Bab 6 - Selingkuh

"Rara !!" pekik Mama Dian.

"Ya ampun Mama, jangan berisik! Sisy masih ngantuk. Nanti aku ada kuliah siang!" teriak Sisy dari dalam kamarnya seraya menutup telinganya dengan bantal.

Sisy yang masih bergelung di bawah selimut, langsung terbangun mendengar teriakan dari sang ibu.

Rara langsung tergopoh-gopoh dan segera keluar dari kamarnya. Beruntung Rara sudah selesai mandi dan berpakaian. Jam menunjukkan pukul enam pagi. Semalam dirinya baru bisa tidur jam tiga pagi.

Walaupun sesungguhnya sekarang matanya masih mengantuk tetapi ia sudah meniatkan untuk bangun pagi guna membantu ibu mertuanya menyiapkan segala urusan arisan.

Tap... tap... tap...

Derap langkah Rara tergesa-gesa setengah berlari menuruni anak tangga.

"Astaga Rara jangan lari-lari! Rumah Mama seperti mau gempa saja. Ingat, badan kamu itu seperti gajah bengkak. Bisa-bisa roboh nanti rumah Mama. Memang kamu mau ganti semua ini kalau sampai rusak!" teriak Mama Dian.

Rara yang mendengar makian ibu mertuanya, akhirnya berjalan biasa dan saat tiba di dapur, dirinya hanya bisa menunduk.

"Iya, Mah. Maafin Rara," cicit Rara lirih.

"Semalam di kulkas ada onde-onde sudah Mama bikin dua piring. Kok sekarang cuma tinggal satu piring. Yang satunya ludes. Kamu yang habisin, hah!" hardik Mama Dian.

Rara yang terkejut atas tuduhan sang ibu mertua pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dan memang bukan dirinya yang memakan onde-onde tersebut.

Untuk meminta satu biji saja, dirinya tak berani. Apalagi menghabiskan satu piring.

"Bukan Rara, Mah."

"Terus siapa lagi, hantu?"

"Enggak tahu, Mah."

"Di sini yang makannya rakus cuma kamu! Pram keluar kota. Sisy itu langsing dan dia itu model di kampusnya. Jadi enggak mungkin Sisy. Dan Mama juga enggak mungkin makan hasil masakan Mama sendiri untuk keperluan arisan. Jadi cuma kamu tersangkanya. Dasar rakus! Semuanya kamu embat!" hardik Mama Dian dengan suara yang lantang.

Hingga Sisy yang tadinya mulai tertidur kembali, kini mendadak bangun sebab namanya disebut-sebut. Alhasil dia mendengar dengan seksama obrolan sang Mama dengan kakak iparnya itu.

"Untung enggak ketahuan Mama, kalau aku yang makan itu onde-onde. Syukurin deh buat kamu, Ra. Mamam tuh omelan Mama. Haha..." batin Sisy seraya tertawa jahat.

Lantas ia melangkah perlahan ke dalam kamarnya guna melanjutkan tidurnya yang tertunda.

Sedangkan Rara hanya bisa menghela nafas berat dan berusaha tak menangis akibat tuduhan tak berdasar tersebut. Berusaha membela diri terus menerus juga semakin membuat dirinya jelek di mata ibu mertuanya. Alhasil Rara lebih memilih diam dan mengalah.

"Cepat kamu belikan Mama, onde-onde paling spesial di toko roti depan komplek dan yang paling mahal. Sudah enggak ada waktu kalau Mama harus bikin baru lagi."

"Awas kalau kamu beli yang harganya murahan. Beli tiga porsi besar yang mahal punya," titah ibu mertuanya.

"Kok banyak, Mah? Kan yang hilang satu porsi. Kenapa tidak beli satu porsi saja? Kan sayang kalau nanti mubadzir," cicit Rara.

"Oh, kamu sudah main perhitungan dengan Mama sekarang! Kamu lupa kalau sekarang kamu cuma numpang hidup di rumah saya dengan uang anak saya, Pram. Jadi kamu lakukan saja perintah Mama tadi. Jangan banyak ngebantah. Dasar menantu gak tahu balas budi!" bentak Mama Dian seraya berkacak pinggang di hadapan Rara.

"Baik, Mah. Aku pergi ke depan dulu beli onde-ondenya. Apa Mama mau nitip lagi selain onde-onde?" tanya Rara dengan sopan.

"Sekalian brownies panggangnya yang spesial di sana. Kata Jeng Indri, brownies di sana enak," ucap Mama Dian yang justru melunjak.

Seperti kata pepatah " Diberi hati minta jantung ".

Itulah yang menggambarkan sosok Mama Dian terhadap Rara. Dikarenakan sifat Rara yang baik dan tulus, ia pun rela merogoh kocek pribadinya demi menyenangkan hati ibu mertuanya.

Berharap ibu mertuanya bisa menyayanginya. Walaupun hanya sedikit. Dirinya sudah sangat bersyukur. Namun hal itu sepertinya hanya angan-angan Rara saja.

Hal itu terbukti selama arisan berlangsung, Rara tampak menjadi pembantu di depan ibu-ibu arisan bukan seorang menantu. Rara memakai daster rumahan yang lusuh. Karena hanya sisa dua daster saja yang masih muat ditubuh tambunnya.

Yang satu sedang kotor, jadinya ia hanya bisa gunakan sisanya. Daster lainnya sudah tak muat di tubuhnya. Ingin membeli lagi yang baru, namun Pram belum juga memberi uang bulanan untuk bulan ini padahal sudah tengah bulan.

