Bab 9 - Setelah Sekian Lama

Setibanya di kediaman sang ibu, Pram segera keluar dari mobil yang ia parkir sembarangan di garasi. Bergegas ia membuka pintu rumahnya dan langsung berlari tunggang langgang menuju kamarnya.

Bak cacing kepanasan yang sudah tak tahan akan rasa membuncah di bawah sana. Ingin segera dituntaskan.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Mama Dian sudah pulas tertidur bersama Sisy sejak satu jam yang lalu. Karena keduanya kelelahan setelah berbelanja ke Mall. Tentu saja semua tugas rumah yang mengerjakan adalah Rara.

Satu jam yang lalu Rara merasa cuaca Jakarta cukup panas. Walaupun ia sudah menyalakan pendingin di kamarnya, ia sedikit gerah. Namun gerah yang dirasakan Rara masih sangat wajar. Berbeda dengan gerah yang dirasakan oleh suaminya saat ini.

Ceklek...

Brakk...

Derit kedua pintu sama-sama terbuka. Yakni pintu kamar Rara dan satunya pintu kamar mandi pribadi mereka. Satunya terbuka secara perlahan dan satunya dibuka secara kasar oleh Pram.

"Mas," cicit Rara terkejut melihat Pram pulang.

Padahal tadi suaminya mengatakan akan pulang larut malam karena ada urusan dengan Pak Johan. Tetapi jam sepuluh malam suaminya sudah pulang.

Ia pikir biasanya Pram akan tiba di rumah jam dua belas malam. Bahkan bisa lebih dari itu. Ketika sampai di rumah juga biasanya dirinya sudah tertidur pulas.

Gleg...

Pram mematung seketika dan menelan salivanya kala melihat Rara yang hanya memakai handuk putih pendek menutupi as3t bagian atas tubuhnya hingga aset krusialnya yang berada di bawah. Paha mulus Rara terpampang nyata walaupun dihinggapi beberapa lemak di sebagain tubuhnya.

Bagi Pram yang saat ini didesak oleh zat afrodisiak dalam dosis cukup tinggi, membuat pandangannya ke Rara malam ini tampak berbeda.

Biasanya dirinya tak ada keinginan untuk menjamah bahkan melihat tubuh Rara rasanya pun malas. Akan tetapi malam ini, Rara begitu menggiurkan hingga air liurnya rasanya ingin menetes.

Rara sontak terkejut melihat suaminya. Walaupun keduanya sudah lima tahun menjadi suami istri, namun dalam kondisi terkejut bercampur aduk seperti ini, terlebih Rara yang belum memakai baju rasanya sedikit canggung.

Akhirnya Rara berusaha menormalkan denyut jantungnya dan menarik nafas dalam. Bersikap seperti biasa.

"Mas, ka_" ucapan Rara langsung terpotong akibat ciuman paanass dan menuntut yang langsung dilancarkan Pram tanpa aba-aba karena sudah tidak tahan akibat dorongan obat yang ada di dalam tubuhnya.

Rara gelagapan menghadapi serangan Pram yang tiba-tiba. Tentu saja Rara tak siap. Beruntung dua hari yang lalu datang bulan Rara sudah selesai. Sehingga Pram dan Rara malam ini bergumul dengan bebas melepas benih-benih cinta yang telah lama terasa hambar.

Malam ini keduanya begitu menggelora. Saling bekerja sama membuat derit ranjang mereka menjadi panass, sama seperti cuaca kota Jakarta malam ini yang hangat cenderung panas.

"Massh...." desis Rara kala peleepasaan itu datang.

"Raraaa..." jerit Pram kala dirinya menyusul Rara yang juga mendapat peleepasaan.

Keduanya menarik nafas dalam. Entah sudah berapa kali mereka melakukan penyatuan. Setelah mencapai puncaknya hanya terjeda sebentar untuk menarik nafas dan istirahat beberapa menit, lalu Pram kembali mengajak Rara mengarungi indahnya malam berbintang guna melepas dahaga cinta yang lama tidak mereka lakukan. Begitu seterusnya.

Dan akhirnya jam menunjukkan pukul tiga dini hari dan efek obat tersebut sudah hilang dari tubuh Pram. Sepasang suami istri ini tengah tertidur pulas dalam kondisi masih naked dan saling berpelukan erat. Hanya ditutupi selimut saja.

Kondisi kamar Pram dan Rara bak kapal pecah. Pram melampiaskan kobaran cinta dalam pengaruh obat pada Rara hingga tanpa sadar membuat as3t Rara yang berada di bawah sana cukup bengkak.

Rara tentu sangat bahagia malam ini. Walaupun tubuhnya remuk redam, hal itu tak jadi soal. Sebab Pramnya telah kembali mau menjamah dirinya lagi. Setelah keduanya sekian lama berpuasa.

Walaupun bodynya belum kembali sempurna langsing seperti dahulu kala, Rara tetap bersyukur malam ini bisa kembali merasakan cinta sekaligus keperkasaan suaminya di atas ranjang.

Bahagia Rara berbanding terbalik dengan Anita. Keinginan Anita malam ini untuk mengolah adonan bayi dengan Pram harus menelan pil pahit alias gagal total dan berantakan.

Padahal dirinya sudah merencanakan dengan matang sejak satu minggu yang lalu bahwa dirinya memutuskan harus segera hamil anak Pram.

Dua hari sebelumnya, Anita membuat keputusan untuk melepas alat kontras3psi IUD yang telah ia pakai selama beberapa tahun ini karena permintaan Pram agar dirinya tidak hamil. Ia sengaja melepas diam-diam dengan datang ke dokter kandungan tanpa sepengetahuan Pram.

Namun niatnya ingin segera hamil agar bisa mendepak Rara dari kehidupan Pram ternyata tak semudah itu.

"Sial!" maki Anita karena Pram tak kunjung datang ke apartemennya.

Entah ke mana perginya Pram, dirinya pun tak tahu. Sebab ponsel lelaki itu juga tidak diangkat. Padahal dirinya sudah menelepon hingga ribuan kali ke ponsel Pram.

Suasana apartemen Anita yang awalnya ranjangnya dihias cantik seperti malam pengantin, telah berubah menjadi kapal pecah karena Anita membuang dan membanting semua benda yang ada di sana.

Ia meluapkan kekesalannya hingga kelelahan dan akhirnya tertidur juga. Dan tanpa sadar dalam kondisi yang masih naked. Sungguh ironi.

☘️☘️

Satu bulan kemudian.

Hoek... hoek... hoek..

Saat Rara tengah memasak di dapur, tiba-tiba perutnya mual dan berujung muntah di wastafel. Mama Dian yang tak jauh dari area dapur, mendengar suara muntahan sang menantu pun akhirnya mencoba mendekat.

"Kamu kenapa, Ra? Salah makan?" tanya Mama Dian ketus.

"Enggak tahu, Mah. Tiba-tiba sejak pagi tadi Rara mual dan agak pusing," cicit Rara dengan suara lirih sebab tubuhnya terasa lemas.

"Banyak alasan kamu! Palingan juga masuk angin biasa. Jangan ngarep kamu bakal hamil. Mimpi kok di siang bolong begini. Ngaca dulu deh, kamu!"

"Iya, Mah. Rara pikir mungkin cuma masuk angin biasa," jawab Rara lirih.

"Bagus kalau kamu sadar diri. Mama sudah lapar, cepat sana masak lagi. Buruan!" bentak Mama Dian seraya melenggang pergi tanpa rasa belas kasihan.

Akhirnya Rara pun melanjutkan pekerjaannya di dapur dengan hati yang perih. Biasanya dirinya sudah kebal dengan cacian ibu mertuanya tetapi siang ini, air matanya pun kembali menetes saat melanjutkan pekerjaannya di dapur.

Entah mengapa perasaannya akhir-akhir ini cukup sensitif. Padahal biasanya dia sudah terbiasa dan tahan banting.

☘️☘️

Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Seorang lelaki gagah nan tampan bak Dewa Yunani turun dengan langkah tegap. Sosok dengan perawakan yang tegas terkesan dingin dan cenderung menakutkan itu pun turun dari sebuah privat jet mewah.

Tap...tap...tap...

Derap langkah sol sepatu hitam mengkilap milik lelaki tampan tersebut melangkah begitu cepat menuju sebuah mobil hitam mewah yang sudah menunggunya di depan pintu khusus bandara.

Sepuluh orang bodyguard berperawakan tinggi besar berada di sekitar pria tersebut. Membuat beberapa pasang mata yang berada di sana berdecak kagum melihat sosok tampan, idaman para wanita di luaran sana. Tampan, gagah dan tajir melintir.

Ceklek...

Brakk...

Pria tampan itu pun sudah masuk ke dalam mobil mewahnya. Mereka semua langsung tancap gas, pergi meninggalkan bandara.

"Kita pergi ke mana terlebih dahulu, Tuan?" tanya sang asisten yang duduk berada di sebelah supir.

"Pergi ke tempat Papa Mama dahulu baru ke rumah dia. Aku sudah lama rindu dengan si Roro Jonggrangku," cicit pemuda itu.

"Baik, Tuan."

"Apa kabar dirinya ya? Apa dia masih ingat aku atau mungkin sudah lupa?" batin pemuda itu.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

haduuh kasihan banget klo hamil dan mengetahui perselingkuhan suaminya😭😭😭😭😭

2024-03-06

2

Ani Ani

Ani Ani

siapa dia

2024-02-08

1

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

siapakah dia?? pemuda tamvan??? jd penasaran

2024-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!