Renal tersenyum sekilas mendengar perkataan Cesya, sambil mengakat tangan dimana jarinya menekuk setiap perkataanya.
"berjalan di kota besar dengan hanya secarik kertas, menuduh seseorang cabul, tidak membawa uang, tidak pernah menggunakan ponsel sampai tak menyadari ponselnya tertukar, dan melakukan tindakan main hakim sendiri saat ada orang asing masuk ke rumah, apa kau anak kecil? " Ejek Renal menghitung hal bodoh yang dilakukan Cesya.
Cesya memejamkan matanya menyadari semua kebodohannya itu, tapi itu semua terjadi begitu saja dan alasan lain kenapa dia tidak begitu sering memakai ponsel adalah banyaknya kenangan yang belum ia lupakan dari ponsel itu. tapi percuma saja ia menjelaskan banyak hal pada Renal, karena nasi sudah jadi bubur. apapun yang ia ucapkan hanya akan terdengar seperti alasan baginya.
"lalu anda akan tetap berada disini? " tanya Cesya, Renal menimbang-nimbang sesaat.
"tidak juga" jawab Renal, membuat Cesya memiringkan kepalanya bingung.
"aku akan pergi setelah aku memiliki uang untuk mencicil apartemen baru. " jelas Renal, Cesya menegakkan tubuhnya tertarik.
"berarti anda hanya sementara waktu disini sampai mendapatkan apartemen baru?" tanya Cesya, Renal bangkit dari duduknya berniat untuk pergi ke kamar untuk cepat-cepat istirahat.
"sepertinya begitu" ucap Renal seraya berjalan menuju ke lantai atas.
"anda mau kemana, kita belum selesai" seru Cesya, Renal dengan malas berbalik.
"kita bicarakan lagi besok, aku sangat lelah" Ucap Renal dengan langkah gontai ia menaiki tangga sambil membawa koper dan mantel yang di selipkannya di lengan.
Cesya yang melihat raut wajah lelah Renal hanya bisa diam seraya mematikan lampu ruang tengah dan membawa kembali p3k dan tongkat baseball nya ke kamar.
"kenapa bisa jadi begini?" Gumam Cesya bingung setelah menaruh kembali tongkat baseball nya dimeja.
Jam sudah menunjukan jam 12 malam, Cesya pun tak ingin terlalu membebani pikirannya dengan kejadian yang ada, terlebih dirinya harus menyiapkan mental serta fisik untuk ujian besok.
Tanpa pikir panjang Cesya mengatur jam digitalnya dan mencoba untuk tidur saja malam itu.
...****************...
Sinar matahari menyeruak masuk diantara celah Gorden dan mengenai mata Renal yang sedang tertidur, tanpa sengaja membuat Renal terpaksa membuka matanya dan mengedipkan mata untuk membiasakan penglihatannya.
Renal bangkit dari tidurnya dan seketika meringis kesakitan karena rasa sakit yang menyengat di lengan kirinya. Perlahan ia mengingat kejadian semalam yang mengakibatkan luka di lengannya itu. Renal merasakan urat kepalanya berdenyut pening karena terlalu banyak masalah yang ia lalui minggu itu.
Dengan tenaga yang ada ia pun beranjak dari kamar menuju ke kamar mandi yang berada di luar, saat ia melintasi tangga dan sepintas melihat Cesya sedang sibuk di dapur, tapi tanpa memperdulikan hal itu, Renal terus berjalan kedalam kamar mandi dan mencuci wajahnya.
Sedangkan di dapur Cesya sibuk menyiapkan beberapa masakan, Cesya memang pembuat onar dan juga ceroboh tapi setidaknya dia memiliki kelebihan bisa memasak. itu semua berkat Eyang Putrinya yang mengajarkan Lydia dan Cesya selama di Indonesia, sebagai cucu owner perusahaan makanan, sangat memalukan seandainya cucunya tak bisa masak—begitulah tanggapan Eyang Putri, sehingga Lydia dan Cesya pun belajar masak sejak dini.
Sebelum Renal turun dari lantai atas, tampak dari jauh Cesya sudah keluar dari apartemen, Renal mendengar suara pintu tertutup, sesaat ia menoleh ke arah pintu dan melanjutkan langkahnya menuju meja makan dimana beberapa makanan sudah terhidang di atas meja.
Renal sesaat tampak kagum dengan masakan yang terhidang di atas meja itu, tapi pandangannya beralih ke sebuah catatan kecil dimana tertulis.
"kepada tuan Renal
maaf atas kesalahpahaman saya tadi malam, saya menyiapkan masakan ini sebagai tanda permintaan maaf saya, karena sudah melukai anda.
Untuk masalah apartemen, saya harap anda bisa menemukan sebuah apartemen baru, karena rasanya tidak nyaman tinggal bersama karena terlalu banyak kesalahpahaman antara saya dan anda.
Cesya"
Renal mengerutkan keningnya kemudian tersenyum.
"sebenarnya dia ingin minta maaf atau ingin mengusirku" gumam Renal seraya duduk mengambil sendok dan menyicipi beberapa makanan yang cukup familiar didepannya.
Saat menyicipi satu persatu makanan khas indonesia yang ia kenali itu, Renal terpaku karena rasanya sangat mirip dengan buatan orang indonesia. Renal pun terbesit untuk mengurungkan niatannya untuk pindah, jika seandainya ia bisa menyicipi makanan seperti ini setiap harinya.
Sedangkan di tempat berbeda, Cesya dengan cepat memasuki ruangan ujian dimana ia datang tepat waktu.
Sesi ujian pun berjalan dengan waktu 120 menit dengan 100 soal ganda dan esai, Cesya sangat fokus dengan ujiannya dengan tekad kuat, ia percaya diri dengan setiap jawabannya.
Bahkan ia bisa menyelesaikan ujian sebelum waktu yang di tentukan, Cesya dengan waktu yang ada mencoba untuk berkeliling sebentar di lingkungan kampus yang akan ia masuki sebagai mahasiswa baru itu.
Seperti harapannya lingkungan kampus sangat luas, bahkan beberapa gedung berarsitektur Victorian yang megah dan elegan masih tampak terawat.
"mereka bilang gedung itu berhantu" ucap seseorang membuat Cesya menoleh kebelakang.
"maksud anda? " tanya Cesya ke pada sosok pria tampan berambut pirang dengan mata biru jernih, tubuhnya tinggi membuat Cesya sedikit mendongakkan kepalanya karena jarak antara dirinya dan pria itu cukup dekat.
"saya bercanda" jawab pria itu membuat Cesya hanya tersenyum canggung, pria itu melihat ekspresi Cesya kebingungan seketika terkekeh.
"maaf maaf, anda pasti kaget, perkenalkan namaku Cedric Harold " ucap pria bernama Cedric itu seraya menyodorkan tangannya kearah Cesya, Cesya tak langsung menyambut uluran tangan itu, tapi Cedric seperti tak ada niatan untuk menurunkan tangannya, membuat Cesya mau tak mau menyambut uluran tangan itu.
"Cesya Shaqueena Brown. " ucap Cesya tampak membuat Cedric kagum.
"nama yang unik dan cantik di dengar" goda Cedric membuat Cesya menjaga jarak. untungnya ada seseorang yang memanggil Cedric sehingga Cesya pun bisa melepaskan tangannya.
"kalau begitu, selamat tinggal" ucap Cesya seraya berlalu dengan cepat pergi dari hadapan Cedric.
"tung—" terdengar suara Cedric menggantung, Cesya melangkah setengah berlari meninggalkan jauh Cedric di belakangnya.
Cesya bergegaa pergi menuju ke gerbang kampus, luasnya kampus membuatnya sedikit kelelahan, saat berhasil keluar, ia kali ini Cesya memilih untuk langsung pulang menggunakan taksi. jam sudah menunjukan pukul 12 siang waktu setempat.
Ia berniat untuk berbenah di apartemennya itu, karena setelah masak tadi pagi ia sama sekali belum membersihkan dapur.
Sesampainya ia di apartemen, saat ia pergi kearah dapur, betapa kagetnya ia melihat dapur sudah bersih bahkan piring tertata sangat rapi.
"wah, ternyata dia termasuk orang yang rajin" gumam Cesya dan menggerakkan jari telunjuknya di atas meja dapur yang mengkilap.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
raazhr_
suamiable bgt ya ces🤭
2023-08-08
0
capr.gurlll
lnjutt up nya thorrr
2023-08-06
0