Bab 17 - Apartemen

Rara pun pergi meninggalkan PT. GINCU dengan hati yang gamang. Satu sisi ia kecewa dengan sang suami yang tega menggadaikan rumah peninggalan orang tuanya tanpa meminta izin padanya. Hatinya juga meyakini ada sesuatu yang ditutupi oleh suaminya.

Mengenai isu perselingkuhan sang suami dengan sahabatnya yakni Anita, masih abu-abu baginya. Selama mata kepalanya sendiri belum melihat dengan jelas perselingkuhan keduanya, maka ia masih berusaha di posisi yang netral.

"Au_chhh..." cicit Rara mendadak berhenti berjalan seraya memegang perutnya.

Tiba-tiba perutnya terasa kraam. Lelah fisik dan hati tengah menghinggapi sosok Rara. Tatkala dirinya tengah bahagia telah dikarunia janiin dalam kandungannya. Calon buah hati yang telah lama dinantikan, tetapi kehadirannya juga bersamaan dengan datangnya cobaan di hidupnya.

"Ya Tuhan aku ingin hidup bahagia. Terima kasih atas anugerahmu di dalam rahhiimku saat ini. Tetapi aku ingin cobaan yang datang di hidupku sekarang, mohon usir yang jauh untuk pergi. Aku lelah," batin Rara sendu.

Mendadak Rara berjalan tak tentu arah. Ia rasanya sedang malas untuk pulang ke rumah ibu mertuanya. Tak terasa hari sudah menjelang sore.

Saat dirinya hendak membeli minuman di sebuah mini market, tiba-tiba ia melihat mobil sang suami terparkir di depan mini market tersebut. Rara pun langsung bersembunyi sambil mengawasi pintu mini market.

Ia berencana membuntuti sang suami. Dirinya tak masuk ke dalam minimarket tersebut. Khawatir sang suami melihat dirinya.

Tak berselang lama sekitar sepuluh menit kemudian, hatinya mendadak mencelos dan air matanya tak dapat dibendung kala melihat suaminya keluar dari mini market tersebut dengan memeluk mesraa sahabatnya sendiri yakni Anita.

Deg...

"Mas Pram... Anita... " batin Rara sendu.

Mobil Pram tak lama akhirnya pergi meninggalkan parkiran mini market tersebut.

"Aku harus mengikuti mereka," cicit Rara seraya menghapus air matanya.

Lantas Rara segera menyetop taksi di depan mini market.

"Ikuti mobil sedan hitam di depan itu ya, Pak. Jangan sampe lolos!" perintah Rara dengan nada tegas.

"Siap, Non."

Taksi yang dinaiki Rara pun melaju mengikuti mobil Pram dari arah belakang.

"Aku harus membuktikannya sendiri apa benar kalian berdua berselingkuh di belakangku. Jika sampai benar, kamu harus memilih dia atau aku, Mas!" batin Rara geram seraya matanya menatap tajam mobil Pram yang berada tak jauh di depannya.

Tak lama mobil Pram pun tiba di apartemen Anita. Keduanya tampak keluar lalu berjalan masuk menuju ke sebuah apartemen yang masih berada di wilayah Jakarta.

Taksi Rara pun berhenti di lobby apartemen tersebut. Ia melihat Pram dan Anita masuk ke sebuah apartemen yang tampak asing baginya. Sebab Rara tak pernah tahu jika Pram memiliki unit di sana atau teman yang tinggal di apartemen tersebut.

"Ini Pak uangnya. Kembaliannya ambil saja."

"Makasih, Non. Semoga segala keinginan Non berjalan dengan baik," ucap sang supir taksi dengan tulus mendoakan Rara.

"Aminn... makasih banyak, Pak."

Akhirnya Rara pun turun dan bergegas mengikuti Pram dan Anita. Beruntung bagi Rara karena Pram dan Anita menghuni apartemen yang tingkat keamanannya sedikit longgar. Sebab ia tak perlu memiliki kartu akses khusus untuk dapat naik lift ke unit apartemen yang ditujunya.

Dikarenakan dominan apartemen mewah di Ibukota Jakarta yang menggunakan tingkat keamanan metode one gate system yang cukup tinggi, jika tak memiliki kartu khusus atau kartu penghuni maka mereka tak akan bisa untuk naik maupun turun lift di apartemen tersebut.

