Cesya yang ditanya seperti itupun mengangguk pelan seraya memeriksa kantung mantel dan celananya tapi—nihil, tak ada dompet maupun uang di sakunya. ia yang tadinya mengangguk seketika menggelengkan kepalanya pelan. bodoh! bagaimana aku bisa lupa bawa dompet—batin Cesya
Renal yang melihat itupun menghela nafas berat membuat kepulan asap tipis keluar memenuhi udara depannya. Lagi dan lagi Renal di buat kaget dengan kelakuan gadis itu.
"aku bahkan tidak membayar bis tadi" pekik Cesya yang baru saja menyadari kesalahan lain dirinya. Renal yang mendengar itu seketika terkekeh pelan.
"bagaimana kau bisa bertahan di kota ini? " Tanya Renal masih terkekeh merasa geli dimana benaknya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan bagaimana gadis sepolos ini bisa dengan mudahnya berjalan di kota besar, hanya berpegangan dengan sebuah gambar denah yang tak beraturan serta tak memiliki uang itu.
"berhenti mentertawakan saya? " marah Cesya dimana kulit putihnya itu tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya karena malu.
"maafkan aku" Ucap Renal seraya mencoba menahan tawanya. kali ini Renal menatap Cesya layaknya kelinci hutan yang sedang tersesat di hutan yang baru dikenal, mempunyai keberanian tapi tidak mempunyai sesuatu untuk bertahan, secara fisik gadis dihadapannya itu tidak menunjukan kalau dia gadis yang miskin. tapi kenapa? —pikir Renal.
Renal tak mau ambil pusing tentang gadis di hadapannya itu, ia kembali berjalan kali ini langkahnya ia perlambat supaya gadis disampingnya itu tak perlu setengah berlari mengejarnya.
"namaku Renal, namamu? " Tanya Renal memperkenalkan dirinya, Cesya mengembangkan senyum senangnya seperti pertanda Renal mulai mengakrabkan dirinya layaknya seperti kebiasaan orang inggris.
"namaku Cesya" jawab Cesya dengan semangat.
"apa yang membawamu ke sini? " tanya Renal mencoba ingin tahu dan hanya untuk sekedar basa-basi.
"aku ingin belajar, tahun ini aku akan mencoba tes masuk perguruan tinggi." ucap Cesya, Renal mengangguk mengerti.
Tak jauh mereka melangkah tampak sebuah gedung berarsitektur zaman romawi berbentuk kubah besar diatasnya dan terdapat tongkat bendera inggris yang berkibar, sesaat membuat Cesya berhenti melangkah dan mengagumi bangunan itu.
Renal juga ikut menghentikan langkahnya memperhatikan raut wajah Cesya yang terpesona melihat kemegahan bangunan yang akan mereka masuki itu.
"apa kau akan masuk? " tanya Renal membuyarkan lamunan Cesya, Cesya dengan gelagapan langsung menatap Renal dengan antusias.
"tentu" jawab Cesya, merekapun melangkah masuk gerbang ke halaman perpustakaan yang cukup luas itu dimana pepohonan mapel dan rerumputan bunga terawat disekitar halaman.
Tapi belum puas dengan suguhan bernuansa vintage diluar bangunan, suguhan didalam perpustakaan tak kalah mengagumkan, tak di pungkiri alasan kenapa perpustakaan itu menjadi salah satu pusat wisata di kota Manchester, gaya romawi kuno didalam bangunan itu cukup kental, dan juga rak buku yang tersusun rapi serta tempat duduk yang layaknya seperti film harry potter dimana meja-mejanya terdapat lampu belajar yang mewah. di tambah sentuhan moderenisasi sebelum memasuki ruang perpustakaan terdapat pintu kaca dimana dari luar orang bisa melihat kedalam ruangan.
Renal menuju ke meja informasi untuk mengisi buku tamu, sedangkan Cesya masih menebarkan pandangannya kagum.
"sekarang giliranmu" ucap Renal seraya menyodorkan pulpen kearah Cesya.
"oh ya" pekik Cesya langsung mengambil pulpen itu dan menuliskan namanya di buku tamu perpustakaan.
Setelah selesai Cesya langsung menghampiri Renal, yang sudah mulai melangkah ke rak terdekat.
"aku akan kebagian buku kedokteran, apa kau bisa mencari buku sendiri" tanya Renal, Cesya langsung mengangguk cepat.
