"pastikan mobilku kembali dengan selamat" Pesan Aditya kepada Lydia yang disambut dengan anggukan mantap dengan tatapan nakal, sekilas terlihat Aditya mencibir adiknya itu.
"kami pergi" seru Lydia separuh berteriak kepada orang rumahnya, Cesya melambaikan tangannya sebelum mobil mulai melaju ke jalanan.
Saat dalam perjalanan Cesya mencari-cari charger dalam mobil.
"apa yang kau cari?" tanya Lydia bingung dengan tingkah Cesya yang membuka dashboard mobil dan mengobrak-abrik dalamnya.
"charger mobil" bisik Cesya, Lydia membuka box dashboard di antara kursi supir dan penumpang, lalu dalam sekali tarik tangannya, ia mengeluarkan charger mobil dan menyodorkannya kearah Cesya.
"kakak kok tahu ada di sana? " tanya Cesya curiga, Lydia hanya mengangkat bahunya tak ingin menjawab pertanyaan adiknya itu.
Cesya lalu mengambil charger itu dan dengan cepat mencharger ponselnya yang sudah mati. Cesya pun menunggu sesaat lalu mencoba untuk menyalakan ponselnya.
Tapi Cesya merasa aneh ketika wallpaper ponselnya berubah menjadi latar polos dan juga ponsel itu meninggalkan banyak sekali telpon maupun pesan, tapi yang membuatnya panik adalah ponsel itu tidak bisa ia buka karena memiliki kata sandi.
"gawat!!! " pekik Cesya membuat Lydia kaget.
"apaan sih!!! " marah Lydia melihat gelagat aneh adiknya itu.
Bukannya menjawab, Cesya malah seperti seseorang yang kerasukan akan sesuatu dengan raut wajah panik. selama perjalanan Cesya hanya bisa memandangi ngeri ke layar ponsel yang ia ketahui itu adalah ponsel milik Renal yang tertukar dengan ponselnya.
"kak menurut kakak, berapa banyak orang yang menggunakan ponsel sepertiku? " tanya Cesya.
"entahlah, menurut dari segi penjualan pasti banyak sih, bukan kah ponselmu tipe note, kayaknya lumayan banyak yang punya, emang kenapa? " tanya Lydia heran dengan tingkah adiknya sedari tadi.
"yakan kak, banyak! tapi kok kebetulan banget" ucap Cesya seraya menghela nafas berat. Lydia hanya mengusap kepalanya yang pening tidak mengerti apa yang terjadi dengan adiknya itu.
Untungnya tak berselang lama akhirnya mereka pun sampai di bandara, Lydia memarkirkan mobilnya, lalu keluar di ikuti Cesya yang tampak tidak bersemangat.
"dek, kamu kenapa sih? Tanya Lydia risih melihat kelakuan adiknya itu.
" kak kita balik ke toko hp, sempet gak. " jawab Cesya dengan wajah yang seperti menahan tangis.
"gak bisa, bentar lagi pesawat mu mau berangkat, yuk ah" kata Lydia seraya membawa koper adiknya itu, Cesya hanya bisa mengikuti kakaknya dari belakang, bertepatan memasuki bandara ternyata pengumuman untuk penerbangan Cesya sudah diumumkan, seperti dejavu Lydia dan Cesya pun berlari ke pengecekan barang, walaupun kali ini hanya Cesya yang masuk.
Cesya pun berpamitan dengan Lydia setelah selesai ke pengecekan barang dan pergi ke pintu penerbangan.
Saat berada di dalam pesawat Cesya menatap sedih melihat ke kota Manchester dan juga pada ponselnya yang ia pegang sedari tadi.
'gak ada cara lagi untuk balik, Renal mohon maafkan aku, aku bawa dulu ponselmu' batin Cesya merasa terbebani dan juga merutuki dirinya.
****************
"gadis ini, benar-benar tidak pernah menggunakan ponselnya" gerutu Renal yang mengetuk-ngetuk ponsel yang ada dihadapannya.
"kau dari stasiun langsung ke sini" ucap Addy saat melihat koper milik Renal yang berada di pojok kamar tempat para dokter biasa menginap di rumah sakit.
"hm, ponselku lagi bermasalah, aku takut ada panggilan penting dan aku punya jadwal operasi bersama dokter Richard,jadi aku langsung pulang tadi malam" ucap Renal sambil memijit pangkal hidungnya, Addy menatap bingung dengan tingkah temannya yang sedari tadi tampak aneh sambil melihat ke layar ponsel.
"wallpaper mu unik juga" tegur Addy setelah melongok melihat layar ponsel Renal, Renal menyadari itu langsung membalikan ponsel.
"dia pacarmu" goda Addy sambil menyeruput segelas kopi di tangannya.
"bukan" ucap Renal dengan tegas, Addy mengangguk mengerti.
"sayang sekali, padahal aku ingin melihat para suster memasang wajah patah hati" ucap Addy, Renal tersenyum mendengar ucapan Addy.
"bukankah kau sudah membuat separuh suster merasakan patah hati" sindir Renal, Addy menjentikkan jarinya dan mendekati Renal.
"hanya separuh" ucap Addy menegaskan, "kau tahu dokter Ellen, mengejar mu" tambah Addy, Renal hanya memutar bola matanya tak peduli.
"aku tidak tertarik" ucap Renal acuh tak acuh, Addy menghela nafas panjang.
"sayang sekali, padahal dia adalah primadona di rumah sakit kita." ucap Addy seraya menyeruput kopinya lagi. "semua dokter senior yang jomblo mengejarnya, tapi hanya kau yang sering menolak ajakannya" tambah Addy seperti menatap jauh keluar jendela kamar dimana langit sudah mulai menggelap melihat ironi cinta yang tragis di rumah sakit tempat ia berkerja.
"berhentilah membual, ayo! " ajak Renal setelah ia memakai jas dokternya dan menepuk bahu Addy.
Renal mengantungi ponsel Cesya itu berharap ia bisa mencoba menelpon lagi ponselnya.
Setelah berkeliling memeriksa beberapa pasien tanggung jawabnya, ia pun mendatangi pusat perawat untuk mengisi data pasien yang perlu tindakan lanjut dan lain-lain.
"apa jam itu benar? " tanya Renal saat ia melihat jam di bagian pusat perawat.
"ah, jam itu rusak, baru akan di ganti" jawab salah satu suster, Renal mengangguk dan mengeluarkan ponselnya untuk melihat jam yang sudah menunjukan pukul 7 petang waktu setempat.
"wah, apa itu pacar anda? " tanya suster senior yang bertubuh agak gemuk, berambut merah kecoklatan, melongok melihat layar ponsel Renal.
"bukan" ucap Renal dengan cepat mengembalikan ponselnya kedalam saku jas dokternya.
"anda tak perlu malu, pacar anda tampak sangat muda dan cantik, pantas saja anda tak bisa melirik yang lain" goda suster itu membuat Renal hanya tersenyum getir dan berusaha mempercepat pekerjaannya.
Setelah selesai dengan urusannya dengan cepat Renal pergi dari tempat itu dan masuk kedalam ruang dokternya, Renal mengusap keningnya yang pening lalu meronggoh dengan kesal ponsel Cesya dan mencoba menghubungi ponselnya. untungnya kali ini nomornya tersambung.
"halo" suara gadis dari sebrang sana, membuat hati Renal merasa lega.
"kemana saja kau" marah Renal, memijit pangkal hidungnya lelah memikirkan permasalahan ponselnya itu.
"oh syukurlah anda menelpon, maafkan saya. saya saat ini berada di London, tampaknya saya tak bisa mengembalikan ponsel anda untuk sekarang" ucap Cesya, yang membuat Renal terpaku mendengar kabar baik itu, tentu saja sejak pulang ke London Renal ingin sekali menyelesaikan tugasnya dengan cepat lalu kembali ke Manchester untuk menyelesaikan permasalahan ponselnya itu.
"kau berada dimana sekarang? " tanya Renal memotong ucapan Cesya yang panjang lebar.
"saya di London" jawab Cesya polos. Renal memejamkan matanya gemas karena bukan itu jawaban yang ia inginkan.
"maksudku kau di London bagian mana? " jelas Renal mulai tak sabar.
"saya baru saja keluar dari bandara" jawab Cesya, Renal pun melepas jas dokternya dan melemparkannya ke tempat gantungan baju secara sembarang, dengan cepat Renal meraih mantelnya yang ada di kepala kursi dan bergegas pergi.
"ok, jangan kemana-mana, tunggu aku disana" ucap Renal seraya mematikan panggilan itu.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Nilaaa🍒
calon pacar tepatnya 🤭
semangat selalu
saling dukung yukk
2023-08-15
0
Doubi
Ditunggu lanjutannya, fighting terusss!
2023-08-04
0
Nur.Syit_
Cesya said "Im Coming mas pacar!"🤭
2023-08-03
0