Chapter 18 : Lawan Jadi Kawan

Situasi SMA Sanjaya Bakti memanas. Datangnya mobil dinas SMA Garuda Pradipta Jaya dan mobil polisi di halaman sekolah membuat Matthew cs lari terbirit-birit ke belakang gudang sekolah.

“Mereka pasti mau nangkap kita.” teriak Matt panik lalu menendang tembok dengan makian setan. “Sialan, kenapa bawa-bawa polisi segala! Apa kita ketahuan? Apa kita ketahuan? Gara-gara Reno dan Plotak ini, motor pake gagal manufer segala!”

Reno menarik bahu Matthew dengan cepat.

“Gak usah nyalahin kita, Matt! Kamu aja yang penakut!” sahut Reno berang, mental dan badannya sudah babak belur di hajar Drew dan mulut serapah Mikaila. Sekarang dengan seenak jidatnya Matthew menyalahkannya? Pecundang macam apa yang menjadi ketua gengnya!

Matthew menepis tangan Reno. “Emang dasarnya kalian berdua yang gak pecus jadi anak geng!”

Tidak usah dibilang. Reno kontan tahu segalanya. Dia mencengkeram seragam Matthew. “Emang dasarnya ketua gengnya pengecut, gak setia kawan. Gak heran anak buahnya jadi gak pecus. Berani doang di mulut!” ucapnya sambil menghempaskan tubuhnya.

“Maksudmu apa?” Matthew balik mencengkeram kerah seragam Reno. Ben dan Eddy spontan berusaha memisahkan keduanya.

“Kita satu geng, gak usah saling menyalakan!” Eddy menarik Reno sekuatnya dari Matthew yang terbakar emosi. “Mikirlah, kita udah ketauan. Gimana sekarang caranya menghadapi ini! Drew ada di depan! Jangan malu-maluin kita, Matt!”

”Kamu ngapain nyalahin aku!” sergah Matthew. Memberontak dari pegangan Ben. “Udah jelas kita bakal di panggil kepsek. Aku males berurusan dengan polisi dan kepsek kalo ada Drew!”

Matthew mengambil ancang-ancang untuk naik ke pagar sekolah. “Giliran kalian!” ucapnya setengah nangkring di atas tembok sebelum lompat ke luar area sekolah.

“Sekalinya pecundang tetap pecundang!” Reno melengos.

Eddy dan Ben sontak saling pandang. Memilih ikut Reno atau Matthew yang memanggil nama mereka.

“Satu-satu aja, Ben. Aku ikut Reno, kamu sama Matt. Biar adil” ucap Eddy, si netral dan bijak, cocok sekali kalo bertemu Wicak. Alih-alih tawuran, keduanya mungkin bisa berbagi wangsit dan kata-kata bijak?

“Itu dia, Pak!” Drew menunjuk Reno dan Eddy yang berjalan ke arah mereka setelah keberadaannya di cari-cari Rio dan petugas ketertiban siswa.

“Mana Matthew dan Ben?” tanya Rio, mantan Mikaila yang sudah menduga datangnya polisi dan pihak sekolah Garuda menimbulkan permasalahan penting. “Kabur? Lewat gudang belakang?”

Reno mengiyakan. “Cari aja di belakang sekolah, Pak, Bu!” ucapnya dingin.

Pak Iwan—guru BK SMA Sanjaya—menyuruh Rio membawa keduanya ke sekolah.

Dengan kewibawaan dan sportivitas tinggi dia menyentuh bahu Mikaila.

“Aku pasti bawa mereka untuk terima hukuman yang sama seperti Tegar dan kawan-kawanmu!”

Kok Rio tahu aku lagi pdkt sama Tegar?

Mikaila berdecak sebal. Tapi ucapan Rio itu bukanlah sebuah perhatian, pemuda itu hanya menunjukkan siapa dirinya di depan Mikaila dan semua guru kalau dia sama kerennya dengan mantan pacar yang berani menginjakkan kaki di sekolahnya lagi.

“Kalian semua masuk ke ruang kepala sekolah!” Pak Iwan mengintruksikan kepada anak didiknya, “mari bapak-bapak, ikut kami.” ajaknya pada tamu dengan intonasi yang lebih lembut.

Setelah beberapa saat, ruang kepala sekolah menjadi tempat perundingan yang sangat serius! Keberadaan polisi pun menjadi poin penting untuk menambah stimulus agar siswa-siswi nakal kurang perhatian itu tidak gegabah dalam melakukan tindakan kekerasan.

Para siswa mengikuti Pak Iwan keluar ruangan, membiarkan dua kepala sekolah dan polisi melakukan diskusi penting yang bersifat rahasia.

Mikaila, Drew dan Wicak duduk bersila di koridor bangunan ruang guru yang menghadap ke lapangan basket. Sementara Reno dan Eddy pergi ke ruang BK.

“Menurut kalian skorsing Tegar sama Daffa bakal di cabut Pak Rama gak?” tanya Mikaila.

“Biarin ajalah di skorsing, Daffa seneng banget malah.” Wicak menunjukkan foto-foto Daffa yang ikut dalam perjalanan bisnis orang tuanya di pesawat. Gayanya sok bossy, pakai kaca mata hitam, tak lupa jas dan dasi kupu-kupu dengan warna yang sama.

“Dia kangen bapak ibunya, aku juga, tapi bapakku udah gak ada.”

Mikaila dan Drew kontan memandang wajah Wicak yang menjadi muram.

“Udah, Bray.” Drew menepuk-nepuk punggungnya. Prihatin. “Gak semua yang masih punya bapak hidupnya sempurna, Bray. Aku nyebutnya fatherless. Ada secara biologis, namun tidak secara psikologis.”

“Tuh kan, kamu pinter, Drew. Kurang diasah aja.”

Drew menekuk lututnya dan menjadikan itu tumpuan tangannya. Matanya menerawang jauh melewati lapangan basket bahkan muka musuhnya yang berhasil tertangkap oleh Rio dan anggota kesiswaan.

“Rata-rata kebanyakan siswa yang milih jalur gelap di pergaulan bebas adalah mereka-mereka yang butuh perhatian, Mik! Kamu jadi ketua OSIS karena sistem keluargamu bagus, beda sama aku, Tegar, Wicak dll. Sometimes we hopeless and fatherless, maybe motherless?” Drew mengendikkan bahu.

“Satu-satunya cara untuk melepaskan kesepian ya ini.”

Mikaila menepuk-nepuk pundak Drew dan Wicak bergantian sebagai bentuk simpatinya akan perasaan kesepian teman-temannya.

“Tapi, Drew. Support sistem keluarga yang bagus juga bikin aku terkekang lagi, susah cari kesempatan buat menikmati kebebasan bergaul indahnya masa SMA.”

Drew tergelak. Dia menceritakan enaknya jadi anak kurang perhatian yang miris di dengar tapi seru bagi Mikaila. Walhasil, pepatah rangkul lah lawan menjadi kawan dengan sebaik-baiknya latar belakang dan sikapmu yang apa adanya menjadikan Mikaila bagian dari The Evolve Wild. Memang brilian dan ngaco banget ide Pak Rama dengan menjebloskan Mikaila ke sarang lawan. Tapi sejak saat itu kompaknya mereka membuat Dela-Mira dan Melody-Sarina gelang-gelang kepala.

Mikaila jadi sering ikut-ikutan nongkrong di pojok kantin, menonton geng sekolah yang hobi gembar-gembor motor itu merokok, kadang-kadang pula bolos les dan ekstrakurikuler demi jalan-jalan. Hidup Mikaila berubah, Drew cs pun menerima Mikaila setelah diadakannya pertemuan wali siswa dengan tamu ahli—polisi dan psikologi pendidikan dan kesehatan mental. Salah satu giat yang di rancang Pak Rama demi kualitas anak didiknya.

“Kayaknya ada yang salah sama Mika, Mel. Aku perlu kasih nasihat!” ucap Sarina, sekonyong-konyong Melody menahan lengan Sarina.

“Udah biarin aja, dia punya misi sendiri!”

Ditatapnya Melody dengan kening berkerut.

“Misi apaan, dia lupa sama Tegar woy, masih di skorsing dia dan mencemari kelas unggulan jadi jelas biasa aja!”

”Kagak, Sar. Orang dia tiap sore ke rumahnya. Udah-udah, kamu yang sabar ya. Mikaila masih aman kok.” Melody berusaha menenangkan Sarina dengan memberinya permen lollipop sewadah dari etalase kantin.

“Udah tenang, aku dapat info itu dari Daffa. Pokoknya Mika lagi pdkt dengan caranya. Kita makan aja.” Melody menyeret Sarina yang hendak mengambil wadah cokolatos. Bahaya, uang jajannya bisa ludes sehari.

...***...

^^^Bersambung^^^

Terpopuler

Comments

Umine LulubagirAwi

Umine LulubagirAwi

hmm. mm

2023-09-01

0

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

pengecut Khan Mamat, kek gt dijadiin ketua Genk🙅🙅

2023-08-19

1

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

korban keluarga yg g harmonis ya begini, anak jadi cari perhatian sendiri dengan caranya, intinya cuma pengen dpt perhatian dari ortunya, miris emang tapi ini paling bnyk terjadi

2023-08-19

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dibuang Ayah.
2 Chapter 2 : Manusia Bumi
3 Chapter 3 - Tagihan Perdebatan
4 Chapter 4 - Telen Beban
5 Chapter 5 - Emosi Tragedi
6 Chapter 6 : Tanggung Jawab Aku!
7 Chapter 7 : Persoalan Genting
8 Chapter 8 : Persoalan Genting 2
9 Chapter 9 : Balapan Lucu
10 Chapter 10 : Tawuran
11 Chapter 11 : Takut Jatuh Cinta
12 Chapter 12 : Aksi Matt
13 Chapter 13 : Ngegas
14 Chapter 14 : Drew cs & Mika.
15 Chapter 15 : Musuh Dalam Sekolah
16 Chapter 16 : Masuk Sarang Musuh
17 Chapter 17 : Panji Perang
18 Chapter 18 : Lawan Jadi Kawan
19 Chapter 19 : Kepergok
20 Chapter 20 : Meledak
21 Chapter 21 : Salting
22 Chapter 22 : Iya, Sayang.
23 Chapter 23 : Ring Road Love
24 Chapter 24 : Bersenang-senang
25 Chapter 25 : OMG
26 Chapter 26 : Kekacauan
27 Chapter 27 : Kalah
28 Chapter 28 : Kerja Sama Terselubung
29 Chapter 29 : Toleransi nol
30 Chapter 30 : Wuu...
31 Chapter 31 : Melambungkan Fantasi
32 Chapter 32 : Bolos Bersama
33 Chapter 33 : Saingan, Iya...
34 Chapter 34 : Hukuman
35 Chapter 35 : Gulma
36 Chapter 36 : Back Street
37 Chapter 37 : Emang Enak
38 Chapter 38 : Loyal
39 Chapter 39 : Pahit & Pedas
40 Chapter 40 : Kabut
41 Chapter 41 : Manisnya Hukuman
42 Chapter 42 : Sidang Keluarga
43 Chapter 43 : Sinarnya Redup
44 Chapter 43 : Sedikit Balasan
45 Chapter 45 : Markijayyy
46 Chapter 46 : Membingungkan
47 Chapter 47 : B-e-r-a-n-i
48 Chapter 48 : Sensasi Mematikan
49 Chapter 49 : Kok Bisa Ya?
50 Chapter 50 : Ribut
51 Chapter 51 : Sangar
52 Chapter 52 : Menggila
53 Chapter 53 : Erat
54 Chapter 54 : Meeting Points
55 Chapter 55 : SERI
56 Chapter 56 : Gak Mudah
57 Chapter 56 : Maju Ke Depan
58 Chapter 58 : Heuheu
59 Chapter 59 : Bujuk Rayu
60 Chapter 60 : Tersedak
61 Chapter 61 : Ngeri
62 Chapter 62 : Parau
63 Chapter 63 : Gila sih
64 Chapter 64 : Baper
65 Chapter 65 : Good Goodbye
66 Chapter 66 : Evoleventador
67 Chapter 67 : Iya berdua
68 Chapter 68 : Lulus
69 Chapter 69 : Hadiah
70 Chapter 70 : Menolak Kembali
71 Chapter 71 : Drama Sekolah
72 Chapter 72 : Back Off
73 Chapter 73 : Prediksi Tepat
74 Chapter 74 : Engagement Day
75 Chapter 75 : Bertemu Kamu
76 Chapter 76 : Takut
77 Chapter 77 : Merana
78 Chapter 78 : Reuni
79 Chapter 79 : Malu & Takut
80 Chapter 80 : Balapan Terakhir
81 Chapter 81 : Before Wedding
82 Chapter 82 : Wedding Agreement
83 Chapter 83 : Usaha
84 Chapter 84 : Quiz
85 Chapter 85 : Goals
86 Chapter 86 : A love
87 Chapter 87 : Kacau
88 Chapter 88 : Mabuk Aturan
89 Chapter 89 : Bos kecil
90 Bab 90 : Epilog
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Chapter 1 : Dibuang Ayah.
2
Chapter 2 : Manusia Bumi
3
Chapter 3 - Tagihan Perdebatan
4
Chapter 4 - Telen Beban
5
Chapter 5 - Emosi Tragedi
6
Chapter 6 : Tanggung Jawab Aku!
7
Chapter 7 : Persoalan Genting
8
Chapter 8 : Persoalan Genting 2
9
Chapter 9 : Balapan Lucu
10
Chapter 10 : Tawuran
11
Chapter 11 : Takut Jatuh Cinta
12
Chapter 12 : Aksi Matt
13
Chapter 13 : Ngegas
14
Chapter 14 : Drew cs & Mika.
15
Chapter 15 : Musuh Dalam Sekolah
16
Chapter 16 : Masuk Sarang Musuh
17
Chapter 17 : Panji Perang
18
Chapter 18 : Lawan Jadi Kawan
19
Chapter 19 : Kepergok
20
Chapter 20 : Meledak
21
Chapter 21 : Salting
22
Chapter 22 : Iya, Sayang.
23
Chapter 23 : Ring Road Love
24
Chapter 24 : Bersenang-senang
25
Chapter 25 : OMG
26
Chapter 26 : Kekacauan
27
Chapter 27 : Kalah
28
Chapter 28 : Kerja Sama Terselubung
29
Chapter 29 : Toleransi nol
30
Chapter 30 : Wuu...
31
Chapter 31 : Melambungkan Fantasi
32
Chapter 32 : Bolos Bersama
33
Chapter 33 : Saingan, Iya...
34
Chapter 34 : Hukuman
35
Chapter 35 : Gulma
36
Chapter 36 : Back Street
37
Chapter 37 : Emang Enak
38
Chapter 38 : Loyal
39
Chapter 39 : Pahit & Pedas
40
Chapter 40 : Kabut
41
Chapter 41 : Manisnya Hukuman
42
Chapter 42 : Sidang Keluarga
43
Chapter 43 : Sinarnya Redup
44
Chapter 43 : Sedikit Balasan
45
Chapter 45 : Markijayyy
46
Chapter 46 : Membingungkan
47
Chapter 47 : B-e-r-a-n-i
48
Chapter 48 : Sensasi Mematikan
49
Chapter 49 : Kok Bisa Ya?
50
Chapter 50 : Ribut
51
Chapter 51 : Sangar
52
Chapter 52 : Menggila
53
Chapter 53 : Erat
54
Chapter 54 : Meeting Points
55
Chapter 55 : SERI
56
Chapter 56 : Gak Mudah
57
Chapter 56 : Maju Ke Depan
58
Chapter 58 : Heuheu
59
Chapter 59 : Bujuk Rayu
60
Chapter 60 : Tersedak
61
Chapter 61 : Ngeri
62
Chapter 62 : Parau
63
Chapter 63 : Gila sih
64
Chapter 64 : Baper
65
Chapter 65 : Good Goodbye
66
Chapter 66 : Evoleventador
67
Chapter 67 : Iya berdua
68
Chapter 68 : Lulus
69
Chapter 69 : Hadiah
70
Chapter 70 : Menolak Kembali
71
Chapter 71 : Drama Sekolah
72
Chapter 72 : Back Off
73
Chapter 73 : Prediksi Tepat
74
Chapter 74 : Engagement Day
75
Chapter 75 : Bertemu Kamu
76
Chapter 76 : Takut
77
Chapter 77 : Merana
78
Chapter 78 : Reuni
79
Chapter 79 : Malu & Takut
80
Chapter 80 : Balapan Terakhir
81
Chapter 81 : Before Wedding
82
Chapter 82 : Wedding Agreement
83
Chapter 83 : Usaha
84
Chapter 84 : Quiz
85
Chapter 85 : Goals
86
Chapter 86 : A love
87
Chapter 87 : Kacau
88
Chapter 88 : Mabuk Aturan
89
Chapter 89 : Bos kecil
90
Bab 90 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!