Seraya memperbaiki posisi duduknya dan terus menonton adegan telenovela yang sekarang menunjukan adegan protagonis pria sedang ingin melabrak kekasihnya yang sedang berselingkuh.
Aditya pun mulai menceritakan masalah Renal mulai dari pertemanan mereka sampai menceritakan kronologi masalah percintaan Renal, yang membuat Cesya terpaku karena adegan di telenovela dan cerita kakaknya hampir sinkron, Cesya seperti melihat langsung apa yang dialami Renal dari telenovela itu, walaupun di drama itu cukup melebih-lebihkan tapi bagi Cesya itulah yang di alami Renal.
"apakah dia baik-baik saja" bisik Cesya saat melihat protagonis pria di telenovela itu sedang menangis tersiksa sambil minum-minum di bar.
"ku rasa dia baik-baik saja, Renal dia orang yang cukup tangguh, yah—mungkin lebih ke tidak peduli, tapi dia orang yang baik." jelas Aditya, Cesya pun mengangguk setuju.
"iya dia memang orang yang baik" bisik Cesya. membuat Aditya di seberang sana bingung.
"apa kalian sudah saling mengenal" ucap Aditya.
"tidak juga" timpal Cesya, seraya beranjak dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum, saat di depan kulkas Cesya kembali menatap ke secarik kertas tempel di pintunya.
"kalau begitu baik-baiklah padanya, aku sekarang ada di rumah sakit oxford, nanti kalau ada waktu luang, aku akan ke London" ucap Aditya, Cesya pun tersenyum dan mengangguk.
"iya, kakak hati-hati lah di sana" ucap Cesya, terdengar suara senang dari Aditya.
"kau juga" ucap Aditya seraya memutuskan panggilan. Cesya masih menatap kertas tempel di depan kulkas itu sambil tersenyum.
Hal itulah membuat Cesya mengubah pikirannya untuk memilih membiarkan Renal tetap berada di apartemen yang sama, setelah menutup dan mengunci pintu setelah Renal pergi, Cesya melangkah kembali ke ruang tengah mematikan tv yang dinyalakan oleh Renal, lalu masuk kedalam kamarnya.
Saat dikamar, Cesya berjalan gontai karena rasa keram di perutnya, dengan malas ia menjatuhkan dirinya keatas ranjang, lalu membuka ponselnya.
Ditatapnya lama ponsel itu kemudian ia beralih melihat ke galeri, di lihatnya satu persatu kenangannya bersama Nela dan Farhan, itu adalah kenangan indah—pikirnya, tapi semua itu sudah berubah jadi kenangan pahit sekarang.
Cesya pun menghela nafas dan memilih untuk menghapus semua kenangan itu dari galerinya. kini ia mengalihkan pandangannya kearah luar balkon di mana tampak kelap kelip lampu pesawat di langit malam di luar sana, sampai tak terasa ia pun terlelap
keesokan harinya—
Cesya bangun dari tidurnya, saat ia melihat kearah balkon ia melihat langit sudah begitu cerah dan ia pun mengalihkan pandangannya ke arah jam dimana jam sudah menunjukkan jam 10 siang, Cesya pun langsung bangkit dan menuju kamar mandi.
Cesya mencuci mukanya tiba-tiba saja terdengar suara bel pintu berbunyi, Cesya pun menegakkan tubuhnya dan menajamkan pendengarannya takut-takut suara bel itu cuma salah dengar, tapi suara bel itu benar berasal dari pintu depan.
Cesya mengambil handuk mengusap wajahnya yang basah lalu dengan langkah cepat menuju ke pintu depan, di intipnya di celah pintu untuk mengetahui siapa yang datang, ternyata itu adalah Renal.
Cesya membuka pintunya, saat Cesya membuka pintu. Renal kaget dan menatap Cesya dari bawah keatas tampak melihat pemandangan yang aneh, Cesya yang menyadari tatapan Renal pun, langsung merapikan dirinya.
"kenapa anda tidak langsung masuk, bukannya anda sudah tahu kata sandinya? " tanya Cesya seraya berjalan masuk, di ikuti Renal dengan tas cukup besar di tangannya.
"aku tidak mungkin masuk begitu saja" ucap Renal dengan isyarat seperti menunjukan penampilan Cesya yang sekarang rambutnya acak-acakan, bajunya yang setengah masuk kedalam celananya dan celananya terlipat selutut.
Cesya yang menyadari itu langsung berlari masuk kedalam kamar mandi melanjutkan merapikan dirinya, sedangkan Renal hanya tersenyum dan naik kelantai atas dimana kamarnya berada.
Tak lama Renal merapikan barangnya memisahkan baju kotor dan baju yang akan ia pakai, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Sebelum Renal menjawab, pintu kamarnya sudah setengah terbuka dan sosok Cesya melongok kedalam kamarnya.
"apa anda sudah makan? " tanya Cesya, Renal menoleh dan menggelengkan kepalanya.
"belum" jawab Renal seraya kembali sibuk dengan kegiatannya.
"kalau begitu apa anda mau saya masakan sesuatu? " tanya Cesya lagi membuat Renal terdiam dan ingatan akan masakan yang ia makan kemarin kembali terbesit dalam pikirannya.
"apa kau bisa masak nasi goreng? " tanya Renal langsung berbalik kearah Cesya.
"tentu" ucap Cesya bingung dengan tatapan Renal yang seperti berbinar-binar kesenangan.
Kini Cesya sedang memasak di dapur, tapi Cesya merasa risih dimana sosok Renal kini duduk di kursi makan sambil memperhatikannya.
"dari mana kau belajar masak, masakan indonesia? " tanya Renal yang kini menopang dagu dengan tangan kanannya.
"saya belajar dari nenek saya" jawab Cesya, membuat Renal kaget.
"nenekmu orang indonesia? " tambah Renal, kini menegakkan tubuhnya penasaran.
Cesya mengangguk sambil membawa 2 piring nasi goreng di tangannya, satu ia sodorkan pada Renal yang langsung di sambut oleh Renal dan yang satunya lagi miliknya.
"iya, aku sempat tinggal di indonesia selama 6 tahun" ucap Cesya seraya duduk di kursi meja makan depan Renal.
Renal membelalakkan matanya kaget akan fakta tersebut.
"aku juga orang indonesia" ucap Renal, Cesya langsung terdiam dan dengan senang Cesya menggunakan bahasa indonesia pada Renal.
"senang bertemu dengan anda" ucap Cesya bersemangat. Renal melambaikan tangannya kearah Cesya untuk jangan terlalu formal padanya.
"panggil saja namaku dan jangan terlalu formal, pantas saja rasa masakanmu sangat mirip dengan buatan orang indonesia."puji Renal seraya melahap nasi gorengnya.
"gak itu karena nenekku orang yang sangat ketat saat mengajarkanku memasak, mangkanya aku bisa masak kayak gini sekarang" jelas Cesya yang juga mulai melahap nasi gorengnya, Renal pun merasa cukup lega setidaknya ada orang lain yang bisa ia ajak untuk berbicara dengan nyaman dengan bahasanya sendiri.
Mereka pun mengobrol ringan sambil menikmati makanan mereka.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments