Untung saja tempat Cesya tak begitu jauh dari ia turun dari taksi, walaupun begitu Renal merasa resah setiap melewati beberapa gerombolan pria pemabuk dan juga para remaja-remaja yang nakal saling canda menggunakan bahasa kasar.
Renal berharap tak terjadi apa-apa pada Cesya, tak berselang lama ia pun melihat mini market yang ia yakini disanalah Cesya berada, di lihatnya dari jauh ada 3 orang remaja tampak berdiri di pohon dekat mini market tampak memperhatikan kedalam mini market, Renal menghentikan langkahnya seraya menarik nafas.
Saat berlalu Renal bisa mendengar percakapan para pemuda itu.
"dia cantik sekali" bisik pemuda 1 menggunakan hoodie dilapisi dengan mantel.
"aku akan meminta nomor telponnya" timpal pemuda 2 yang sedang menyandar ke pohon dengan senyuman nakal kearah temannya.
"kenapa dia lama sekali? ku harap kita bisa membawanya bersenang-senang " gumam pemuda 3 yang tak sabar.
Renal yang mendengar obrolan 3 pemuda itu, berhenti sejenak menebarkan pandangannya kedalam mini market, ia hanya melihat 5 pengunjung dan 1 orang kasir pria di dalam, dimana 5 pengunjung itu adalah sepasang kakek nenek, pria brewok bertubuh besar yang sedang berdiri di depan kulkas bir, seorang pria memakai hoodie hitam yang sedang menyeruput kopi cupnya, dan seorang gadis menggunakan hoodie cream membelakangi arah depan mini market yang Renal yakini kalau gadis itulah Cesya.
Renal masuk kedalam melewati sepasang kakek nenek yang baru saja membayar belanjaan mereka di kasir dan Renal melangkah menuju Cesya yang kini memandangi barisan snack.
Cesya yang merasa ada keberadaan orang disampingnya langsung menoleh dan dengan nafas lega Cesya mengusap keningnya yang mungkin sudah mengeluarkan keringan dingin.
"untunglah ternyata anda. " ucap Cesya sambil melirik kearah belakang menatap luar mini market.
"mereka masih di luar" bisik Renal memberitahu Cesya, Cesya pun mengurungkan niatnya untuk berbalik badan.
"apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini? " tanya Renal, yang kini melihat jam tangannya yang sudah menunjukan jam 10 malam.
"ada sesuatu yang harus saya beli" jawab Cesya, Renal menoleh dan melihat ke tangan Cesya dimana barang yang Cesya beli adalah sebuah pembalut.
Renal memutar bola matanya mengerti seraya berdehem pelan.
"apa ada barang lain yang ingin kau beli? " tanya Renal, Cesya menggelengkan kepalanya seraya berjalan ke tempat kasir dan membayar pembalutnya.
Sebelum keluar dari minimarket Renal menggenggam tangan Cesya, sontak membuat Cesya kaget. tapi belum sempat mengatakan apapun, Renal segera membawa Cesya keluar dari minimarket sambil bergandengan tangan, Cesya berusaha mengalihkan pandangannya untuk tidak bertatapan dengan 3 orang pemuda di luar minimarket
"sejak kapan mereka mengikuti mu? " tanya Renal saat ia menoleh sekilas ke arah para pemuda di belakang sedang menatap sengit kearahnya.
"mungkin sejak keluar dari apartemen" ucap Cesya sambil menunduk menatap lurus ke jalan trotoar dihadapannya. Renal melirik sesaat kearah Cesya dan mereka pun berjalan sambil bergandengan tangan tanpa berbicara satu sama lain, Cesya hanya diam sedangkan Renal sesekali merasakan ada seseorang yang terus mengikuti mereka berdua, tapi ia tetap tenang dan terus berjalan.
Jalan menuju apartemen yang merupakan jalan utama tampak ramai dimana orang-orang berlalu lalang, sesekali Renal menarik Cesya ke belakangnya supaya tidak bertabrakan dengan beberapa orang yang tampak mabuk.
Untungnya jarak apartemen tak begitu jauh, Renal yang merasa sudah tidak ada orang lagi yang mengikuti mereka, akhirnya saat di pintu masuk apartemen yang berada di lantai 7 gedung menjulang ke langit itu, Renal melepaskan genggaman tangannya dan melihat Cesya yang kini menoleh ke belakang.