Renal hanya tersenyum lalu melangkah pergi meninggalkan Cesya yang sekarang mulai membaca papan petunjuk yang menggantung di langit-langit perpustakaan, sedang mencari-cari lokasi rak buku administrasi dan bisnis. tak butuh waktu lama Cesya langsung menemukannya, ia melangkah cepat menuju rak barisan no. 4 dari depan, ia melihat satu persatu buku yang bisa di jadikannya referensi untuk ujiannya kelak.
Sedangkan di tempat berbeda Renal sudah mengambil beberapa buku yang ia butuhkan, dan duduk di kursi dengan nyaman, langit kelabu di luar semakin pekat, dimana lampu di perpustakaan itu semakin terang.
Tak berselang lama Renal membaca buku yang ia pilih, tiba-tiba terdengar suara bisikan seseorang membuatnya menoleh.
"apa aku boleh duduk di sini? " bisik Cesya dimana tangannya sudah penuh dengan buku-buku.
Renal mengangguk dan cukup kaget dengan banyaknya buku yang di bawa oleh Cesya. Cesya setelah mendapatkan persetujuan Renal itu pun mencoba menarik kursi samping Renal dengan susah payah, Renal yang melihat itu memundurkan kursi sampingnya untuk memudahkan Cesya untuk duduk, saat Cesya ingin duduk dengan satu tangan Renal mendorong kursi itu perlahan sampai akhirnya Cesya bisa duduk dengan nyaman.
"terima kasih" bisik Cesya senang dengan perlakuan Renal, Renal hanya membalas dengan anggukan acuh tak acuh. Dengan suasana hikmat mereka tenggelam dalam dunia mereka sendiri.
Sesekali Renal melirik kesamping melihat Cesya menggunakan ponsel pintarnya untuk menulis ringkasan-ringkasan menggunakan pen ponselnya. dia begitu giat—pikir Renal.
Waktu berputar dengan cepat, tiba-tiba ponsel Renal bergetar ditatapnya layar ponselnya tertera nama Aditya, Renal pun langsung bangkit dan keluar menuju pintu kaca yang sebagai pembatas antar ruang baca dan lobby perpus.
"halo" seru Renal seraya menyandarkan punggungnya ke tembok kaca.
"apa kau masih di Manchester? " Tanya Aditya langsung ke inti pembicaraan, Renal memutar matanya tak tertarik dengan pertanyaan Aditya.
"masih, aku mendapatkan cuti 2 hari setelah seminar kemarin, jadi kemungkinan besok aku akan kembali ke London" Jawab Renal kali ini ia menoleh untuk melihat kedalam perpus, tapi pandangan Renal tertuju ke arah Cesya yang tampak celingak celinguk mencari sesuatu, kemudian dengan gerakan hati-hati Cesya mengambil buku yang dibaca oleh Renal.
Renal seperti mentonton film komedi bisu saat melihat kelakuan Cesya yang membolak balik isi buku kedokteran dengan raut wajah yang terdistorsi, membuat Renal terkekeh pelan.
"kau mendengarkan ku tidak? " marah Aditya di seberang sana, membuat Renal tersadar.
"apa kau bilang tadi? " tanya Renal.
"kau sekarang ada dimana? biar aku menyusul mu" jawab Aditya, Renal pun seketika terdiam seperti menimbang-nimbang sesuatu, ia melihat kearah Cesya yang sekarang telah mengembalikan buku kedokteran ketempat semula.
"maaf sepertinya tidak sekarang" ucap Renal seraya berbalik dan melihat langit di selimuti awan kelabu pekat menandakan hujan akan segera turun.
"hah?! " seru Aditya bingung dengan maksud temannya itu.
"lain kali saja, sekarang ada yang harus ku lakukan, sampai jumpa" tambah Renal dan mematikan telpon itu begitu saja tanpa menghiraukan suara marah dari temannya.
Renal kembali masuk ke perpustakaan, dan kembali duduk di kursinya, Renal melirik kearah Cesya yang tampak kurang nyaman.
"kau kenapa? " bisik Renal, yang seketika membuat Cesya menoleh kearahnya dengan gugup.
"tidak, tidak apa-apa" bisik Cesya dengan cepat menggelengkan kepalanya sambil memperbaiki cara duduknya mencoba memunggungi Renal.
Renal menaikan alisnya merasa bingung apa yang Cesya lakukan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Nilaaa🍒
mereka berdua kaya library date
2023-08-15
0
Leblanc🌶️
Terperangkap dalam cerita ini.
2023-07-31
0
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
2023-07-31
1