Bab 15 - Mencari Tahu

"Gugurkan kandungan itu, An!" pekik Pram.

"Apa! Jangan gila kamu, Mas. Ini bennih kamu. Darah daging kamu. Tega-teganya kamu minta aku gugurkan kandungan ini. Enggak!" bentak Anita tak kalah sengit.

Keduanya tengah bertengkar hebat di apartemen Anita. Pram begitu terkejut saat Anita menyodorkan hasil periksa ke dokter kandungan yang dilakukan Anita beberapa hari sebelumnya, menyatakan bahwa Anita positif hamil empat minggu.

Pram mengakui dirinya memang menggaauli Anita secara rutin. Namun Anita sudah memasang alat kontra-sepsi yang ia pikir aman-aman saja bahwa selingkuhannya itu tidak akan hamil.

Akan tetapi Pram merasa kecolongan karena ternyata saat ini Anita positif hamil. Sebenarnya Pram juga bingung kenapa Anita bisa hamil walaupun sudah memakai IUD.

Dan kenapa baru sekarang hamilnya?

Padahal sudah lama memakai alat tersebut. Dan selama beberapa tahun dirinya selalu membuang bibit terinya di dalam, tetapi Anita juga tidak hamil.

Anita beralasan bahwa ini sudah kehendak takdir dari Tuhan dan rezeki mereka berdua akan dikaruniai momongan. Namun Pram menolak hal itu dan meminta Anita untuk menggugurkan kandungannya.

Anita tetap bersikukuh mempertahankan kehamilannya. Dan ia juga tidak mengaku di depan Pram bahwa dirinya sudah melepas IUDnya tanpa sepengetahuan suami Rara tersebut.

"Kalau kamu tidak mau tanggung jawab atas bayi ini, aku terpaksa membongkar ini semua sama istri kamu, Rara." Anita pun mengancam Pram.

"Gila, kamu An!" pekik Pram.

Pram pun terduduk di sofa ruang tamu apartemen Anita sambil memijit pelipisnya. Sungguh bingung dirinya saat ini. Dia belum siap jika kehilangan Rara. Tetapi rasa cinta untuk Rara pun perlahan sudah mulai menghilang.

Dirinya hanya membutuhkan Anita untuk sekedar suka sama suka saja. Tidak untuk memiliki anak. Dikarenakan tubuh Rara yang jelek dan tak terawat menjadikan ia tak bernaf suu pada sang istri. Sehingga pelampiasan haassratnya ia salurkan pada Anita.

"Mas, aku cinta sama kamu. Apa kamu tega membiarkan aku membunuh anak kamu sendiri. Darah dagingmu. Hiks... hiks..." cicit Anita memeluk Pram di sofa seraya menangis.

Pram pun yang tak tega mendengar Anita menangis terus-menerus dan menggaungkan ke telinganya tentang anak kandungnya yang telah bersemayam di rahim Anita, akhirnya Pram mengurungkan niatnya menyuruh selingkuhannya itu untuk menggugurkan kandungannya.

Keduanya pun tidur malam ini dengan perasaan yang berbeda. Hanya saling memeluk tanpa ada kegiatan rutin seperti biasanya jika di atas ranjang yang biasa keduanya lakukan sebelum tidur.

Pram tengah memikirkan tentang nasib pernikahannya dengan Rara ke depan. Sedangkan Anita tengah memikirkan cara agar Pram menjadi miliknya seutuhnya tanpa Rara di sisi Pram.

☘️☘️

Keesokan harinya.

Rara pagi-pagi sekali sengaja pergi dari rumah ibu mertuanya sebelum Mama Dian bangun. Sebelumnya ia sudah menyiapkan sarapan untuk Mama Dian dan juga Sisy agar tidak diamuk kembali jika meninggalkan rumah tanpa memasak.

Sebagian pekerjaan rumah seperti mencuci, menjemur baju, menyapu dan mengepel lantai juga sudah ia lakukan.

Tepat jam delapan pagi, Rara sudah tiba di bank Y. Selang lima belas menit menunggu, akhirnya nomor antrian Rara ke bagian customer service dipanggil.

"Selamat pagi Ibu. Perkenalkan nama saya Sukma. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pihak CS bank tersebut dengan sopan.

"Baik, Mbak Sukma. Perkenalkan nama saya Rara. To the point saja ya Mbak. Karena saya tidak punya banyak waktu. Kenapa rumah saya yang ini ada tertera papan bahwa disita Bank ini dan dalam tahap lelang? Padahal saya tak pernah meminjam uang pada bank Anda apalagi menjaminkan surat rumah saya ke bank manapun," ucap Rara dengan tegas seraya menyodorkan foto di ponselnya tentang rumahnya yang disita tersebut.

