BAB. 18 Ajakan Kencan

Cesya pun berbalik tapi sebelum melangkah pergi, ia kembali menoleh dan melihat kearah catatan yang menempel di pintu kulkas.

"terima kasih atas makanannya, malam ini aku akan tidur di rumah sakit, berhati-hatilah. Hubungi aku kalau ada masalah

p.s aku akan segera menemukan apartemen baru secepatnya"

"Hubungi? " ucap Cesya meronggoh ponselnya dan mencari nomor telpon Renal yang pernah menelponnya saat ponsel mereka tertukar.

Cesya menyimpan nomor ponsel Renal kemudian melangkah kembali ke kamarnya.

Sedangkan di rumah sakit, Renal berada di toilet untuk mencuci tangannya, ia menatap nanar kearah air keran wastafel yang terus mengalir sampai Addy menyadarkan lamunannya.

"kau tidak apa-apa" tanya Addy seraya menyandarkan tubuhnya di ambang pintu toilet.

"ya" jawab Renal seraya menutup keran wastafel dan berlalu di hadapan Addy.

"ku dengar operasinya berjalan lancar" ucap Addy, Renal mengangguk sambil memperbaiki letak kacamatanya.

"lalu kenapa kau tampak murung? " tanya Addy, Renal menoleh sekilas kearah Addy.

"tidak apa-apa, hanya saja ada sesuatu yang kupikirkan" jawab Renal membuat Addy mengangkat alisnya penasaran.

"apa ada sesuatu yang terjadi? " tanya Addy kini mencoba menyamakan langkahnya dengan Renal.

"tidak, aku hanya merasa terbebani dengan perlakuan dokter Richard. " ucap Renal menyandarkan punggungnya ke tembok di dekat pintu kantin rumah sakit.  di ikuti Addy yang juga melakukan hal yang sama membuat beberapa suster berbisik-bisik melewati mereka.

"apa dokter Richard memaksamu lagi untuk mengambil program profesi" ucap Addy, yang di sambut anggukan Renal. melihat itu Addy sudah tahu jelas permasalahan yang Renal alami.

Tapi belum sempat Addy mulai berbicara tiba-tiba terdengar suara seseorang membuat Addy langsung mengatup mulutnya.

"hi, Renal" seru Ellen keluar dari kantin, Addy yang mendengar itu langsung melongok dan melambai kepada Ellen.

"hi" jawab Addy mewakilkan Renal, Ellen hanya tersenyum.

"apa kalian juga kesini untuk makan siang? " tanya Ellen.

"tidak ka—" belum sempat Renal menjawab tiba-tiba saja Addy menyenggol lengan Renal membuat ucapan Renal menggantung sambil menatap Addy dengan sengit, tak peduli dengan tatapan temannya itu Addy berkata.

"iya, kami makan siang, bagaimana kita makan bersama-sama" ajak Addy dengan cepat sebelum mulut kasar Renal terbuka.

"tentu saja" ucap Ellen berbalik ke dalam kantin dan diikuti Addy yang sedang menarik paksa lengan kanan Renal.

Renal pun terpaksa mengikuti kemauan temannya itu, karena dirinya masih merasa kenyang ia hanya mengambil sedikit makanan, saat ingin duduk Addy meminta Renal untuk duduk di depan Ellen, yang membuat sedikit perdebatan kecil di antara mereka, walaupun akhirnya Renal menyerah dan lagi-lagi mengikuti kemauan temannya.

"kalian tampak sangat akrab" ujar Ellen sambil tersenyum manis melihat tingkah kedua pria didepannya itu.

"yah, kami memang cukup akrab, terlebih sebagai senior aku harus membimbingnya lebih baik" ucap Addy yang bertujuan untuk memuji dirinya sendiri itu.

Renal hanya memutar matanya tak peduli sedangkan Ellen terkekeh pelan. saat itu hanya obrolan-obrolan kecil yang meliputi suasana makan siang mereka, sampai—

"minggu nanti apakah anda ada jam kosong? " tanya Ellen kearah Renal, Addy yang mendengar pertanyaan itu seketika sebuah senyum mengembang di bibirnya, seperti di suguhkan drama cinta didepan matanya langsung tentu Addy tak mau melewatkan satu adegan apapun yang ada dihadapannya.