Yang lalu Rara ingin meminta sebelum Pram keluar kota, namun terlupa. Pram juga selalu memberikan uang bulanan jika Rara meminta padanya. Jika tidak, maka Pram juga tak memberikannya.

Padahal dahulu Pram selalu memberikan uang bulanan tanpa ia minta. Sekarang dirinya seperti pengemis pada suaminya sendiri tanpa disadari Rara.

Rara tengah menangis pilu di dalam kamar, usai membereskan segala piring dan gelas kotor, serta sudut rumah ibu mertuanya yang kotor dan berantakan setelah acara arisan selesai.

Dirinya bersedih mengingat perkataan ibu-ibu komplek dan juga ibu mertuanya sendiri ketika arisan tadi. Suara-suara sumbang dan menghina serta memojokkan dirinya kembali terngiang di ingatannya. Menyesakkan hatinya.

"Ya ampun sayang banget putriku sudah menikah, Jeng Dian. Coba putriku dan Pram masih sama-sama single kan bisa dinikahkan. Putri saya sekarang saja sudah punya dua anak. Bukan mandul seperti menantu Jeng Dian," ledek Jeng Indri.

"Gak tahu dulu itu Pram dipelet gajah bengkak ini gimana. Kok sampai bisa jatuh cinta terus mereka menikah. Padahal saya enggak setuju Pram nikah sama dia," sindir pedas Mama Dian tertuju pada Rara.

Dan banyak suara sumbang lainnya dari ibu-ibu komplek serta ibu mertuanya hingga acara arisan usai. Mereka melakukan perundungan alias body shaming serta keburukan Rara yang lainnya di hadapan Rara langsung tanpa filter. Sungguh menyedihkan nasib Rara di tengah orang-orang seperti itu.

"Ya Tuhan, berilah aku kesabaran dan kekuatan menjalani ini semua. Amin..." batin Rara sendu.

☘️☘️

Apartemen.

Pagi ini kedua sejoli yang memiliki hubungan cinta terlarang yakni Pram dan Anita tengah bermesraan di dalam bathtub. Keduanya saling memandikan dengan lembut tanpa rasa bersalah terhadap Rara.

Sesi serangan fajar mereka habiskan di atas ranjang. Bonus serangan setelahnya, dilancarkan Pram di dalam kamar mandi.

Suami Rara ini memang cukup hiper untuk urusan yang satu itu. Sehingga Pram selalu tak puas jika hanya bermain satu ronde saja.

Dahulu, Pram selalu merasa cukup melakukannya dengan Rara saja. Lelaki itu tidak pernah jajan di luar. Walaupun godaan itu selalu ada. Terlebih jika sedang dinas luar kota. Tetapi Pram selalu setia saat Rara masih dalam kondisi langsing, cantik dan selalu memuaskannya.

Namun semenjak dirinya telah mencicipi rasa yang lain bersama Anita, entah rasa stroberi atau apel, yang membuat gairahnya selalu berkobar dan terus merasa kurang.

Sehingga jika dirinya sedang ingin, ia selalu pergi ke tempat Anita dengan membohongi sang istri. Berbagai alasan diberikan Pram untuk meyakinkan Rara. Bahkan ia membayar orang kantor yang biasa Rara hubungi jika menanyakan kabar tentang PT. GINCU maupun dirinya.

Alhasil perselingkuhan keduanya tersimpan dengan rapat dan rapi. Bahkan Anita telah dibelikan oleh Pram sebuah apartemen yang terbilang mewah di Jakarta sebagai tempat perselingkuhan mereka. Lebih tepatnya tempat berbagi keringat keduanya.

"Kamu hari ini akan pulang, Mas?" tanya Anita seraya memakaikan baju pada Pram selepas keduanya selesai mandi bersama.

"Mau gimana lagi. Aku harus pulang. Nanti jika terlalu lama, Rara bisa curiga."

"Padahal aku masih kangen, Mas."

Anita pun memberikan pelukan hangat pada Pram yang dibalas pelukan erat oleh suami Rara tersebut.

"Kamu tetap Ratuku, honey. Dia cuma gajah bengkak sekarang. Aku juga heran, Rara yang dahulu langsing dan cantik bak gitar Spanyol, jadi gemuk enggak karuan begitu. Kalau kamu lihat dia makan, rasanya menjijikkan sekali porsinya. Membuatku malas untuk menjamahnya. Sudah enggak enak. Kena lemak semua. Beda sama kamu yang selalu bikin candu," ucap Pram diakhiri sebuah ciuman mesra keduanya sebelum akhirnya pagutan itu terlepas sebab Pram diburu waktu untuk segera kembali ke rumah.

Selepas kepergian Pram dari apartemennya, Anita menampilkan senyum smirknya.

"Kamu tidak tahu saja Mas, kalau aku sengaja membuat istrimu itu jadi gajah bengkak. Dari dulu dia selalu berada di atasku. Kini istrimu itu harus merasakan dijadikan yang kedua," batin Anita tersenyum licik.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

Dasarrrr Anita teman yg jadi pelakor gak punya akhlak ... tunggu karma menanti kalian berdua pram

2024-03-07

3

A Yes

A Yes

ASTAGFIRULLAH🤬🤬🤬🤬🤬🤬

2024-03-06

1

A Yes

A Yes

ASTAGFIRULLAH😭😭😭😭

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!