BAB. 5 Salahku

"Nela bisa kita bicara sebentar" Tanya Cesya, Nela yang mendapatkan ajakan dari Cesya itu memperhatikan sekitarnya dan dengan ragu menatap Cesya.

"mang ada apa ya Ces" jawab Nela ragu seraya memasang wajah ketakutan dengan jelas, supaya beberapa murid di kelas bisa memperhatikannya.

"ada yang perlu aku omongin" kata Cesya, Nela sempat ragu tapi akhirnya mengangguk menyetujui, Cesya memberi isyarat kepada Nela untuk mengikutinya. beberapa pasang mata melihat mereka berdua layaknya tontonan yang layak mereka tunggu.

Mereka berjalan dengan suasana canggung, Cesya mengingat-ingat ide Agustina dimana ia harus mengajak Nela keruang komunikasi & Informasi atau disingkat ruang KI, dimana para guru serta klub penyiar sering melakukan pengumuman sekolah ataupun hanya sekedar membuat kegiatan klub penyiar.

Diruang itu terdapat alat penyiar dimana setiap audionya terpasang di beberapa tempat di dalam sekolah, jadi Agustina berniat membuka kedok busuk Nela kepada orang-orang, dengan Cesya sebagai umpan.

Tak berapa lama ruangan yang mereka tuju pun mulai nampak, pada saat itu bagian depan ruangan sedang  direnovasi, sehingga papan nama ruangan KI itu hanya tampak seperti ruangan biasa, Cesya dan Nela pun memasuki ruangan tersebut yang sudah di atur oleh Agustina, sebenarnya Cesya ragu, karena sedari tadi ia perhatikan tak nampak sedikitpun batang hidung Agustina, bisa saja ini hanyalah akal-akalan Agustina—pikir Cesya, tapi sudah terlanjur.

Cesya menghela nafas sebentar sebelum akhirnya ia berbalik dan menatap Nela dengan berani dalam ruangan kosong yang hanya diterangi cahaya dari jendela kaca yang cukup besar.

"katakan, kenapa kau melakukan ini semua" ucap Cesya tanpa basa basi, saat itu Nela hanya terdiam dengan gerakan penuh hati-hati sambil melihat sekelilingnya.

"disini hanya ada kita berdua" tambah Cesya mengerti dengan kekhawatiran Nela. Nela yang tadinya memasang raut wajah layaknya seorang gadis yang penuh dosa kini berubah drastis.

"apa salahnya?! " ucap Nela ambigu, membuat Cesya mengangkat sedikit alis kanannya bingung dengan ucapan Nela.

"bukankah kau memiliki semuanya, apa salahnya kalau kau kehilangan satu hal" tambah Nela, matanya memandang sengit kearah Cesya, layaknya seekor binatang buas yang siap untuk menerkam mangsanya.

"aku gak ngerti maksudmu? " tanya Cesya.

Dengan heran ia menatap Nela, bagaimana bisa teman semasa sekolah menengah pertamanya ini bisa berubah begitu saja menunjukan sifat aslinya tanpa ada rasa menyesal.

"kau memiliki semuanya, orang tua, kakak dan juga pacar, lalu apa salahnya aku mengambil satu dari kehidupan sempurna mu itu" marah Nela tak beralasan. setiap ucapan Nela, bisa Cesya tarik kesimpulan semua ini karena salah satu sifat buruk Nela yang sejak dulu ia ketahui yaitu "iri", tapi ia tidak menyangka sifat itu sudah menggerogoti diri Nela selama ini.

" lalu apa itu salahku, sampai kau berpikir aku layak di perlakukan seperti ini" ucap Cesya, yang sejak dulu tak pernah berpikir kalau Nela adalah anak yang jahat memang itu naif, tapi setidaknya Cesya ingin menjadi teman yang bisa dipercayai oleh Nela.

Cesya kembali mengingat Nela adalah anak broken home, orang tuanya hidup masing-masing dengan keluarga baru mereka, sedangkan Nela di urus oleh neneknya, tapi sayangnya nenek Nela meninggal saat umur Nela 12 tahun, dimana saat itulah Nela bertemu dengan keluarga besar Eyang Putri Cesya yang di Jogja, Nela sudah di anggap cucu sendiri oleh Eyang Putri dan bertemu dengan Cesya yang seumuran. Nela di asuh oleh bibi Cesya yang berada di Jogja, Cesya dan Nela menghabiskan masa remaja mereka bersama, tetapi Cesya pindah ke jakarta 2 tahun lalu mengikuti kakak perempuannya yang kerja di Jakarta, pada tahun ketiga SMA Nela bersikeras menyusul Cesya ke Jakarta dengan alasan karena Cesya akan pergi ke Inggris, jadi ia memohon dan giat belajar biar bisa diterima di tahun ketiga SMA yang sama dengan Cesya, ia pun berhasil tapi setelah bertemu Cesya, entah kenapa Nela menjadi iri dan merasa apapun yang didapati oleh Cesya bisa di dapat begitu mudah, sedangkan dirinya harus berusaha keras untuk mendapatkan semua hal itu. bisikan-bisikan ini lah yang membuat Nela berbuat sesuatu yang jahat pada Cesya, terlebih Farhan adalah pria yang cukup tampan dan sangat perhatian kepadanya, tentu saja bagaikan angin segar di hati yang kering tak pernah tersentuh oleh cinta itu pun, langsung jatuh hati.

Setelah ingatan itu terbesit di kepala Cesya ia menatapNela yang terdiam sejenak, mendengar perkataan Cesya tadi, tatapannya mengarah kebawah menerawang jauh.

"jadi kau mau aku minta maaf" Ucap Nela tak begitu peduli, Cesya hanya memutar matanya tidak peduli karena bagaimana pun jelas Nela tak akan meminta maaf karena cara pikirnya yang menganggap luka apapun yang Cesya alami akan membaik sendiri karena Cesya memiliki semuanya.

"lupakan saja, aku tidak membutuhkan maaf dari mu yang tidak ikhlas itu, masalah Farhan kau layak mendapatkannya, untuk kedepannya lebih baik kita tidak saling mengenal" ucap Cesya begitu saja seraya pergi meninggalkan Nela yang masih menunduk dengan raut wajah yang rumit.

Cesya menyusuri lorong kelas dengan cepat, perasaannya campur aduk dimana ia merasa lega dan juga berat menerima semuanya. tapi sebelum ia tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba ponsel Cesya berdering menandakan sebuah pesan masuk.

'aku sudah merekam pembicaraan kalian, apa kau mau menyebarkannya, tadi aku tidak menyalakan audio karena takut kau salah bicara'—pesan Agustina, Cesya merenungi sejenak langkah apa yang akan ia pilih menjadi musuh secara terang-terangan atau jadi orang yang diam sampai akhir, apapun pilihannya tetap menjelaskan kalau dia tak akan bisa bersahabat lagi dengan Nela maupun Farhan.

'lupakan aja, aku gak butuh lagi hal kayak gitu lagi, aku pulang duluan. bye'—balas Cesya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.

Cuaca kelabu hari itu masih setia mewarnai langit hingga petang menjelang.

Cesya menjatuhkan dirinya di atas ranjang setelah melewatkan makan malamnya, pikiran Cesya kalut kala itu. matanya menerawang jauh keluar jendela, sesekali ia tampak terisak karena tenggelam dalam pikirannya, ia telah kehilangan kekasihnya dan juga sahabat karibnya, tapi yang lebih menyakitkan adalah 2 orang itu yang menyakitinya tanpa ada bersalah, malah layaknya korban.

Mungkin karena kenaifan Cesya yang begitu menganggap sepele hubungannya, semuanya berakhir seperti ini. kini Cesya hanya berharap hari kelulusannya bisa datang cepat.

Hari-hari menjelang ujian tiba, gosip tentang Cesya sudah berangsur menghilang kini semua murid sibuk ikut kelas tambahan untuk ujian kelulusan, tanpa terkecuali Cesya, kali ini ia berniat mendapatkan nilai yang cukup tinggi, untuk menjadi nilai perbandingan saat ia memutuskan kuliah di London nanti.

Bersambung… 

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

sekalian aja jawab aku jodohmu😏

2023-07-31

0

FT. Zira

FT. Zira

hati" lho..ntar yang ada jadi suka😏

2023-07-31

0

FT. Zira

FT. Zira

nanti akan ada kisah berjudul aksi heroik sopir taksi gak?😅

2023-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!