Bertemu Untuk Cinta

Bertemu Untuk Cinta

BAB 1. Gadis Bernama Cesya

Cesya Shaqueena Brown atau lebih di kenal dengan Cesya seorang gadis blasteran Indonesia-Inggris, mempunyai mata berwarna coklat kekuningan, rambutnya yang panjang berwarna coklat kehitaman terikat layaknya ekor kuda dengan gelombang di ujung rambutnya.

Kini ia terpaku di depan kelas dimana langit kelabu membuat suasana redup di sekitar kawasan kelas yang tidak mendapatkan pencahayaan lebih dari matahari. 

Ia melihat sosok temannya dan pacarnya sedang bersenda gurau sambil berpegangan tangan dan akhirnya saling berpelukkan. Cesya selama ini sudah tahu apa yang terjadi tapi dengan denial ia melawan semua kebenaran yang ada demi mempertahankan pertemanan dan juga pacarnya yang akhirnya membuatnya sadar ke naifannya sekarang menjadi bumerang bagina. 

Cesya membuka pintu kelas, membuat kedua orang itu dengan cepat melepas pelukan mereka, langit kelabu di luar membuat kelas itu menjadi minim cahaya. Nela yang menyadari kedatangan Cesya langsung menyerbu ke hadapan Cesya yang kini hanya menatap dengan raut wajah yang sulit ditebak. 

Cesya melengos begitu saja berlalu di hadapan Nela, Farhan tampak hanya diam dan masih duduk santai di atas meja, sedangkan Nela bergerak gelisah sambil memberi isyarat pada Farhan untuk menegur Cesya. 

"Aku sudah tahu, gak usah kalian tutup tutupin lagi, aku gak akan ganggu kalian mulai sekarang, kita akhiri semua hubungan kita hari ini" ucap Cesya Seraya menggendong tas ranselnya dan keluar dari kelas, Cesya telah memikirkannya, bagaimanapun reaksi dirinya terhadap kedua orang itu, tetap tak ada jalan bagi mereka bertiga untuk menjalin sebuah hubungan sebagai teman. 

Mendengar ucapan Cesya, Farhan seketika beranjak dari tempatnya—yah dulu memang ia sangat mencintai Cesya, bagaimana tidak wajah cantik Cesya dan kepribadian yang baik tentu membuat lelaki mana saja akan jatuh hati, tapi itu semua sudah menjadi jenuh ketika Farhan mengenal Nela sosok gadis yang begitu rapuh berbeda dengan Cesya yang punya kepribadian mandiri walaupun ceroboh, Cesya selalu bisa mengatasi semuanya dengan caranya sendiri, sedangkan Nela dia adalah gadis yang lemah selalu ditindas oleh orang lain, masa lalunya yang kelam membuat Farhan yang gentleman serasa di panggil dan dibutuhkan. 

Kini Farhan mengejar langkah Cesya yang sedang setengah berlari di lorong kelas yang sebagian kelas sudah kosong hanya meninggalkan segelintir murid yang melaksanakan piket. 

"Cesya tunggu" panggil Farhan yang akhirnya berhasil meraih tangan Cesya, nafas yang tersengal-sengal membuatnya menelan salivanya dengan cepat berharap ia bisa segera mengatur nafas. 

"Tunggu, biar ku jelaskan" pinta Farhan yang kini sudah bisa mengatur nafasnya sambil menatap Cesya dengan penuh waspada akan sekelilingnya. 

"Apalagi yang pengen dijelaskan, aku sudah lihat semuanya" ucap Cesya seraya menepis genggaman tangan Farhan. 

"Kamu tahu, hubungan kita gak seperti dulu lagi" gumam Farhan, Cesya yang mendengar itu hanya menghela nafas dengan senyum getir menunjukkan betapa tidak tahu malunya pria di hadapannya itu yang sudah ketahuan selingkuh malah mengungkit masalah hubungan mereka yang renggang cr. 

"Lalu itu alasanmu diam-diam punya hubungan dengan Nela" ucap Cesya menatap sengit ke arah Farhan yang tak berani membalas tatapannya. 

"Kau tahu Nela dia sangat lemah, kau sendiri yang memintaku untuk memperhatikannya" ucap Farhan membela diri tak ingin disalahkan sepihak dalam hubungan yang sudah tak ada rasa itu, bagaimana pun juga pikir Farhan ini adalah kesalahan Cesya yang tak pernah punya waktu untuknya yang selalu sibuk dengan kegiatannya. 

"Jadi menurutmu ini salahku" ucap Cesya dengan tatapan tidak percaya kalau pria di hadapannya itu adalah pria yang pernah ia cintai. 

Farhan memutar matanya merasa menyesal dengan ucapannya barusan, tapi perlahan sambil membasahi bibirnya ia dengan berani menatap Cesya. 

"Iya, ini salahmu, kemana kamu selama ini saat aku butuh " kilah Farhan dengan suara yang setengah serak karena menahan emosi. 

"Kemana aku? Kamu tanya kemana aku? Aku di hadapanmu jadi orang bego tolol yang selalu menutup mata sama kelakuan kalian berdua di belakangku. " sergah Cesya yang tak sanggup lagi menahan amarahnya karena terus merasa terpojokkan menjadi pelaku, padahal jelas ia yang di sakiti oleh kedua orang yang tak merasa bersalah ini, jika kejadian dimasa lalu diungkapkan, banyak sekali keganjilan dari hubungan Farhan dan Nela dimana mereka makan bersama, merayakan ulang tahun bersama, jalan berdua bahkan saat Nela sakit Farhan rela merawat Nela sampai bolos sekolah. 

"Lalu apa mau" ucap Farhan sengit menatap Cesya berharap wanita itu memelas untuk cintanya, setidaknya itu harapan terakhirnya kepada wanita yang tak pernah bersandar pada pundaknya itu. 

"Kita putus" ucap Cesya, Farhan mendengar itu dengan gaya tengil menonjolkan pipinya dari dalam mulut dan mengangguk sambil tersenyum kecut. 

"Ok, fine" ucap Farhan dengan aliran wajah yang menegang karena kesal. 

Cesya mengangguk menyetujui, bukankah itu juga yang ia katakan tadi saat di kelas, dimana ia tak akan lagi mengganggu hubungan mereka hasil dari menyakiti dirinya itu. 

"Kalau begitu semoga bahagia" ucap Cesya seraya berlalu, Farhan menghela nafas pelan ada sedikit kekecewaan dimana di akhir hubungannya itu Cesya tak ada satu pun niat untuk menahannya. 

Cesya melangkah keluar dari pekarangan sekolah, untung mobil jemputannya tiba tepat waktu sehingga ia tak butuh waktu menunggu, ia dengan cepat masuk kedalam mobil. 

Di dalam mobil Cesya bertemu dengan kakaknya yaitu Lydia wanita berambut pendek berwarna coklat elegan, matanya yang kuning kecoklatan serta riasan tipis wanita dewasa yang menawan, menatap adiknya bingung, karen masuk ke mobil dengan tidak ramahnya. 

Tapi Lydia tak mau ambil pusing, ia menjalankan mobil model Audi nya di tengah jalanan yang ramai, sesaat ia melirik keluar menatap langit kelabu yang sudah melahap semua awan putih, menandakan hujan akan segera turun. 

Suasana di dalam mobil menjadi sangat hening membuat Lydia risih dan menatap adiknya yang biasanya ceriwis itu seketika hanya diam dan termenung menatap ke luar jendela mobil, di dapatinya terkadang Cesya menghela nafas berat seperti ada beban yang sedang ia ringankan dari dadanya. 

"Pelajaran apa lagi yang tak masuk dalam otakmu yang kecil itu? " canda Lydia memecahkan suasana hening dalam mobil.

Tapi tak digubris oleh Cesya, membuat Lydia mengangkat alisnya bingung serta merasa terbebani oleh adiknya yang bontot itu—bagaimana tidak, hanya Cesya lah keluarga yang ia miliki di Jakarta ini, seluruh keluarganya sekarang berada di Manchester, Inggris. Sedangkan yang di indonesia hanya Eyang Putri, Bu lek Eka sama Om Rudi yang tinggal jauh di Jogja. 

"Kalau gak mau ngomong, mau makan? " tanya Lydia lagi mencoba meluluhkan adiknya yang sedari tadi hanya diam. Tapi panggilan alam pun tak bisa di pungkiri, suara perut Cesya seperti menjawab pertanyaan kakaknya itu, Lydia terkekeh dan mengarahkan mobilnya menuju Restoran terdekat. 

Saat datang di Restoran hujan pun turun dengan derasnya, untung Restoran yang mereka kunjungi memiliki parkir basement. 

Lydia memilih untuk duduk di pojok yang jauh dari pelanggan lainnya di dalam Restoran, dengan niatan untuk kembali bertanya apa yang terjadi pada adiknya itu. 

Setelah memesan beberapa makanan, kini Lydia menatapi Cesya yang duduk di depannya, seraya memperbaiki posisi duduknya Lydia pun dengan tak enak hati bertanya. 

"Apa yang terjadi? " tanya Lydia dengan tatapan penuh harap pada Cesya untuk bisa membuka hati berbicara pada dirinya. 

Cesya mengusap tangannya dengan gerakan gelisah, matanya bergerak seperti memikirkan sejenak pertanyaan kakaknya itu dan akhirnya ia pun memilih untuk menceritakan semua kejadian yang ia alami hari itu. 

Lydia mengepal tangannya dan menggebrak meja sambil berdesis memaki nama Farhan dan Nela, membuat Cesya melihat sekelilingnya berharap tak ada yang melihat kakaknya yang sedang marah itu. 

"Kak, biasa aja" bisik Cesya yang tak di gubris oleh Lydia yang kini melipat tangannya dengan kesal. 

"Kenapa kamu gak pernah cerita sebelumnya" ucap Lydia, Cesya menghela nafas sambil mengusap tangannya. 

"Soalnya kak Lydia galak" bisik Cesya yang masih didengar oleh Lydia itu, Lydia cukup tersinggung dengan ucapan adiknya, tapi tak bisa dipungkiri ia lebih sakit mengetahui adiknya itu telah dikhianati oleh dua orang dekat dengan adiknya. 

Tak beberapa lama kemudian saat mereka mulai berbincang seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. Dengan suka cita mereka pun menikmati makan siang mereka sambil berbincang akan banyak hal, setidaknya Lydia bisa membuat hati adik kecil nya itu merasa lebih baik dan menghabiskan waktu bersama sambil menunggu hujan mereda. 

Bersambung…

Terpopuler

Comments

𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶

𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶

overall oke..
good job.
lanjut!!!💪💪💪

2023-10-14

0

𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶

𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶

Bu lek
kalau bu ya bu aja
kalau lek ya lek aja.
q peenah lama di jogja.
kalau yg author mksud itu "tante"
nulisnya digabung. "Bulek"
kagak pakai spasi.

2023-10-14

0

𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶

𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶

puyeng ane:😵‍💫😵‍💫
tidak mengganggu hubungan hasil dari menyakiti...
ape sih?🥴🥴🥴
klarisifikasi thor...

2023-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!