Bab 8 - Obat

Tiba-tiba ponsel Pram berdering. Dan tertera nama Johan, CEO PT. GINCU yang menghubunginya.

Drett...drett...drett...

"Ssstt... jangan bersuara honey. Pak Johan telepon," ucap Pram dan dibalas anggukkan oleh Anita yang berada di sampingnya.

Akhirnya Pram pun mengangkat telepon tersebut.

"Halo, Pak. Ada apa?" tanya Pram to the point.

"Mana file laporan keuangan bulan ini yang aku minta sore tadi, Pram? Kok aku cek belum ada masuk di emailku," tanya Pak Johan.

Pram langsung menepuk jidatnya dan Anita hanya bisa samar-samar mendengarkan percakapan antara Pram dengan Pak Johan.

"Maaf, Pak. Saya terlupa. Tadi buru-buru pulang karena Rara sedang sakit. Segera saya kirim sekarang juga," ucap Pram berbohong.

"Oke, Pram. Aku tunggu dan salam buat Rara semoga lekas sembuh," ucap Johan dengan tulus.

"Terima kasih, Pak. Baik, saya tutup dulu teleponnya," ucap Pram dengan sopan berpamitan.

"Oke," jawab Johan singkat.

Sambungan telepon terputus. Dan pembicaraan keduanya pun usai.

Bip...

"Kenapa, Mas?" tanya Anita melihat Pram tiba-tiba sibuk mencari sesuatu di dalam tas kerjanya.

"Aku tadi janji kirim laporan keuangan bulan ini sama Pak Johan. Tapi karena terburu-buru ke sini jadi terlupa. Ini aku lagi cari flashdisku, kok enggak ada ya. Apa tertinggal di meja kantor?"

"Coba cari lagi, Mas. Jangan terburu-buru," ucap Anita penuh perhatian.

Pram yang tak sabaran karena tak menemukan flashdisknya, akhirnya menuangkan semua isi tas kerjanya di sofa apartemen Anita. Hasilnya nihil.

"Maaf honey, aku ke kantor dulu sebentar ambil flashdisk setelah itu aku segera kembali ke sini lagi," ucap Pram seraya memasukkan kembali barang-barangnya ke dalam tas kerjanya.

"Baiklah, Mas. Tapi jangan lupa segera ke sini jika urusanmu sudah selesai. Aku sudah enggak tahan," bisik mesra Anita di telinga Pram.

"Siap, honey. Aku juga enggak tahan. Tunggu aku ya, segera aku kembali."

Lantas Anita mencium bibir Pram terlebih dahulu yang dibalas pagutan dalam oleh Pram. Namun suami Rara ini teringat urusan dengan Pak Johan, lantas ia melepas pagutan tersebut. Dan melambaikan tangan pada Anita seraya bergegas keluar dari apartemen dengan setengah berlari seakan diburu waktu.

Beruntung malam ini Jakarta tidak terlalu macet. Empat puluh lima menit berselang, Pram sudah tiba di kantor. Padahal biasanya dirinya jika pergi ke apartemen Anita dari kantor membutuhkan waktu hampir dua jam karena jaraknya cukup jauh.

Pram sengaja membeli apartemen untuk Anita dengan jarak yang tidak berdekatan dengan kantor, khawatir ada yang mengetahui perselingkuhan mereka berdua.

Setelah beberapa menit, Pram sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Laporan tersebut berhasil terkirim dan sudah diterima oleh Pak Johan.

"Fiuhh... beres juga akhirnya. Ah... segera ke apartemen Anita. Si Dedek kayaknya sudah enggak tahan," cicit Pram seraya melangkah keluar dari ruangannya dan turun menuju parkiran basement, tempat mobilnya berada.

Bip... bip...

Ceklek...

Brakk...

Kini Pram sudah berada di dalam mobilnya berniat melaju ke apartemen Anita. Namun saat akan memasang sabuk pengaman, mendadak tubuhnya diserang hawa panas.

"Aduh, badanku kenapa gerah begini? Padahal AC nya dingin. Tadi juga di ruangan kena AC juga enggak panas begini," cicit Pram yang langsung membuka tiga kancing teratas kemejanya.

Tangannya pun mengibas-ngibas layaknya seperti cacing kepanasan. Lantas ketika akan tancap gas, rasa di dalam tubuhnya semakin meningkat tajam. Hawa panas yang membuat dirinya bergelora menginginkan penyatuan segera.

Pram sangat tahu reaksi dalam tubuhnya itu pasti karena obat perangsang. Sejak SMA, Pram sudah memakai gaya hidup bebas secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh orang tuanya. Namun Pram bukan tipika pria yang suka jajan sembarangan.

Dia hanya akan melakukan hal itu jika ingin dengan kekasihnya. Namun ketika berpacaran dengan Rara, wanita itu sangat berbeda dengan para mantan kekasihnya yang sebelum-sebelumnya, yang dengan senang hati mau ia ajak one night stand.

Rara sangat susah didekati untuk ONS. Rara sangat menjaga kehormatannya. Otomatis gaya pacaran Pram dengan Rara pun berbeda yakni hanya sebatas ciuman saja tidak lebih. Dikarenakan Rara pasti akan menolaknya untuk berhubungan badan.

☘️☘️

Tubuhnya semakin panas dan wajahnya memerah. Tangan Pram mencengkeram kemudi mobilnya.

"Argh...sial!" umpat Pram.

"Apa Anita mencampur obat seperti itu ke minumanku? Apa dia kurang puas dengan performaku? Astaga aku enggak tahan!" geram Pram menahan suaranya.

"Aku butuh pelampiasan. Enggak bisa begini terus di sini," cicit Pram masih berusaha menahan hasratnya yang menggebu-gebu.

Pram pun tancap gas keluar dari area perkantorannya. Dan baru juga jalan lima menit dari kantor, mendadak kemacetan pun melanda.

"Ya Tuhan, sial! Kenapa sekarang macet? Padahal tadi enggak. Brengsek!" maki Pram karena sesuatu di bawah sana sudah menggeliat tajam ingin memberontak.

Selintas tiba-tiba pikiran Pram melihat bayangan Rara, istrinya.

"Rara..."

"Ah iya Rara. Aku harus pulang ke rumah saja. Lagipula jarak ke rumah ibu lebih dekat daripada kembali ke apartemen Anita," cicit Pram.

Akhirnya mobil Pram pun melaju kencang menuju jalan yang berbeda. Bukan ke apartemen Anita melainkan pulang ke rumah sang ibu.

Sedangkan di apartemen, Anita terus berusaha menghubungi ponsel Pram. Nadanya tersambung tetapi belum juga diangkat oleh sang empunya.

"Mas Pram ke mana ya? Kok belum balik-balik ke sini sih!" geram Anita yang tak sabaran menunggu kepulangan Pram ke apartemennya.

Bahkan kini dirinya sudah dalam kondisi naked dan duduk cantik di sofa ruang tamu untuk menyambut Pram agar langsung bercinta.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

COBA TADI KAMU JUGA MINUM OP ITU, GATEL GATEL DEH LOE 🤣🤣🤣🤣

2024-03-06

3

Ani Ani

Ani Ani

dah tahu lagi but hal

2024-02-08

1

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

bakalan mampus kamu Anita , karena yang kamu mau sudah jadi buntu selamanya

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!