah dan bengkak hingga kemerahan.

Lantas tiba-tiba Pram mendorong Rara dengan sangat kencang hingga tanpa sengaja perut Rara terkena ujung meja lalu terjatuh ke lantai.

"Auchh... sa_kit..." rintih Rara dengan nada terbata-bata seraya memegang perutnya.

Pram, Mama Dian dan Sisy begitu terkejut melihat Rara jatuh tersungkur dengan darah yang tiba-tiba mengalir di sela-sela kakinya.

Deg...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

BAGOS DEH MENDING KEGUGURANNAJAH, DARIPADA ADA SANGKUT PAUTNYA AMA KELUARGA TOXIC BEGITU DAN SELAMANYA PRAM GAK PUNYA KETURUNA 🤭🤭🤭

2024-03-06

2

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

wes wes akhirilah aja Ra.. hubungan mu dg suami laknatmu itu.. ngapain coba di pertahankan... kalau suami sudah main kasar dan main tangan... lepas... lepas aja... masih ada kok laki laki baik yg akan mencintai kamu dg tulus dan apa adanya

2024-02-08

1

Ani Ani

Ani Ani

kau akanmenasel semu hidup

2024-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!