"aku berada di rumah sakit wilayah Oxford, aku dipindahkan minggu ini, sebenarnya di manchester aku ingin memberitahumu, tapi kau sibuk. dan tentang adikku, ku butuh bantuan mu untuk mengawasinya, dia sedikit penurut tapi dia sangat mudah percaya dengan seseorang, aku khawatir jika tidak ada yang mengawasinya, bisa-bisa dia melakukan sesuatu yang gila" jelas Aditya, Renal memijit pangkal hidungnya berdenyut sakit karena banyak sekali hal terjadi.
"setelah mengurus rumahmu, sekarang aku harus mengurus adikmu" ucap Renal, Aditya terdengar terkekeh di seberang sana.
"ayolah, setidaknya tinggallah senyaman mungkin di apartemen mewah itu" Ucap Aditya, Renal tersenyum mencibir kebaikan temannya yang ada maunya itu.
"baiklah, ada yang harus ku kerjakan, sampai jumpa" ucap Aditya seraya memutus panggilan begitu saja.
Renal menatap ponselnya dengan tatapan tidak senang, Renal merasa dirinya menjadi sensitif karena tidak beristirahat dengan benar. akhirnya Renal memutuskan untuk pulang malam itu, ia mengambil barang-barangnya dan menaiki taksi menuju apartemen.
Tengah malam di kota London masih di penuhi orang berlalu lalang bahkan seperti tak pernah habis, mobil melintasi jalan raya.
Renal tak begitu terhibur dengan pemandangan di luar, ia memilih menutup matanya tanpa terasa ia pun terlelap sampai suara pak supir taksi membangunkannya.
Renal memberikan beberapa uang kepada supir dan turun dari taksi di bantu supir yang mengeluarkan kopernya.
"terima kasih" ucap Renal kepada supir taksi yang di sambut anggukan dari pria tua itu.
Renal melangkah dengan cepat masuk ke dalam apartemen.
Sedangkan Cesya yang masih belum tidur sibuk mempelajari beberapa rangkuman yang ia buat, tiba-tiba saja mendengar suara kode pintu di buka, membuat Cesya terpaku sesaat dan menajamkan pendengarannya.
"bukannya kak Aditya masih di Manchester" gumam Cesya tapi kali ini ia berdiri secara cepat mengambil tongkat baseball nya sewaktu kecil lalu keluar kamar secara perlahan.
Terbesit di pikirannya sosok anak-anak remaja yang menggodanya di jalanan tadi, Cesya mulai merasa ngeri kalau saja pikirannya itu benar.
Renal masuk dan melihat keadaan apartemen sangat gelap membuat Renal sedikit meraba-raba dinding untuk mencari saklar lampu, tapi tiba-tiba saja terdengar suara langkah pelan mendekatinya, membuat Renal merasa ada bahaya dan tiba-tiba saja sebuah pukulan benda tumpul mengenai lengannya yang refleks melindungi kepalanya.
Renal memekik kesakitan saat benda tumpul itu menghujaninya pukulan. Untungnya ia dengan cepat menyalakan lampu dan di dapatinya sosok Cesya dengan tongkat baseball yang ia yakini benda itulah yang membuat lengannya menjadi begitu sakit.
"kenapa kau ada di sini? " teriak Renal kaget melihat sosok gadis yang baru kemarin ia berjanji untuk tidak bertemu lagi dengan gadis itu.
"saya yang harusnya bertanya, kenapa anda ada di apartemen saya" timpal Cesya yang masih menggenggam kuat tongkat baseball ditangannya.
"apa?! " gumam Renal seraya memegangi tangannya yang kesakitan karena melindungi kepalanya yang menjadi tujuan penyerangan Cesya itu.
"bagaimana anda bisa masuk? " tanya Cesya, tapi bukannya menjawab, Renal dengan tatapan aneh mengawasi Cesya dari bawah sampai keatas.
"kemana anda melihat hah! " marah Cesya seraya menyilangkan tangannya ke dadanya.
Tentu saja kenapa aku tidak menyadarinya—pikir Renal, setelah menyadari secara fisik Cesya dan Aditya cukup mirip.
"apa kau adiknya Aditya? " tanya Renal, mendengar pertanyaan Renal raut wajah Cesya yang tadinya marah sedikit mengendur.
"apa kau kenal kakakku? " jawab Cesya yang sekaligus menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala Renal.
"sebelum itu bisakah aku mengobati ini dulu" ucap Renal seraya menaikan lengannya yang kesakitan.
Cesya yang melihat itu langsung menaruh tongkat baseball nya di meja, dan meminta Renal untuk duduk di ruang tengah, sedangkan dirinya berlari dengan cepat kembali ke kamar.
Renal membuka mantelnya perlahan dan melipat lengan sweater nya untuk melihat lengannya yang memerah bahkan mulai membiru itu, tak lama kemudian Cesya kembali dengan kotak p3k di tangannya. Cesya mengeluarkan salep luka lebam dan membantu Renal mengoleskannya.
"isi kotak p3k mu cukup lengkap" Ucap Renal memperhatikan kotak p3k yang di bawa Cesya cukup besar dan juga banyak obat-obatan dan alat penanganan pertama.
"aku selalu membawa ini, karena aku sering membuat masalah" Ucap Cesya yang membuat Renal merasa ngeri, karena Renal merasa dirinya adalah salah satu korban dari masalah yang Cesya maksud.
Saat Cesya tiba-tiba berdiri, Renal reflek menjauh, takut-takut ada hal lain yang menimpanya lagi, Cesya mengedipkan matanya bingung dengan gerakan Renal.
"apa ini perlu di perban? " tanya Cesya.
"apa kau bisa melakukannya? " tanya Renal balik ragu, Cesya tampak menimbang-nimbang sesaat.
"kakakku pernah mengajarkanku dulu" Ucap Cesya seraya mencoba melilitkan perban pada lebam Renal. sesaat Renal di buat kagum oleh keterampilan Cesya itu, sampai terbesit di pikirannya dengan kemampuan Cesya itu berapa orang yang sudah ia perban selama ini.
Setelah selesai memperban lengan Renal, Cesya duduk agak menjauh sambil melipat kedua tangannya. saat itu suasana agak canggung di antara mereka berdua, dimana mereka berharap tak pernah bertemu lagi, malah kembali bertemu dengan keadaan yang sulit untuk dijelaskan.
"sekarang bisa anda jelaskan kenapa anda bisa masuk ke apartemen saya" tanya Cesya.
"apa kakakmu tidak mengatakan sesuatu? " tanya Renal akhirnya memperbaiki lengan sweater nya. Cesya menggelengkan kepalanya, melihat itu Renal hanya memaki nama Aditya dalam hatinya, karena tak hanya membebani tugas menjaga adiknya itu, ia juga mendapatkan tugas untuk menjelaskan keadaan yang rumit ini kepada Cesya.
"kakakmu menyewakan apartemen ini padaku" ucap Renal sambil memperbaiki letak kaca matanya.
"lalu? bukankah itu berarti anda harus pindah" ucap Cesya, Renal menghela nafas panjang.
"aku juga ingin pindah, tapi kakakmu memintaku untuk tetap disini dengan alasan untuk mengawasi mu" Ucap Renal, Cesya tampak berdecak tidak suka.
"apa saya seperti anak kecil yang perlu diawasi" ucap Cesya marah. Renal mengangguk pelan dan ia mengingat dengan jelas setiap pertemuannya dengan Cesya tak ada hal yang baik terjadi.
Bersambung...
sekilas cuplikan>>>
Renal yang berada di kereta api sedang memandangi kawasan hutan dan juga melewati kawasan pemukiman yang padat di luar, dimana beberapa penumpang di kereta sedang tertidur termasuk Jonny yang sekarang tertidur sambil memeluk tas ranselnya.
tak sengaja tangan Renal yang sedari tadi memegangi ponsel, membuka halaman catatan belajar Cesya.
dibacanya sekilas dimana tulisan Cesya berbaris rapi dan setiap barisnya menjelaskan rangkuman-rangkuman yang sangat mudah dimengerti
'anak ini sangat giat' batin Renal seraya mengeluarkan pen ponsel pintar itu dan menuliskan sesuatu di catatan akhir Cesya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Doubi
Hmm ... mencium bau-bau segitiga bermuda🤔
2023-08-06
0