Bab 3 - Pasca Terapi Hormon

Satu bulan pasca terapi hormon, tubuh Rara tampak berubah drastis. Berat badannya yang awalnya hanya 45 kg, kini berubah menjadi 60 kg. Naik 15 kg.

Nafsu makan Rara semakin meningkat tajam. Biasanya dirinya rajin olah raga. Namun, akhir-akhir ini ia didera rasa malas. Sepulang kerja hanya makan lalu rebahan untuk tidur.

Bahkan wajahnya semakin terlihat kusut dan jarang terawat sehingga timbul jerawatan dan flek hitam di mana-mana.

Pram sempat aneh melihat kondisi Rara yang berubah drastis tersebut. Bahkan Rara sering marah tak jelas padanya, mudah emosian. Terlebih jika Pram memarahinya karena malas mengurus suami dan lain-lain.

Pram suka dengan Rara yang cantik, langsing dan terawat. Sehingga enak dan nyaman untuk dijamahnya. Kini melihat perubahan fisik maupun sikap Rara membuat Pram ogah-ogahan menyentuh sang istri. Seakan naafsuu nya mendadak hilang ditelan bumi.

Rara beranggapan dirinya berubah karena tengah hamil. Walaupun mereka belum memeriksanya, baik melalui test pack maupun datang ke dokter kandungan. Datang bulan Rara juga belum datang untuk periode ini.

Namun yang tampak di mata Pram, Rara bukan hamil melainkan seperti salah minum obat.

Pram sudah mengetahui tentang terapi hormon yang dilakukan Rara bersama Anita. Sepulang dinas tempo lalu, Pram sempat memarahi Rara. Namun akhirnya lelaki itu luluh juga kala Rara memberikan persembahan malam cinta selepas Pram letih dan penat dari dinas luar kota.

Walaupun saat itu harus ditempuh dengan cara lain karena Rara masih datang bulan. Namun Pram tetap lega karena terpuaskan haasratnya. Rara memang selalu pandai membuat dia terbuai. Namun saat ini hal itu sudah tak berlaku lagi.

"Astaga Rara! Kamu kesetanan makan segini banyak!" bentak Pram.

Seketika Rara yang akhir-akhir ini cukup sensitif, tak ayal matanya sudah berkaca-kaca dan mengehentikan makannya. Air matanya menggenang di pelupuk.

"Mas Pram tega. Kenapa bentak aku? Huhu..."

Akhirnya tangis Rara pun terjadi. Pipinya yang mulus langsung banjir air mata. Otomatis wajahnya menjadi sembab dan hidungnya kemerahan.

Pram menghela nafas berat. Melihat meja makan yang sudah kosong melompong tak bersisa untuknya. Padahal perutnya tengah lapar ingin segera makan malam.

Lantas melihat sang istri yang hanya memakai daster rumahan dengan bentuk tubuh yang berubah. Banyak lemak di mana-mana. Bahkan rambut Rara biasanya dibiarkan tergerai cantik, kini dicepol mirip emak-emak kampungan. Tentunya terlihat tak menggairahkan baginya.

Hal itu memicu Pram naik pitam sehingga memarahi sang istri.

"Maafkan Mas, Ra. Mas khilaf sayang," cicit Pram mencoba berdamai.

"Aku lagi hamil, Mas. Jadinya nafsu makanku bertambah. Bukankah Mas dan keluarga Mas sudah pengin agar aku cepat hamil dan memberikan keturunan untuk kalian," ucap Rara masih dalam mode sensitif.

"Apa kamu sudah periksa, Ra?" tanya Pram hati-hati.

"Belum. Tapi aku yakin hamil soalnya datang bulanku sudah terlambat, Mas. Harusnya satu minggu yang lalu. Sampai sekarang belum juga datang, artinya aku lagi hamil Mas."

"Fiuh..."

"Coba Mas belikan test pack dulu di apotik depan komplek. Kamu tunggu di rumah dulu," cicit Pram.

"Aku ikut Mas. Aku enggak mau nanti Mas dilirik mbak kasirnya. Dia orangnya genit," ketus Rara bergegas pergi ke kamar untuk ganti baju.

Brakk...

"Ya ampun Tuhan," batin Pram menggerutu sebal kala melihat Rara masuk kamar mereka dengan membanting pintu.

☘️☘️

Selepas membeli beberapa merek test pack dan hasilnya semuanya negatif. Rara semakin frustasi dan menangis. Dadanya semakin sesak. Terasa sulit bernafas.

