Chapter 5 - Emosi Tragedi

Tegar menelepon Mikaila di samping rumahnya setelah beberapa saat memeriksa dengan liar situasi rumah itu.

Tuh cewek ke mana! Udah menjamur gue di sini, dilihat banyak orang lagi!

Tegar mematikan mesin motornya seraya melompat dari motor. Kejengkelannya meledak, itu bisa terlihat dari sorot matanya yang menyala dan rahangnya yang mengeras.

“Mik, Mika.” serunya setelah membuka pintu gerbang sendiri dan mengetuk pintu tak sabar.

Di dalam rumah yang senyap tanpa aktivitas sore, Sera memasang telinganya baik-baik di depan televisi.

“Mikaila, halo...” seru Tegar.

“Tumben Mika kedatangan temen cowok!” Sera bangkit seraya menyingkirkan kayu pengunci pintu dan membukanya.

Tegar menyunggingkan senyum. “Mikaila belum siap, Tante?”

Sera mengernyit bingung, siap untuk apa? “Adek siapa? Teman sekolah?”

Sekilas Tegar menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke sana sebelum matahari pamit dari ufuk barat.

Sera nyengir sambil menyuruh Tegar masuk ke rumah. “Mikaila ketiduran, Dik. Tante bangunin sebentar.”

Sialan! Enak-enak tidur dia sementara gue mikir keras caranya tetap keren waktu cari kodok.

Tegar mengiyakan dengan muka ramah yang dipolos-poloskan.

Di kamar yang di dominasi warna kuning dan oren, Sera menggoyangkan bahu putrinya.

“Mika, cah ayu, di cari teman kamu. Namanya Tegar, katanya mau cari kodok bareng.” ucapnya di dekat telinga.

Mikaila yang mendengar secuil nama Tegar dan kodok di bunga tidurnya tersentak kaget. Kelopak matanya melebar dengan napas yang sontak tercekat.

“Beneran Tegar, Ma?” tanyanya serak.

Sera mengangguk lalu membantu Mikaila bangkit. Putrinya panik lalu sepasang matanya mengawasi Tegar yang duduk manis di ruang tamu.

“Mika minta tolong, Ma. Bilang ke Tegar, Mika siap sepuluh menit lagi.” ucapnya cepat sambil buru-buru mengambil handuk dan melesat ke kamar mandi yang berada di luar kamar.

Tegar berseru. Tobat.

Di kamar mandi Mikaila menyeringai. Sesuai janji, hanya butuh sepuluh menit dia bersiap sebelum menemui Tegar dengan menggunakan celana jins panjang dan blus musim panas.

“Tegar, maafin ya. Ketiduran, capek banget, kemarin habis lamaran kakak, nih masih banyak makanan. Kamu makan.” Mikaila menaruh brownies kukus, roti gulung dan es sirup leci ke meja.

Tegar hendak mencibirnya tapi Sera yang mengantar jaket rajut Mikaila menimpali kebenaran ucapan putrinya.

“Dimakan dulu, Dik. Tante yakin, kamu belum pulang tadi.” Sera mengamati seragam Tegar.

“Buat bekal boleh, Tante? Keburu petang.”

Sera mengangkat piring leter di meja seraya gegas memasukan ke wadah bekal di dapur. Dia menyerahkannya di teras rumah saat Mikaila bersiap-siap memakai sepatu.

“Kalian hati-hati, kalo udah magrib jangan di sawah lama-lama. Takut ular pada keluar.”

“Ya mama.” Mikaila menyeret Tegar untuk salaman dulu dengan ibunya.

Tegar menyeringai malu, lupa sopan santun.

Keduanya pergi setelah Mikaila terkikik geli di atas motor herex dengan jarak sejauh yang memungkinkan agar tidak bersentuhan.

“Gak ada motor lain, Gar? Motormu bikin kita jadi artis!” seru Mikaila.

Di bawah arak-arakan awan sore dan situasi lengang jalan, Tegar menggeber motornya lebih kencang hingga membuat Mikaila nyaris terpental dan spontan mencengkeram pinggangnya.

”Untung nggak jatuh, rese kamu!” Mikaila berseru galak. Tegar menyeringai di balik helm full face-nya.

Tak berapa lama kemudian mereka sampai di tempat yang Ibu burjo sebutkan, hamparan sawah yang luas dengan irigasi yang terlihat memanjang dari Utara ke Selatan tepat di tengah-tengah persawahan.

“Aku udah beli peralatan, kamu bawa!” Tegar mengeluarkan jaring dan dua wadah ikan kecil dari tasnya.

Mikaila berseru. “Tegar and Mika adventure.” ucapnya sambil merentangkan kedua tangan dan berlari kecil di pematang sawah dengan membawa alat tempur mereka.

Tegar bermuka jengkel. Keceriaan gadis yang minta di rekam sebelum beraksi itu membuatnya kepayahan berjalan sambil mengamati hpnya hingga membuat satu kakinya terperosok ke lumpur sawah cukup dalam.

Sialan. Tegar menggeram. Hpnya selamat, harga dirinya tidak.

“Gar, ngapain?” seru Mikaila saat menghampirinya. Ia mengulurkan tangannya, menarik tubuh Tegar dengan kepayahan. “Jangan ngomong kamu mau renang di sawah ya.” Mikaila menyeringai setelah Tegar berdiri kokoh di depannya.

Tegar menghela napas kasar. “Gue sial gara-gara rekam, Lo!”

“Lagi apes kali, salahmu sendiri gak hati-hati!” Mikaila menyahut ponsel Tegar, sementara pemuda yang apes itu mencopot sepatunya yang penuh lumpur.

Hadiah dari bokap dulu.

Sambil cemberut, Tegar mengikuti Mikaila sampai ke pinggiran saluran irigasi di tengah persawahan.

“Lo cari, gue mau bersih-bersih!” kata Tegar dongkol.

Mikaila menduga aksi Tegar adalah balas dendam. Tak mau disepelekan, ia melepas sepatunya dan melipat celana jinsnya sampai ke betis.

“Tapi aku nggak tau betina atau jantan, kamu yang cek nanti.” Mikaila mengambil jaring dan wadah ikan sebelum turun ke saluran irigasi sawah yang masih alami.

Tegar tercenung melihat perempuan yang ditemuinya tadi pagi mempunyai kegilaan ekstra. Ada gengsi yang dipertahankan. Biasanya gadis-gadis seusianya akan menolak berhadapan dengan sesuatu yang menggelikan sambil menjerit-jerit frustasi, Mikaila tampak tenang dan serius menyusuri saluran irigasi.

“Dapat?” tanya Tegar setelah mencelupkan kedua kakinya di irigasi untuk membasuh lumpur di celana seragam dan sepatunya.

“Kamu diam Tegar, jangan ganggu konsentrasi!” seru Mikaila jengkel.

Tegar dengan gaduh menendang air berulang kali hingga Mikaila berbalik dan menyerangnya dengan menendang air ke arahnya.

“Sekalian aja mandi kamu biar kayak kebo!” teriak Mikaila. Sebel.

Keduanya melakukan perang air sampai basah kuyup dan gatal-gatal mulai terasa.

“Sialan, mamaku pasti bingung gue habis dari mana pulang-pulang begini bentuknya.” Tegar mengumpat sambil naik ke pinggiran saluran irigasi.

“Eh buset anak mama ternyata.” Mikaila meledek sambil tertawa-tawa. “Aku baru dapat kecebong doang, ini gimana cari bapak ibunya, Gar?”

Tegar mengambil jaketnya untuk mengeringkan wajah dan lengannya. “Masih ada waktu sehari, besok kita cari lagi!”

“Yah..., tahu gitu aku tadi tidur aja.” keluh Mikaila sambil melepas jaketnya, ia melakukan hal yang sama dengan Tegar. “Pulang aja yuk kalo gitu, badanku nggak nyaman.”

Tegar memungut tas dan sepatunya di atas rumput. Mereka pulang, melewati pematang sawah dalam hening ditemani semilir angin dan matahari sore yang indah.

Tegar memunculkan senyum manisnya. Di dekat gubuk bambu, mereka bertemu petani yang baru selesai mencari ramban.

“Mari, Pak.” sapa Tegar.

Mikaila yang membawa wadah ikan dan jaring membuat si petani menyunggingkan senyum. “Pacaran kok di sawah, Dik. Ati-ati lho.”

“Bukan pacaran, pak!” Mikaila berdecak. “Kita cari keluarga kodok buat praktikum sekolah, tapi nggak ketemu pak. Cuma kecebong doang ini. Pusing Mika.”

Petani yang melihat betapa menyedihkan dua remaja itu menawarkan bantuan. Mikaila berseru senang. Dia menaruh alat tempurnya ke gubuk.

“Besok sore kita ambil, Pak. Harus komplit, ada bapak, ibu, kakak, dan adik-adiknya. Kalo bisa telurnya juga boleh.”

Sinting. Batin Tegar sambil melirik tajam Mikaila. Ini cewek bener-bener!

Mikaila mengucapkan terima kasih. Petani sepuh itu mengucapkan terima kasih. Keduanya lantas pamit dengan hati yang lebih tenang. Tetapi rupanya, situasi apes keduanya masih lanjut. Motor yang di geber Tegar perlahan-lahan melambat dengan gerakan ban yang tidak stabil.

“Kenapa, Gar?” seru Mikaila.

“Bocor, anjir.” Tegar menurunkan standar motor. Dia turun dengan Mikaila yang tetap nangkring di atasnya.

Tegar mengumpat sambil menendang ban depan. “Apes mulu gue! Turun, Lo!” serunya berang.

Mikaila menyerukan kejengkelannya sambil turun dari motor. “Nyebelin deh, mana seingatku jauh dari bengkel lagi. Bengkel rumahan jam segini jarang ada. Harus di pom bensin. Gar... Kuat-kuatin dorong motornya ya!” seru gadis itu menyemangati.

Tegar menepi ke pinggir jalan dan membuka bekal dari Sera daripada naik darah karena cowok itu benar-benar emosi!

...***...

...Happy Reading...

Terpopuler

Comments

may

may

Ya ampun bengek banget😭

2023-10-30

0

may

may

Mikaaa😭bapak ibuknya masih di kantor mik🤭

2023-10-30

0

may

may

Ya ampun tegar🤣🤣

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dibuang Ayah.
2 Chapter 2 : Manusia Bumi
3 Chapter 3 - Tagihan Perdebatan
4 Chapter 4 - Telen Beban
5 Chapter 5 - Emosi Tragedi
6 Chapter 6 : Tanggung Jawab Aku!
7 Chapter 7 : Persoalan Genting
8 Chapter 8 : Persoalan Genting 2
9 Chapter 9 : Balapan Lucu
10 Chapter 10 : Tawuran
11 Chapter 11 : Takut Jatuh Cinta
12 Chapter 12 : Aksi Matt
13 Chapter 13 : Ngegas
14 Chapter 14 : Drew cs & Mika.
15 Chapter 15 : Musuh Dalam Sekolah
16 Chapter 16 : Masuk Sarang Musuh
17 Chapter 17 : Panji Perang
18 Chapter 18 : Lawan Jadi Kawan
19 Chapter 19 : Kepergok
20 Chapter 20 : Meledak
21 Chapter 21 : Salting
22 Chapter 22 : Iya, Sayang.
23 Chapter 23 : Ring Road Love
24 Chapter 24 : Bersenang-senang
25 Chapter 25 : OMG
26 Chapter 26 : Kekacauan
27 Chapter 27 : Kalah
28 Chapter 28 : Kerja Sama Terselubung
29 Chapter 29 : Toleransi nol
30 Chapter 30 : Wuu...
31 Chapter 31 : Melambungkan Fantasi
32 Chapter 32 : Bolos Bersama
33 Chapter 33 : Saingan, Iya...
34 Chapter 34 : Hukuman
35 Chapter 35 : Gulma
36 Chapter 36 : Back Street
37 Chapter 37 : Emang Enak
38 Chapter 38 : Loyal
39 Chapter 39 : Pahit & Pedas
40 Chapter 40 : Kabut
41 Chapter 41 : Manisnya Hukuman
42 Chapter 42 : Sidang Keluarga
43 Chapter 43 : Sinarnya Redup
44 Chapter 43 : Sedikit Balasan
45 Chapter 45 : Markijayyy
46 Chapter 46 : Membingungkan
47 Chapter 47 : B-e-r-a-n-i
48 Chapter 48 : Sensasi Mematikan
49 Chapter 49 : Kok Bisa Ya?
50 Chapter 50 : Ribut
51 Chapter 51 : Sangar
52 Chapter 52 : Menggila
53 Chapter 53 : Erat
54 Chapter 54 : Meeting Points
55 Chapter 55 : SERI
56 Chapter 56 : Gak Mudah
57 Chapter 56 : Maju Ke Depan
58 Chapter 58 : Heuheu
59 Chapter 59 : Bujuk Rayu
60 Chapter 60 : Tersedak
61 Chapter 61 : Ngeri
62 Chapter 62 : Parau
63 Chapter 63 : Gila sih
64 Chapter 64 : Baper
65 Chapter 65 : Good Goodbye
66 Chapter 66 : Evoleventador
67 Chapter 67 : Iya berdua
68 Chapter 68 : Lulus
69 Chapter 69 : Hadiah
70 Chapter 70 : Menolak Kembali
71 Chapter 71 : Drama Sekolah
72 Chapter 72 : Back Off
73 Chapter 73 : Prediksi Tepat
74 Chapter 74 : Engagement Day
75 Chapter 75 : Bertemu Kamu
76 Chapter 76 : Takut
77 Chapter 77 : Merana
78 Chapter 78 : Reuni
79 Chapter 79 : Malu & Takut
80 Chapter 80 : Balapan Terakhir
81 Chapter 81 : Before Wedding
82 Chapter 82 : Wedding Agreement
83 Chapter 83 : Usaha
84 Chapter 84 : Quiz
85 Chapter 85 : Goals
86 Chapter 86 : A love
87 Chapter 87 : Kacau
88 Chapter 88 : Mabuk Aturan
89 Chapter 89 : Bos kecil
90 Bab 90 : Epilog
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Chapter 1 : Dibuang Ayah.
2
Chapter 2 : Manusia Bumi
3
Chapter 3 - Tagihan Perdebatan
4
Chapter 4 - Telen Beban
5
Chapter 5 - Emosi Tragedi
6
Chapter 6 : Tanggung Jawab Aku!
7
Chapter 7 : Persoalan Genting
8
Chapter 8 : Persoalan Genting 2
9
Chapter 9 : Balapan Lucu
10
Chapter 10 : Tawuran
11
Chapter 11 : Takut Jatuh Cinta
12
Chapter 12 : Aksi Matt
13
Chapter 13 : Ngegas
14
Chapter 14 : Drew cs & Mika.
15
Chapter 15 : Musuh Dalam Sekolah
16
Chapter 16 : Masuk Sarang Musuh
17
Chapter 17 : Panji Perang
18
Chapter 18 : Lawan Jadi Kawan
19
Chapter 19 : Kepergok
20
Chapter 20 : Meledak
21
Chapter 21 : Salting
22
Chapter 22 : Iya, Sayang.
23
Chapter 23 : Ring Road Love
24
Chapter 24 : Bersenang-senang
25
Chapter 25 : OMG
26
Chapter 26 : Kekacauan
27
Chapter 27 : Kalah
28
Chapter 28 : Kerja Sama Terselubung
29
Chapter 29 : Toleransi nol
30
Chapter 30 : Wuu...
31
Chapter 31 : Melambungkan Fantasi
32
Chapter 32 : Bolos Bersama
33
Chapter 33 : Saingan, Iya...
34
Chapter 34 : Hukuman
35
Chapter 35 : Gulma
36
Chapter 36 : Back Street
37
Chapter 37 : Emang Enak
38
Chapter 38 : Loyal
39
Chapter 39 : Pahit & Pedas
40
Chapter 40 : Kabut
41
Chapter 41 : Manisnya Hukuman
42
Chapter 42 : Sidang Keluarga
43
Chapter 43 : Sinarnya Redup
44
Chapter 43 : Sedikit Balasan
45
Chapter 45 : Markijayyy
46
Chapter 46 : Membingungkan
47
Chapter 47 : B-e-r-a-n-i
48
Chapter 48 : Sensasi Mematikan
49
Chapter 49 : Kok Bisa Ya?
50
Chapter 50 : Ribut
51
Chapter 51 : Sangar
52
Chapter 52 : Menggila
53
Chapter 53 : Erat
54
Chapter 54 : Meeting Points
55
Chapter 55 : SERI
56
Chapter 56 : Gak Mudah
57
Chapter 56 : Maju Ke Depan
58
Chapter 58 : Heuheu
59
Chapter 59 : Bujuk Rayu
60
Chapter 60 : Tersedak
61
Chapter 61 : Ngeri
62
Chapter 62 : Parau
63
Chapter 63 : Gila sih
64
Chapter 64 : Baper
65
Chapter 65 : Good Goodbye
66
Chapter 66 : Evoleventador
67
Chapter 67 : Iya berdua
68
Chapter 68 : Lulus
69
Chapter 69 : Hadiah
70
Chapter 70 : Menolak Kembali
71
Chapter 71 : Drama Sekolah
72
Chapter 72 : Back Off
73
Chapter 73 : Prediksi Tepat
74
Chapter 74 : Engagement Day
75
Chapter 75 : Bertemu Kamu
76
Chapter 76 : Takut
77
Chapter 77 : Merana
78
Chapter 78 : Reuni
79
Chapter 79 : Malu & Takut
80
Chapter 80 : Balapan Terakhir
81
Chapter 81 : Before Wedding
82
Chapter 82 : Wedding Agreement
83
Chapter 83 : Usaha
84
Chapter 84 : Quiz
85
Chapter 85 : Goals
86
Chapter 86 : A love
87
Chapter 87 : Kacau
88
Chapter 88 : Mabuk Aturan
89
Chapter 89 : Bos kecil
90
Bab 90 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!