Kemarin Rara sempat memfoto depan rumah peninggalan orang tuanya sebagai bukti. Kemudian Rara pun menyerahkan kartu identitas serta informasi alamat lengkap rumahnya itu.

Sukma sebagai CS yang profesional memeriksa informasi dan data yang disampaikan oleh Rara lalu ia meminta waktu sebentar untuk mengeceknya. Rara pun mempersilahkan dengan baik.

Tidak lama seorang laki-laki datang bersama Sukma dan menyuruh Rara untuk masuk ke sebuah ruangan khusus di bank tersebut untuk berbicara lebih lanjut agar lebih leluasa.

"Begini Bu Rara. Perkenalkan saya Argo, Manajer di sini. Rumah atas nama Ibu Rara sudah dijaminkan Pak Pramana Handoko selaku suami ibu untuk meminjam dana pada bank kami senilai dua setengah milyar rupiah dengan alasan yang tertera dalam Contract Safe (klausul kontrak) yakni untuk bisnis. Tepatnya bisnis di bidang properti," ucap Argo, selaku Manajer Bank Y.

"Hah! Bisnis properti? Tapi saya tidak pernah tahu dan tidak menandatangani surat persetujuan apapun untuk hal itu, Pak!" ucap Rara dengan nada tinggi yang sudah naik beberapa oktaf.

Lalu Argo pun menyodorkan pada Rara semua bukti dan surat perjanjian resmi tersebut. Rara begitu tercengang melihat bukti-bukti yang ada.

Bahwa suami yang ia cintai selama ini dengan tulus, ternyata tega menggadaikan sertifikat rumahnya secara diam-diam. Padahal Pram tahu hanya rumah itu yang dimiliki oleh Rara. Dan Pram juga yang memalsukan tanda tangan dirinya.

"Bisnis properti apa? Ya Tuhan Mas Pram," jerit Rara dalam hati.

Dengan seksama Rara terus-menerus membaca hingga selesai. Sungguh ia tak menyangka bahwa Pram tega melakukan hal ini padanya.

"Apa suami saya tidak membayar cicilannya hingga rumah saya akhirnya disita?" tanya Rara.

"Benar, Bu Rara. Sudah enam bulan Pak Pram tidak melakukan pembayaran cicilan senilai lima puluh juta rupiah per bulan. Dengan total tunggakan selama enam bulan senilai tiga ratus juta rupiah. Sehingga dengan berat hati sesuai perjanjian yang sudah tertera dan disepakati bersama, maka rumah tersebut kami sita dan sudah kami masukkan dalam daftar lelang di minggu ini juga," ucap Argo.

Deg...

Tangan Rara yang memegang surat perjanjian peminjaman dana tersebut langsung mendadak tremor. Hatinya mencelos mendengar itu semua.

Padahal harga jual rumah peninggalan orang tua Rara tersebut berdasarkan NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) bisa mencapai kisaran sepuluh milyar rupiah bila laku terjual secara normal bukan dijual dalam tahap lelang yang biasanya pasti harganya akan jatuh murah.

"Apa saya bisa meminta untuk rumah saya jangan dilelang dulu, Pak. Saya akan usahakan melunasi seluruh tunggakan dan pinjaman pokoknya tersebut secepatnya. Saya mohon," pinta Rara.

"Maaf, Bu Rara. Untuk hal itu tidak bisa kami lakukan karena rumah ibu sudah masuk dalam proses lelang kami," ucap Argo dengan berat hati.

"Tega kamu, Mas!" gerutu Rara mendengus sebal pada Pram dalam hati.

Akhirnya Rara pun pamit dan ia segera menuju ke PT. GINCU untuk mencari informasi mengenai urusan dinas luar kota suaminya. Sebab ponsel Pram masih tak bisa ia hubungi hingga pagi ini juga.

Dirinya ingin bertemu dengan sang suami guna meminta penjelasan mengenai rumah peninggalan orang tuanya tersebut. Jika harus keluar kota demi untuk bertemu Pram, akan dia lakukan. Baginya rumah tersebut seperti nyawa bagi seorang Rara.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

laki kau beli kanrumah untuk betina lain

2024-02-08

2

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

mulai deh Drama Queen si Anita ini . pantas saja dia ini diusir sama Mas Bambang , karena kegilaan dia dalam selingkuh terus. aku yakin Anita Hamil dari Mertua Mas Bambang nih

2024-01-07

1

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

apa pula kamu Hamil Anita , pasti kamu pakai Hasil Test orang lain deh biar seolah-olah kamu beneran hamil . dasar wanita gila

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!