Rara melihat keduanya naik ke dalam lift tanpa bersama tamu yang lain karena apartemen tengah dalam kondisi cukup sepi. Rara pun berjalan dan membiarkan keduanya naik terlebih dahulu.

Selepas pintu lift tertutup, Rara berdiri di depan lift dan melihat mereka berhenti di lantai berapa.

Tring...

Ternyata unit yang mereka gunakan ada di lantai 15. Rara pun segera berjalan ke resepsionis.

"Permisi, Mbak. Saya saudaranya Tuan Pramana Handoko dan Ny. Anita di lantai 15. Saya terburu-buru harus segera menyerahkan barang pesanan mereka. Cuma saya lupa di unit nomor berapa. Padahal kemarin saya juga ke sini. Maklum faktor "U" mbak, jadi kadang lupa. Hehe..." cicit Rara sengaja berbohong.

"Oh iya, Bu. Enggak apa-apa. Pak Pram dan Ibu Anita di unit nomor 69 lantai 15," ucap sang resepsionis.

"Oh unit 69. Oke, Mbak cantik. Makasih banyak. Selamat bekerja," ucap Rara sopan seraya bergegas pergi menuju lantai 15 unit 69.

Tring...

Pintu lift terbuka dan Rara saat ini sudah berada di lantai 15. Ia berjalan perlahan mencari unit 69. Dan akhirnya matanya terdiam sejenak kala sasaran ia temukan.

Saat akan melangkah untuk mengetuk pintu unit 69, Rara melihat gagang pintu sepertinya akan terbuka. Padahal dirinya belum menekan bel apapun.

Akhirnya Rara pun bergegas berlari kecil lalu bersembunyi di celah tembok lain yang menuju pintu tangga darurat tak jauh dari unit tersebut. Ia pun mengintip adegan demi adegan yang terpampang nyata di depan matanya. Begitu menyesakkan hati bak teriris sembilu.

Pram berdiri di depan pintu unit apartemen Anita. Dirinya hendak berpamitan untuk pulang ke rumah.

"Hati-hati di jalan, Mas. Jangan lupa besok kemari untuk periksa kandunganku," ucap Anita m3sra seraya memeluk Pram.

"Iya. Sekarang aku harus segera pulang. Takutnya Rara curiga jika terlalu sering alasan dinas keluar kota. Kamu jangan lupa istirahat," ucap Pram seraya menciium sekilas bibir Anita yang justru dibalas dengan pagguutan mendalam oleh Anita.

Pram pun melepaskan segera karena ia tak mau terrbuuai terlalu jauh. Karena hari sudah sore menjelang petang. Khawatir terjebak macet di jalan.

Sedangkan di ujung seberang sana, ada hati seorang istri yang tengah menangis pilu. Air matanya menetes tak berhenti. Hingga ia membekap mulutnya sendiri kala melihat suaminya berpelukan dan berciuman mesra dengan wanita lain yakni sahabatnya sendiri.

Sahabat yang pernah ia bantu dengan tulus. Ia sayang seperti saudara. Ternyata menjadi duri dalam rumah tangganya. Menusuknya dari belakang. Sungguh tega.

Tangan Rara mengepal erat. Kemarahannya sudah berada di ubun-ubun pada kedua manusia lak- nat tersebut.

Selepas Pram pergi, pintu apartemen Anita telah tertutup rapat. Rara pun menghapus dengan cepat air matanya yang sebelumnya membasahi pipinya. Ia hapus hingga kering tanpa jejak.

Ting... tong...

Bel unit apartemen Anita pun tiba-tiba berbunyi. Sang empunya baru beberapa langkah lantas berhenti dan menoleh.

"Apa Mas Pram ketinggalan sesuatu? Kenapa balik lagi?" batin Anita seraya melangkah menuju pintu untuk membukanya.

Ceklek...

Derit pintu apartemen Anita terbuka.

Deg...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

mustinya langsung tangkap basah ajah🤣🤣🤣🤣

2024-03-06

1

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

aq si cm mau bilang sukurin Pram nnti km bkl nyesel hdp sm perempuan murahan..dpkr aja apa enak nya beristri sm wanita yg gmpng dstubuhi..sm km ky gt nnti pasti sm laki2 lain juga..heran sm org2 yg doyan slgkh g mkr kl moral e bejat

2024-03-06

1

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

nyesek bacanya... piye kepriben iki??

2024-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!