Bukan karena hasilnya negatif, tetapi kalimat Pram yang membentaknya beberapa menit yang lalu hingga membuat dia sedih menyayat hati.

"Lihat ini! Negatif kan. Sudah aku bilang, kamu itu enggak hamil. Bahkan mungkin enggak akan bisa hamil. Arggh...sial!"

"Lihat sekarang wajah dan tubuh kamu. Becermin, Ra! Lihat!" bentak Pram seraya menyeret Rara ke depan cermin besar full body yang ada di kamar mereka.

Setelah itu Pram menghempas Rara di atas ranjang dengan cukup kasar.

"Aku muak dengan semua ini, Ra. Kamu semakin susah diatur saja!"

Brakk...

Pram pun pergi meninggalkan rumah mendiang orang tua Rara. Dan Rara pun hanya bisa menangis tersedu-sedu di atas ranjang mereka.

Di rumah itu tak ada pembantu tetap. Rara hanya membayar art yang biasa datang dua hari sekali membersihkan rumahnya, mencuci baju, dan setrika.

Kedua orang tua Rara meninggal dunia akibat kecelakaan mobil beberapa bulan sebelum Pram dan Rara menikah. Selepas mereka menikah, Pram dan Rara hanya tinggal berdua di rumah peninggalan kedua orang tua Rara.

"Ya Tuhan, apa dosaku? Aku hanya ingin membahagiakan Mas Pram dan keluarganya yang meminta keturunan padaku. Mama Papa, Rara rindu kalian," batin Rara menangis pilu seraya menatap foto mendiang kedua orang tuanya di sebuah pigura kecil.

Sejak kejadian itu, sikap Pram berubah pada Rara. Lebih terkesan cuek. Akan tetapi sudah tak membentak atau kasar pada Rara. Namun lebih dingin dan terasa hambar.

Dua minggu kemudian, Rara pun datang bulan sehingga tak ayal dirinya drop dan sakit. Rara memutuskan tak masuk kerja dahulu selama beberapa hari. Selain dirinya demam, ia juga ingin menenangkan diri.

Pram masih merawat dirinya dengan cukup baik selama dia tak masuk kerja. Dan malam hari pun tiba, Pram mengatakan sesuatu pada Rara.

"Yank, apa kamu mau nurut sama kemauan Mas?" tanya Pram lembut seraya memeluk Rara yang tengah tidur-tiduran di atas ranjang.

"Iya, Mas. Rara mau kok nurutin. Asal Mas Pram enggak bentak-bentak Rara. Sayang sama Rara lagi kayak dulu. Rara cinta sama Mas Pram. Rara cuma punya Mas Pram di dunia ini," cicit Rara sendu seraya matanya sudah berkaca-kaca dan membalas pelukan suaminya semakin erat.

Cup...cup...cup..

Pram menciumi wajah Rara yang sembab. Dengan kedua tangannya, Pram menghapus air mata sang istri.

"Sudah jangan nangis lagi, yank."

"Hem," jawab Rara berdehem.

Sempat terjadi keheningan beberapa saat antara keduanya, sebelum akhirnya Pram buka suara.

"Lebih baik kamu resign dari kantor. Fokus untuk program kehamilanmu agar kita cepat punya anak, Ra."

"Dan lebih baik kita tinggal di rumah orang tuaku. Selain lebih dekat dari kantor, juga agar kamu enggak bosan sendirian di rumah. Lagipula biaya program kehamilan kan cukup mahal juga. Jadi untuk lebih berhemat, kita pindah ke rumah orang tuaku ya," pinta Pram dengan lembut.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

A Yes

A Yes

sampai sini aku baca juga ngerasa Rara yang kurang bisa menjaga diri dan mood nya ya

2024-03-06

1

Aiur Skies

Aiur Skies

ada andil kesalahan rara juga sih kayak nya, kurang tahu diri dan coba memperbaiki diri gimana supaya membuat hubungannya harmonis kembali dg suaminya

2024-03-06

0

Ani Ani

Ani Ani

Bermuda masalah

2024-02-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hinaan
2 Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3 Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4 Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5 Bab 5 - Tugas Negara
6 Bab 6 - Selingkuh
7 Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8 Bab 8 - Obat
9 Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10 Bab 10 - Teman Masa Kecil
11 Bab 11 - Hamil
12 Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13 Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14 Bab 14 - Sebuah Tamparan
15 Bab 15 - Mencari Tahu
16 Bab 16 - Mulai Terkuak
17 Bab 17 - Apartemen
18 Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19 Bab 19 - Trik Licik Anita
20 Bab 20 - Remuk Redam
21 Bab 21 - Fitnah Sisy
22 Bab 22 - Talak dan Terusir
23 Bab 23 - Bertemu di Angkot
24 Bab 24 - Raraku
25 Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26 Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27 Bab 27 - Sebuah Rencana
28 Bab 28 - Bersedia
29 Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30 Bab 30 - Panggilan "Mas"
31 Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32 Bab 32 - Gosip
33 Bab 33 - Terpesona
34 Bab 34 - Baru Permulaan
35 Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36 Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37 Bab 37 - Istri Tak Diakui
38 Bab 38 - Alergi Kambuh
39 Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40 Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41 Bab 41 - Welcome to The Jungle
42 Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43 Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44 Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45 Bab 45 - Mulai Curiga
46 Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47 Bab 47 - Sebuah Jebakan
48 Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49 Bab 49 - Perayaan Cinta
50 Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51 Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52 Bab 52 - Gelap Mata
53 Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54 Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55 Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56 Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57 PROMO KARYA BARU
58 PROMO KARYA BARU
59 PROMO KARYA BARU
60 PROMO KARYA BARU
61 PROMO KARYA BARU
62 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 - Hinaan
2
Bab 2 - Tak Kunjung Hamil
3
Bab 3 - Pasca Terapi Hormon
4
Bab 4 - Pondok Mertua Tak Indah
5
Bab 5 - Tugas Negara
6
Bab 6 - Selingkuh
7
Bab 7 - Lima Tahun Pernikahan
8
Bab 8 - Obat
9
Bab 9 - Setelah Sekian Lama
10
Bab 10 - Teman Masa Kecil
11
Bab 11 - Hamil
12
Bab 12 - Sudah Lama Pindah
13
Bab 13 - Sebuah Fakta Terungkap
14
Bab 14 - Sebuah Tamparan
15
Bab 15 - Mencari Tahu
16
Bab 16 - Mulai Terkuak
17
Bab 17 - Apartemen
18
Bab 18 - Terbongkarnya Kedok Si Muka Dua
19
Bab 19 - Trik Licik Anita
20
Bab 20 - Remuk Redam
21
Bab 21 - Fitnah Sisy
22
Bab 22 - Talak dan Terusir
23
Bab 23 - Bertemu di Angkot
24
Bab 24 - Raraku
25
Bab 25 - Hidup Baru Awal Baru
26
Bab 26 - Merindukan Mantan Istri
27
Bab 27 - Sebuah Rencana
28
Bab 28 - Bersedia
29
Bab 29 - Mahar Teh Tubruk
30
Bab 30 - Panggilan "Mas"
31
Bab 31 - Pulang ke Tanah Air
32
Bab 32 - Gosip
33
Bab 33 - Terpesona
34
Bab 34 - Baru Permulaan
35
Bab 35 - Pembalasan Dimulai
36
Bab 36 - Membayangkan Mantan Istri
37
Bab 37 - Istri Tak Diakui
38
Bab 38 - Alergi Kambuh
39
Bab 39 - Bagian Rencana Rara
40
Bab 40 - Surat Perjanjian Damai
41
Bab 41 - Welcome to The Jungle
42
Bab 42 - Sebuah Penawaran Persahabatan
43
Bab 43 - Gara-Gara Resleting
44
Bab 44 - Sindiran Pedas Mertua
45
Bab 45 - Mulai Curiga
46
Bab 46 - Satu Mobil Bersama Mantan
47
Bab 47 - Sebuah Jebakan
48
Bab 48 - Princessku Pahlawanku
49
Bab 49 - Perayaan Cinta
50
Bab 50 - Dokumen Tersembunyi
51
Bab 51 - Semua Kedok Terkuak Seketika
52
Bab 52 - Gelap Mata
53
Bab 53 - Tabur Tuai (Penyesalan)
54
Bab 54 - Karma Tak Semanis Kurma
55
Bab 55 - Kado Ulang Tahun Rara
56
Bab 56 - Kebahagiaan Dara (David Rara)
57
PROMO KARYA BARU
58
PROMO KARYA BARU
59
PROMO KARYA BARU
60
PROMO KARYA BARU
61
PROMO KARYA BARU
62
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!