"ada apa? " tanya Renal.
"tidak apa-apa" jawab Cesya dengan raut wajah yang aneh seraya menatap kearah Renal. Renal yang melihat itu hanya bisa mengerutkan keningnya.
Tapi Cesya dengan cepat membuka pintu apartemen dan masuk, Renal yang melihat gelagat Cesya aneh kini menahan pintu apartemen dan menatap kearah pintu tangga darurat dimana tatapan Cesya tertuju tadi.
"apa anda akan masuk? " tanya Cesya yang berdiri tak jauh dari ambang pintu.
"oh" jawab Renal sekilas dan masuk sambil menutup pintu apartemen, kini Cesya dengan setengah berlari menuju ke kamar mandi bawah dekat kamarnya sambil membawa pembalut yang ia bawa.
Renal yang melihat itu hanya diam pura-pura tak tahu, ia membuka mantelnya dan meletakkan di atas kepala sofa lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa.
Suasana apartemen sangat hening hingga sesekali suara gemericik suara air dari kamar mandi terdengar, Renal dengan cepat menyalakan tv untuk menghilangkan keheningan yang canggung itu.
Tak berselang lama Cesya pun keluar dari kamar mandi, melihat itu Renal pun merasa tugasnya sudah selesai mulai bangkit.
"tunggu, apa anda akan kembali ke rumah sakit? " tanya Cesya sambil memainkan ujung Hoodie nya tanpa menatap Renal.
Renal yang melihat gelagat Cesya itu hanya mengangkat sebelah alisnya bingung "ya? " ucap Renal sambil meraih mantelnya.
"kak Aditya sudah menjelaskannya pada saya, katanya anda sedang dalam masalah, karena itu kak Aditya menyewakan apartemen ini untuk anda. " Ucap Cesya yang kini menatap Renal merasa bersalah.
"karena itu, saya tidak keberatan anda di apartemen ini. terlebih kak Aditya bilang anda bukan orang jahat dan saya juga sudah berapa kali di tolong oleh anda, jadi saya rasa tidak masalah jika anda terus berada di sini, jika anda tidak keberatan." ucap Cesya, Renal menimbang-nimbang sesaat perkataan Cesya itu dan melihat sekelilingnya, —memang tak ada ruginya bagi Renal.
"baiklah, akan aku pikirkan nanti, aku akan kembali ke rumah sakit, kau kunci lah pintunya" ucap Renal seraya pergi dan di ikuti oleh Cesya di belakangnya untuk menutup pintu apartemen.
"sampai jumpa" ucap Cesya sebelum ia menutup pintu apartemen, Renal mengangguk sesaat sambil memperbaiki letak kacamatanya.
Renal melangkah menuju lift dan menekan tombol turun, saat menunggu lift Renal kembali menatap pintu darurat dimana ia merasa seperti ada seseorang di sana, tapi ditepisnya pikiran itu.
Sebelum kejadian jam 2 siang hari itu, Cesya sedang bermalas-malasan di apartemennya, ia memakan beberapa cemilan sambil menonton tv. dengan bosan ia mengganti siaran tv sampai akhirnya ia melemparkan remote tv kesamping.
Tapi tiba-tiba ponsel Cesya berdering, dengan cepat Cesya pun mengangkat telpon itu.
"halo!" seru suara yang tak lain yang Cesya kenali suara kakak sulungnya yaitu Aditya.
Cesya dengan wajah masam "kakak keterlaluan! " marah Cesya sambil mengunyah kasar keripik kentang di tangannya.
"maafkan aku. apa kau sudah bertemu dengan temanku? " tanya Aditya sambil tertawa, Cesya memutar matanya tak tertarik.
"bagaimana bisa kakak menyewakan apartemen ini begitu saja, akan aku adukan pada mama" ancam Cesya sambil menyipitkan matanya kearah layar tv dimana sekarang menayangkan sebuah drama telenovela.
"maafkan aku, tapi aku punya alasan untuk itu. " ucap Aditya sekarang dengan nada suara serius.
"ok, ku dengarkan alasan kakak" Ucap Cesya —
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments