BAB. 6 Dokter Idola

Semua mata terarah ke sosok Renal yang berjalan dengan acuh tak acuh di lorong unit rawat inap, sesekali para suster yang berada di pusat perawat  saling berbisik dan bergosip tentang Renal yang sudah menjadi dokter Idola di rumah sakit itu.

Kenapa tidak—Renal mempunyai paras yang tampan dengan kacamata baca yang masih bertengger di hidung mancungnya, tubuh yang tinggi dan juga punya badan yang cukup bagus, secara fisik mudah baginya menarik perhatian orang sekitar.

Tanpa mengindahkan tatapan-tatapan orang sekitarnya, Renal masuk keruang dokternya. ia ditugaskan di unit rawat inap untuk pasien umum. di meja kerjanya sudah ada tumpukan daftar pasien yang jadi tanggung jawabnya.

Belum sempat Renal duduk di kursi kerja, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan masuklah sosok wanita cantik berambut pirang yang di ikat rapi kebelakang, dengan mata biru jernih ia menatap Renal dengan semangat.

"apa anda sudah makan siang? " Tanya wanita itu seraya duduk di kursi pengunjung di depan meja kerja Renal.

Renal tak menatap wanita itu, kini ia hanya terfokus dengan layar komputernya sambil mengetik sesuatu.

"tidak, saya tidak makan siang" Jawab Renal yang masih sibuk dengan pekerjaannya, wanita itu tampak sedikit kecewa. tapi apa boleh buat senyum yang tadi terukir bibirnya seketika menghilang.

Renal merasa wanita yang ia kenal sebagai dokter Ellen itu, masih berada di dalam ruangannya.

"apa ada hal lain? " tanya Renal yang akhirnya menatap Ellen, seketika Ellen tampak kelabakan dan ia pun keluar dari ruangan Renal begitu saja.

Renal kembali ke pekerjaannya sampai sebuah nada pesan di ponselnya membuatnya teralihkan.

'Ku mohon, Datanglah ke cafe S' isi pesan itu dimana tertera nama pengirim adalah Shopia. Renal tampak menimbang sesaat, semenjak kejadian tempo hari ia sama sekali tak pernah berhubungan lagi dengan Shopia.

Mungkin kali ini ia siap untuk benar-benar mengakhiri hubungan ini—batin Renal, Renal bangkit mengganti jas dokternya dengan mantel panjang selutut kaki, dan pergi ke Cafe S.

Sesampainya di cafe, Renal menebarkan pandangannya mencari sosok yang ia cari yaitu Shopia, tak butuh waktu yang lama ia pun menemukan sosok yang ia cari.

Wanita dengan khas cantik wanita indonesia warna kulit sawo matang, dengan wajah manis cantik dan tirus separuh oriental, berambut pendek sebahu, menggunakan mantel berwarna merah marun.

Renal menghampiri Shopia yang saat itu menyadari kedatangan Renal, senyum bahagia terukir di bibir Shopia.

"Aku tidak punya banyak waktu, bisa kah kita ke intinya saja" Ucap Renal dingin, mendengar itupun senyum Shopia perlahan memudar.

"setidaknya pesanlah makanan" ucap Shopia mencoba berbasa-basi setidaknya ia bisa menahan Renal lebih lama.

"ada banyak pasien yang sedang menungguku, jadi katakan apa yang ingin kau katakan" ucap Renal acuh tak acuh, Shopia memperbaiki duduknya sambil mengusap tangannya yang sudah basah karena gugup.

"apa yang kau lihat sebelumnya, itu gak seperti yang kamu pikirkan" ucap Shopia dengan nada suara waspada.

Renal tersenyum ketir layaknya ia seperti orang bodoh yang bisa di bohongi begitu saja.

"lalu menurutmu apa yang ku lihat itu hanya salah paham? " ucap Renal merasa kecewa.

"aku bisa jelasin itu semua, aku memang salah, tapi ini gak semuanya salah aku. " ucap Shopia membela diri, kali ini Renal menyandarkan tubuhnya ke kursi mencoba ingin tahu apa yang Shopia ingin jelaskan.

"kau tahu keadaanku, aku dipindahkan ke rumah sakit kecil dan di diskriminasi, selama 1 tahun di sini layaknya seperti di neraka" jelas Shopia, Renal tetap diam.

"aku sudah mencoba, akhirnya aku berhenti dan aku tidak tahu harus bagaimana meneruskan kehidupanku di London. Saat itu kau sangat susah di hubungi, lalu aku bertemu dengan Steve dia yang membantuku selama ini dan aku minta maaf tidak pernah punya kesempatan untuk menjelaskannya padamu" ucap Shopia menundukkan wajahnya layak seperti pendosa.

"kalau begitu kita akhiri saja semua ini, aku sudah tidak mengganggumu, tapi kenapa kau terus datang dan menghubungiku" ucap Renal tampak tidak senang.

Shopia mengusap kedua tangannya dengan gugup berkata.

"apa kau bisa mengembalikan biaya deposit apartemen? " tanya Shopia pelan, Renal memainkan jarinya di atas meja dengan senyum getir dan menatap kearah Shopia seperti berkata—tidak tahu malu.

"ini gak masuk akal, kau tahu itu! kau katakan saja omong kosong mu pada lelaki itu dan uang deposit itu mintalah pada kekasihmu." marah Renal seraya beranjak pergi, tapi Shopia menahan tangan Renal dengan raut wajah memelas Shopia berharap Renal membantunya.

"kumohon, Steve sekarang dalam masalah" ucap Shopia, Renal benar-benar marah dengan ucapan gila wanita yang pernah ia kencani itu, dengan kuat Renal menepis tangan Shopia.

Lalu melangkah pergi dengan emosi yang menggebu-gebu ditengah cuaca musim semi awal dimana hawa dingin masih menyelimuti seluruh kota London terlihat asap tipis mengepul setiap ia bernafas berat. pikiran Renal kacau, ia merasa jijik bahkan merasa kesal pada dirinya sendiri.

Renal dengan cepat mencari taksi, sungguh memuakan baginya untuk lama-lama berada di tempat itu.

Saat di rumah sakit, Renal tampak tak bisa mengatur raut wajahnya sampai membuat beberapa suster membicarakannya.

Tak lama Renal menenangkan pikirannya, tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu ruangannya.

"masuk" seru Renal yang baru saja mengganti mantelnya dengan jas dokter, seorang dokter pria yang berambut jingga kecoklatan dengan warna mata biru, tubuh yang tak terlalu tinggi bernama Addy  menatap Renal dengan bingung.

"ada apa denganmu" tanya Addy penasaran, melihat kawan seprofesinya itu tampak kesal.

"tidak ada apa-apa" Ucap Renal dengan malas, Addy hanya mengangguk pelan.

"apa yang membawamu kemari? " Tanya Renal memperbaiki letak kacamatanya.

"oh, aku ingin memberimu ini" jawab Addy seraya menyodorkan sebuah berkas yang langsung disambut oleh Renal.

"seminar? " gumam Renal bingung dan menatap Addy yang kini duduk di kursi depannya.

"yup, Dokter Richard meminta kau mewakilinya mengadakan seminar di Manchester 1 minggu lagi, jadi dokter Richard memberimu beberapa bahan untuk dibawakan" ucap Addy sambil menatap berkas yang ia bawa.

"baiklah, aku mengerti" ucap Renal seraya kembali mengerjakan pekerjaannya kembali, Addy pun yang sudah selesai dengan urusannya langsung pergi, karena masih banyak yang harus ia urus.

Waktu berputar dengan cepat hari itu, setelah berkeliling dan menangani beberapa pasien, Renal bisa melupakan kejadian kurang menyenangkan hari itu.

Pengunjung rumah sakit mulai berkurang dimana jam besuk sudah di tutup, tinggal beberapa suster dan dokter yang masih berkeliaran sekitar rumah sakit.

Renal setelah seharian tidak makan, akhirnya perutnya pun terasa lapar, ia melangkah ke kantin rumah sakit yang buka 24 jam, dengan kartu ID nya ia bisa makan dengan puasnya di kantin.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Cokies🐇

Cokies🐇

heemmm..

2023-08-17

0

FT. Zira

FT. Zira

aditya bakal jadi comblang kek nya😏

2023-08-01

0

FT. Zira

FT. Zira

felling ketuker deh😏

2023-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!