BAB 20

Grizelda meremas kertas tersebut lalu membuangnya begitu saja tanpa mempedulikan isi surat itu.

Ia sungguh tak peduli dengan tantangan itu, terserah mereka ingin melakukan apa.

Grizelda pun menaiki motornya dan melaju di jalanan menuju sekolahnya.

Tak lama ia pun sampai di sekolah dan memasuki gerbang sekolah untuk memarkirkan sepeda motornya.

Di dalam mobil, Evelin melihat Grizelda menggunakan motor.

"Dari mana ia dapatkan motor itu?" tanya Evelin mengerutkan dahinya.

Grizelda memarkirkan motornya di parkir khusus motor lalu ia pun menuju kelasnya.

"Ayah bahkan memarahi aku dan ibu ku saat kami berbelanja karena dia tidak pulang kerumah. Lalu kenapa si tua bangka itu memarahi aku dan ibuku di mana dia yang mengusirnya sendiri? Cih! Benar-benar menyebalkan!" denggus Evelin kesal.

"Hay pacar." tiba-tiba Rafasya menghalangi langkah Grizelda.

"Kamu lagi," ucap Grizelda manyun.

"Ayolah, kenapa kau melihat ku seperti itu? Aku rasa aku cukup keren hari ini," ucap Rafasya menyisir rambutnya kebelakang.

"Berhenti buat … aku … jadi … tameng … mu!" ucap Grizelda tegas.

"Hey! Mana ada aku membuat mu sebagai tameng ku, aku benar-benar sudah menganggap kamu sebagai pacar ku," ucap Rafasya.

Grizelda menatapnya balik. "Jika kau masih banyak waktu untuk main-main, lebih baik lakukan hal bermanfaat lainnya saja. Jangan ganggu aku, aku tidak punya waktu untuk bermain bersama mu," ucap Grizelda meninggalkan Rafasya dan menuju kelasnya.

"Waktu? Waktu ku yang bermanfaat itu bersama mu!" teriak Rafasya.

Baru saja ia ingin menyusul Grizelda, tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya.

"Tunggu dulu Rafasya!" panggil gadis itu. Ya, gadis yang sangat mencintainya.

"Ada apa lagi?" tanya Rafasya yang air mukanya langsung berubah.

"Dia tidak menyukai mu, kenapa kau masih mengejarnya?" tanya gadis itu terlihat sedih.

"Lepaskan tanganmu!" ucap Rafasya menekan.

Gadis itu pun melepaskan tangannya.

"Ini bukan urusan mu, kau cari saja sana apa yang menjadi urusan mu, kita tidak kenal." Rafasya pun pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

"Rafasya, kenapa kau tidak mengerti juga perasaan ku … kau malah mengejar cinta orang yang tidak menyukai mu, kita bahkan seperti cinta segitiga yang ada ujungnya," ucap gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Perasaan cinta yang tak terbalas, rasanya sungguh sakit. Rasa ingin memiliki yang kuat membuat orang ada di antar dua pilihan, akan menghalalkan segala cara untuk memilikinya atau depresi. Tapi jika seseorang mempunyai akal sehat, ia akan memilih pilihan ketiga, yaitu mengikhlaskan.

Grizelda masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya.

Terlihat Sindi, Rita dan Maya yang juga baru masuk ke dalam kelas. Ia menatap Grizelda geram.

Sindi langsung mendekati Grizelda dalam keadaan kaki yang masih sakit karena di injak Grizelda saat lari kemaren.

"Kau berani menginjak kaki ku! Apa kau tahu akibat dari membuatku terluka!" ucap Sindi setengah berteriak.

"Oh, kenapa? Kau ingin mengadu dengan Papa mu kepala sekolah itu untuk mengeluarkan ku dari sekolah? Heh! Nggak asik tau, kalau aku pindah dari sekolah kau akan sepi nggak ada lagi teman untuk mengajak ku mengobrol seperti saat ini," ucap Grizelda menopang dagunya sambil tersenyum manis.

"Heh! Siapa juga yang ingin mengobrol dengan mu, kau sudah melukai ku, aku tidak akan minta Papaku untuk mengeluarkan mu, tapi akan membuatmu di skor," balas Sindi tersenyum licik.

"Oh ya, kalau begitu aku harus berterima kasih pada kepala sekolah karena sudah memberi waktuku istirahat untuk membuat rencana," jawab Grizelda tersenyum lagi.

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

tentang dia

2024-02-02

0

X'tine

X'tine

wkwkwkwk

2023-12-22

1

Ty

Ty

hmmm

2023-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!