Tegar menelepon Mikaila di samping rumahnya setelah beberapa saat memeriksa dengan liar situasi rumah itu.
Tuh cewek ke mana! Udah menjamur gue di sini, dilihat banyak orang lagi!
Tegar mematikan mesin motornya seraya melompat dari motor. Kejengkelannya meledak, itu bisa terlihat dari sorot matanya yang menyala dan rahangnya yang mengeras.
“Mik, Mika.” serunya setelah membuka pintu gerbang sendiri dan mengetuk pintu tak sabar.
Di dalam rumah yang senyap tanpa aktivitas sore, Sera memasang telinganya baik-baik di depan televisi.
“Mikaila, halo...” seru Tegar.
“Tumben Mika kedatangan temen cowok!” Sera bangkit seraya menyingkirkan kayu pengunci pintu dan membukanya.
Tegar menyunggingkan senyum. “Mikaila belum siap, Tante?”
Sera mengernyit bingung, siap untuk apa? “Adek siapa? Teman sekolah?”
Sekilas Tegar menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke sana sebelum matahari pamit dari ufuk barat.
Sera nyengir sambil menyuruh Tegar masuk ke rumah. “Mikaila ketiduran, Dik. Tante bangunin sebentar.”
Sialan! Enak-enak tidur dia sementara gue mikir keras caranya tetap keren waktu cari kodok.
Tegar mengiyakan dengan muka ramah yang dipolos-poloskan.
Di kamar yang di dominasi warna kuning dan oren, Sera menggoyangkan bahu putrinya.
“Mika, cah ayu, di cari teman kamu. Namanya Tegar, katanya mau cari kodok bareng.” ucapnya di dekat telinga.
Mikaila yang mendengar secuil nama Tegar dan kodok di bunga tidurnya tersentak kaget. Kelopak matanya melebar dengan napas yang sontak tercekat.
“Beneran Tegar, Ma?” tanyanya serak.
Sera mengangguk lalu membantu Mikaila bangkit. Putrinya panik lalu sepasang matanya mengawasi Tegar yang duduk manis di ruang tamu.
“Mika minta tolong, Ma. Bilang ke Tegar, Mika siap sepuluh menit lagi.” ucapnya cepat sambil buru-buru mengambil handuk dan melesat ke kamar mandi yang berada di luar kamar.
Tegar berseru. Tobat.
Di kamar mandi Mikaila menyeringai. Sesuai janji, hanya butuh sepuluh menit dia bersiap sebelum menemui Tegar dengan menggunakan celana jins panjang dan blus musim panas.
“Tegar, maafin ya. Ketiduran, capek banget, kemarin habis lamaran kakak, nih masih banyak makanan. Kamu makan.” Mikaila menaruh brownies kukus, roti gulung dan es sirup leci ke meja.
Tegar hendak mencibirnya tapi Sera yang mengantar jaket rajut Mikaila menimpali kebenaran ucapan putrinya.
“Dimakan dulu, Dik. Tante yakin, kamu belum pulang tadi.” Sera mengamati seragam Tegar.
“Buat bekal boleh, Tante? Keburu petang.”
Sera mengangkat piring leter di meja seraya gegas memasukan ke wadah bekal di dapur. Dia menyerahkannya di teras rumah saat Mikaila bersiap-siap memakai sepatu.
“Kalian hati-hati, kalo udah magrib jangan di sawah lama-lama. Takut ular pada keluar.”
“Ya mama.” Mikaila menyeret Tegar untuk salaman dulu dengan ibunya.
Tegar menyeringai malu, lupa sopan santun.
Keduanya pergi setelah Mikaila terkikik geli di atas motor herex dengan jarak sejauh yang memungkinkan agar tidak bersentuhan.
“Gak ada motor lain, Gar? Motormu bikin kita jadi artis!” seru Mikaila.
Di bawah arak-arakan awan sore dan situasi lengang jalan, Tegar menggeber motornya lebih kencang hingga membuat Mikaila nyaris terpental dan spontan mencengkeram pinggangnya.
”Untung nggak jatuh, rese kamu!” Mikaila berseru galak. Tegar menyeringai di balik helm full face-nya.
Tak berapa lama kemudian mereka sampai di tempat yang Ibu burjo sebutkan, hamparan sawah yang luas dengan irigasi yang terlihat memanjang dari Utara ke Selatan tepat di tengah-tengah persawahan.
“Aku udah beli peralatan, kamu bawa!” Tegar mengeluarkan jaring dan dua wadah ikan kecil dari tasnya.
Mikaila berseru. “Tegar and Mika adventure.” ucapnya sambil merentangkan kedua tangan dan berlari kecil di pematang sawah dengan membawa alat tempur mereka.
Tegar bermuka jengkel. Keceriaan gadis yang minta di rekam sebelum beraksi itu membuatnya kepayahan berjalan sambil mengamati hpnya hingga membuat satu kakinya terperosok ke lumpur sawah cukup dalam.
Sialan. Tegar menggeram. Hpnya selamat, harga dirinya tidak.
“Gar, ngapain?” seru Mikaila saat menghampirinya. Ia mengulurkan tangannya, menarik tubuh Tegar dengan kepayahan. “Jangan ngomong kamu mau renang di sawah ya.” Mikaila menyeringai setelah Tegar berdiri kokoh di depannya.
Tegar menghela napas kasar. “Gue sial gara-gara rekam, Lo!”
“Lagi apes kali, salahmu sendiri gak hati-hati!” Mikaila menyahut ponsel Tegar, sementara pemuda yang apes itu mencopot sepatunya yang penuh lumpur.
Hadiah dari bokap dulu.
Sambil cemberut, Tegar mengikuti Mikaila sampai ke pinggiran saluran irigasi di tengah persawahan.
“Lo cari, gue mau bersih-bersih!” kata Tegar dongkol.
Mikaila menduga aksi Tegar adalah balas dendam. Tak mau disepelekan, ia melepas sepatunya dan melipat celana jinsnya sampai ke betis.
“Tapi aku nggak tau betina atau jantan, kamu yang cek nanti.” Mikaila mengambil jaring dan wadah ikan sebelum turun ke saluran irigasi sawah yang masih alami.
Tegar tercenung melihat perempuan yang ditemuinya tadi pagi mempunyai kegilaan ekstra. Ada gengsi yang dipertahankan. Biasanya gadis-gadis seusianya akan menolak berhadapan dengan sesuatu yang menggelikan sambil menjerit-jerit frustasi, Mikaila tampak tenang dan serius menyusuri saluran irigasi.
“Dapat?” tanya Tegar setelah mencelupkan kedua kakinya di irigasi untuk membasuh lumpur di celana seragam dan sepatunya.
“Kamu diam Tegar, jangan ganggu konsentrasi!” seru Mikaila jengkel.
Tegar dengan gaduh menendang air berulang kali hingga Mikaila berbalik dan menyerangnya dengan menendang air ke arahnya.
“Sekalian aja mandi kamu biar kayak kebo!” teriak Mikaila. Sebel.
Keduanya melakukan perang air sampai basah kuyup dan gatal-gatal mulai terasa.
“Sialan, mamaku pasti bingung gue habis dari mana pulang-pulang begini bentuknya.” Tegar mengumpat sambil naik ke pinggiran saluran irigasi.
“Eh buset anak mama ternyata.” Mikaila meledek sambil tertawa-tawa. “Aku baru dapat kecebong doang, ini gimana cari bapak ibunya, Gar?”
Tegar mengambil jaketnya untuk mengeringkan wajah dan lengannya. “Masih ada waktu sehari, besok kita cari lagi!”
“Yah..., tahu gitu aku tadi tidur aja.” keluh Mikaila sambil melepas jaketnya, ia melakukan hal yang sama dengan Tegar. “Pulang aja yuk kalo gitu, badanku nggak nyaman.”
Tegar memungut tas dan sepatunya di atas rumput. Mereka pulang, melewati pematang sawah dalam hening ditemani semilir angin dan matahari sore yang indah.
Tegar memunculkan senyum manisnya. Di dekat gubuk bambu, mereka bertemu petani yang baru selesai mencari ramban.
“Mari, Pak.” sapa Tegar.
Mikaila yang membawa wadah ikan dan jaring membuat si petani menyunggingkan senyum. “Pacaran kok di sawah, Dik. Ati-ati lho.”
“Bukan pacaran, pak!” Mikaila berdecak. “Kita cari keluarga kodok buat praktikum sekolah, tapi nggak ketemu pak. Cuma kecebong doang ini. Pusing Mika.”
Petani yang melihat betapa menyedihkan dua remaja itu menawarkan bantuan. Mikaila berseru senang. Dia menaruh alat tempurnya ke gubuk.
“Besok sore kita ambil, Pak. Harus komplit, ada bapak, ibu, kakak, dan adik-adiknya. Kalo bisa telurnya juga boleh.”
Sinting. Batin Tegar sambil melirik tajam Mikaila. Ini cewek bener-bener!
Mikaila mengucapkan terima kasih. Petani sepuh itu mengucapkan terima kasih. Keduanya lantas pamit dengan hati yang lebih tenang. Tetapi rupanya, situasi apes keduanya masih lanjut. Motor yang di geber Tegar perlahan-lahan melambat dengan gerakan ban yang tidak stabil.
“Kenapa, Gar?” seru Mikaila.
“Bocor, anjir.” Tegar menurunkan standar motor. Dia turun dengan Mikaila yang tetap nangkring di atasnya.
Tegar mengumpat sambil menendang ban depan. “Apes mulu gue! Turun, Lo!” serunya berang.
Mikaila menyerukan kejengkelannya sambil turun dari motor. “Nyebelin deh, mana seingatku jauh dari bengkel lagi. Bengkel rumahan jam segini jarang ada. Harus di pom bensin. Gar... Kuat-kuatin dorong motornya ya!” seru gadis itu menyemangati.
Tegar menepi ke pinggir jalan dan membuka bekal dari Sera daripada naik darah karena cowok itu benar-benar emosi!
...***...
...Happy Reading...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
may
Ya ampun bengek banget😭
2023-10-30
0
may
Mikaaa😭bapak ibuknya masih di kantor mik🤭
2023-10-30
0
may
Ya ampun tegar🤣🤣
2023-10-30
0