BAB 10

"Apa! Beraninya kamu mengatai ku! Lihatlah, dia makin lama makin nyebelin!" Sindi merengek manja di depan Hendra.

"Kamu ya berani mengatai Sindi! Kamu minta di tampar!" Hendra membelalakkan matanya.

"Sini tampar pipiku, mau kiri apa kanan? Nanti biar gampang aku lapor polisi minta uang ganti rugi 100 juta sama kamu," ucap Grizelda tersenyum licik.

Hendra terdiam dan terlihat gusar. "Kamu … Kamu …!"

"Kamu apa? Kamu nggak sanggup bayar segitu kan? Kalau tidak sanggup jangan ganggu aku, aku nggak punya waktu buat meladeni kalian. Kalau masih punya waktu luang lebih baik cari yang bermanfaat, jangan asik bully orang terus. Kalian pikir dengan membully orang masa depan kalian bakal cerah? Buang-buang waktu," ucap Grizelda meninggalkan mereka begitu saja.

Hendra terdiam dan Sindi ternganga, tak percaya dengan ucapan Grizelda.

"Dia …." Sindi tak bisa berkata-kata sambil menujuk ke arah Grizelda yang sudah pergi.

Grizelda masuk ke dalam kelasnya, tak lama guru olahraga juga masuk ke dalam kelas.

"Ayo anak-anak semuanya, ganti pakaian kalian, kita hari ini akan ada lomba lari jarak jauh. Latihan ini untuk menentukan kalian untuk di pilih agar bisa ikut lomba antar sekolah, jadi siapkan fisik kalian ya," ucap pak Gio.

"Baik Pak," jawab mereka.

Para murid pun mengambil bajunya dan berganti pakaian di toilet. Grizelda mengambil baju olahraga dari tasnya dan menuju toilet.

Sindi mengintip dan melihat Grizelda masuk ke dal toilet, dan mereka pun menguncinya di dalam toilet.

Setelah berganti pakaian, Grizelda pun membuka pintu toilet, tapi itu tidak bisa.

"Siapa yang mengunci pintu toilet ini? Jangan-jangan ini kerjaan si Sindi itu. Kurang ajar! Dia sepertinya harus di beri pelajaran. Tapi pertama-aku harus keluar dulu dari kamar mandi ini," ucap Grizelda.

Ia mengendor-gedor pintu toilet itu dan berteriak minta tolong.

"Hey! Apa ada orang di luar? Tolong buka pintunya donk!" teriak Grizelda.

Beberapa kali ia berteriak tapi tidak ada yang mendengarkannya, Grizelda pun berdiri di depan pintu sambil berpikir.

"Oh ya, aku kan dapat kekuatan dari sistem, jadi aku sudah menjadi kuat sekarang," ucap Grizelda.

Ia pun mendobrak pintu toilet itu, percobaan pertama tidak bisa, ia mencobanya beberapa kali dan akhirnya kunci pintu itu copot dan rusak.

"He-he-he Sindi, kalian ingin mengurungku ya? Tidak ada yang menghalangiku sekarang, lihat saja nanti, aku akan menghukum kalian balik," ucap Grizelda.

Ia pun melangkahkan kakinya keluar dari toilet dan menuju lapangan.

Terlihat semua murid sedang berkumpul dan berbaris, Grizelda masuk ke dalam barisan tersebut dan baris paling belakang.

"Baiklah anak-anak semua, pertama-tama kalian harus pemanasan, jadi ikuti senam Bapak ya, harus melakukannya dengan benar atau kalian akan merasakan kram," ucap pak Gio.

Mereka pun melakukan pemanasan beberapa menit.

"Baiklah anak-anak, setelah kita melakukan pemanasan, Bapak akan beri kalian kelompok ya," ucap pak Gio.

Pak Gio pun memberi nama-nama kelompok tersebut dan bertepatan juga nama Sindi dan Grizelda bersamaan.

'Hehehe, kena kau kali ini manusia jelek,' batin Sindi tersenyum.

'Hehehe, kita bertemu juga manusia cerewet,' batin Grizelda.

[Ding ding]

[Misi baru]

[Lari jarak jauh]

[Hadiah turun berat badan 10 kg]

[Status Misi sedang berlangsung]

"Wah, hadiahnya sungguh membuatku senang," ucap Grizelda pelan dengan menyunggingkan senyumnya.

Saat gilirannya, Sindi dan 2 orang peserta lainnya, mereka pun berdiri di garis start.

Pak Gio pun memberi aba-aba dan mereka pun lari.

"Aku harus mencari garis finis, aku karus menguruskan tubuhku," ucap Grizelda bertekad.

Sindi tersenyum licik, ia berlari lebih cepat lalu mengulurkan kakinya agar Grizelda terjatuh.

Bukannya terjatuh, Grizelda menginjak kaki Sindi membuat Sindi menjerit kesakitan.

"Aduuuuuh!" teriak Sindi memegang kakinya.

"Siapa suruh kamu berbuat curang? Rasakan itu," ucap Grizelda mengejeknya lalu ia pun pergi berlari lagi meninggalkan Sindi.

Pak Gio pun mendekati Sindi.

"Sindi, kamu baik-baik saja?" tanya pak Gio berjongkok di dekat Sindi.

"Sakit, ini gara-gara Grizelda! Dia udah menginjak kaki aku," keluh Sindi.

"Lagian kamu kenapa mengulurkan kaki mu, itu sudah termasuk kecurangan, ya udah kamu ke klinik sama teman kamu," ucap pak Gio.

"Benar-benar menyebalkan! Aku aduin nanti dia sama papaku," ucap Sindi kesal.

"Sindi, Bapak harap kamu tidak mengatakan ini pada kepala sekolah, kepala sekolah sudah cukup pusing dengan masalah sekolah, untuk masalah kesalahan kamu sendiri seperti ini tolong jangan memberikan dia lagi," saran pak Gio.

Sindi menatap tajam pak Gio, pak Gio sangat tahu jika mengusik anak kepala sekolah akibatnya akan buruk, sebagai seorang guru ia harus mengingatkan yang salah.

Terpopuler

Comments

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

dasar Sindi ... mentang2 ayahnya kepsek

2024-02-07

0

Ani Ani

Ani Ani

dia yang buat salah salah orang

2024-02-02

1

Ty

Ty

hadeuhh....,kok sindy ga kapok2 y

2023-10-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!