"saya tidak tahu" jawab Renal cepat, Addy melihat jawaban itu otomatis mencibir Renal yang dibalas dengan tatapan acuh tak acuh dari Renal.

"ah, begitu." ucap Ellen dengan nada suara kecewa dan menatap lurus kearah makanannya, Addy yang melihat itu merasa tak tega dan menatap tidak suka pada Renal dan memberi isyarat untuk mengatakan sesuatu.

Renal menghela nafas sejenak.

"mungkin, sabtu nanti saya punya waktu" ucap Renal pelan, yang langsung disambut anggukan dari Addy.

Ellen mengangkat kepalanya senang dengan senyum sumringah, Ellen pun dengan semangat menatap kearah Renal.

"kalau begitu sabtu ini" sambil mengeluarkan sebuah brosur dan menyodorkannya pada Renal "itu adalah perjalanan tour kapal pada malam hari di sungai Thames, mereka bilang akan ada acara kembang api di malam sabtu dan minggu" ucap Ellen, sebelum sempat brosur itu berpindah tangan ke Renal, Addy dengan cepat mengambilnya lebih dahulu.

"ini pasti menyenangkan, Pria ini pasti datang" ucap Addy layaknya juru bicara Renal.

"baguslah kalau begitu, sampai jumpa sabtu nanti" Ucap Ellen dengan senang mengangkat piringnya dan berlalu pergi, tanpa Renal sempat mengatakan sepatah kata apapun.

"kau gila" pekik Renal tak habis pikir pada temannya itu yang sedari tadi tak membiarkannya untuk berbicara.

"sudahlah, lakukan saja, anggap saja ini hiburan juga untukmu, ayo—ayo! " Seru Addy sekarang memaksa Renal untuk pergi dari Kantin sambil membawa piring mereka dan menaruhnya di tempat tumpukan piring kotor lainnya.

................

Malam harinya—

Kini Renal berbaring di ranjang di kamar dimana dokter biasanya menginap, Renal menatap langit-langit kamar dengan bosan, sesekali ia melihat keluar jendela hanya sekedar mencari hiburan dari pemandangan kota London yang padat.

Ia sudah selesai melakukan tugasnya malam itu, tapi entah kenapa matanya tak kunjung mengantuk, mungkin itu efek banyaknya hal yang terlintas di pikirannya.

Tapi tiba -tiba ponselnya berdering, dengan malas ia meraba-raba kesamping tubuhnya untuk menggapai ponsel yang terus bergetar itu.

Di tatapnya layar ponsel dimana nama Cesya tertera di sana. Renal memejamkan matanya merasa lelah tapi ia tetap mengangkat telpon itu.

"halo" seru Renal.

"halo, maafkan saya. tapi bisakah anda membantu saya" ucap Cesya, Renal perlahan membuka matanya mendengar suara gelisah Cesya.

"ada apa? " tanya Renal mulai penasaran.

"saya sekarang ada di mini market, tapi sedari tadi ada seseorang yang mengikuti saya, saya rasa sekarang orang itu sedang menunggu di luar mini market" ucap Cesya dengan nada gelisah, Renal yang mendengar itu langsung bangkit dan meraih mantelnya.

"kau dimana? " tanya Renal, dari seberang sana terdengar suara Cesya menyebutkan alamatnya, tanpa pikir panjang Renal langsung bergegas pergi ke tempat Cesya sebutkan.

Renal bejalan setengah berlari keluar dari rumah sakit dan mencegat taksi yang ada dihadapannya. Renal masuk menyebutkan alamat yang ia tuju pada sang supir taksi.

Malam itu tampak ramai karena ada sebuah festival di tengah kota, membuat kemacetan pun tak di hindari. Renal yang terburu-buru memilih untuk membayar dan keluar dari taksi, di trotoar penuh orang yang sedang berlalu lalang.

Suhu saat itu tak begitu dingin seperti malam-malam sebelumnya, tapi nafas Renal yang terpacu karena ia setengah berlari membuat kepulan-kepulan asap tipis di udara.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Honeyhae

Honeyhae

wkwk episodenya sma aja kyk kmrin cma d ptong aja 🥲... krna pnjngan

2023-08-07

0

Doubi

Doubi

Wah! ditinggal merem bentar udah bab 34 aja🤧

2023-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!