BAB 19

Surya duduk di sofa sendirian, sedangkan Eve dan Evelin pergi shoping berbelanja di mall.

Ia menarik nafasnya sambil menatap televisi yang sengaja tidak ia hidupkan.

"Apa yang sebenarnya aku lakukan? Ah! Biarkan saja dia pergi! Aku tidak akan mempedulikan dia lagi. Anak yang tidak tahu di untung itu untuk apa aku memikirkannya," ucap Surya yang tidak ingin mempedulikannya.

"Lalu di mana Eve dan Evelin?" tanya Surya.

Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk dan ia pun melihatnya.

Ia sangat terkejut, pemberitahuan di ponselnya pengeluaran uang dari rekeningnya sebanyak 25 juta. Ia terlihat emosi.

"Sialan! Mereka ini membeli apa sampai pengeluaran sebanyak ini! Bahkan Grizelda saja tidak ada menggunakan rekeningku jika aku tidak mengizinkannya!" terima Surya geram.

Sesampainya di kostannya, terlihat beberapa orang sedang duduk nongkrong di depan kostan mereka sambil bermain gitar.

Grizelda tidak mempedulikannya dan ia menggeret motornya masuk ke dalam kostannya.

"He! Tunggu dulu!" teriak seorang wanita tinggi itu berdiri saya melihat Grizelda.

Grizelda sama sekali tidak peduli dan mendorong sepeda motornya masuk.

Baru masuk setengah, wanita itu menarik baju bagian belakang Grizelda membuat Grizelda terhenti.

"Kau ini sungguh tidak punya kerjaan ya," ucap Grizelda melepaskan tangan wanita itu dari bajunya.

"Bayar dulu atau kau merasakan akibatnya!" ancam wanita itu membelalakkan matanya.

"Orang yang tidak mau bayar uang perkenalan hanya sanggup tinggal 2 hari saja di sini," ucapnya wanita itu tersenyum licik.

"Apa kau pikir aku akan melakukannya? Itu tidak akan berpengaruh pada ku," ucap Grizelda menatap sekilas ke arah wanita itu lalu ingin masuk ke dalam kostannya.

Akan tetapi tangannya di tarik oleh wanita itu membuat ia keluar lagi.

"Kau ini apa-apaan sih!" teriak Grizelda menepis tangan wanita itu.

"Kau lebih baik beri yang 100 ribu itu atau kau akan ku buat tidak tenang!" ancam wanita itu.

"Kau melakukan ini apa pemiliknya tidak tahu?" tanya Grizelda.

"Pemilik kostan ini adalah ibuku, mau apa kau? Mau mengadu dengannya?" tanya wanita itu bercekak pinggang.

"Ck! Aku sungguh tak tertarik untuk mengadu. Dan … aku tidak ingin bayar, mau apa kau!" ucap Grizelda menatap balik wanita tersebut.

"Oh, kau berani menantang ku ya! Kau mau ku hajar!" wanita itu langsung ingin menjambak rambut Grizelda, akan tetapi Grizelda menangkap tangan wanita itu lalu memutarnya kebelakang dan menekannya dengan kuat.

"Aku pikir aku bakal takut dengan mu karena kau pemilik kostan ini, aku di sini bayar dan kau malah minta bayaran lagi? Kau pikir aku akan langsung pindah? Aku yang akan membuat kau diam," ucap Grizelda menambahkan tekanannya.

"Aduuuuuh! sakit!" teriak wanita itu kesakitan.

"Kalau kamu berani melakukan ini pada ku lagi, aku tidak akan segan-segan mematahkan tanganmu," bisik Grizelda menekankan.

Wanita itu meringis kesakitan dan Grizelda pun mendorongnya.

"Ingat itu, aku tidak menganggu mu seharusnya kau tidak menganggu ku juga. Jika kau tak punya pekerjaan maka lebih baik baca buku untuk menambah pengetahuan," ucap Grizelda meninggal wanita itu.

"Kak Ani, tidak apa-apa kan?" tanya teman-temannya.

"Sakit banget tau, dia berani menyakiti kita akan buat rencana agar membuatnya pindah dari sini," ucap wanita itu kesal.

Grizelda masuk ke dalam kostannya dan ia baring di kasur.

Grizelda mengambil laptopnya dan ia melihat apa saja yang ada di dalamnya.

"Ah, aku bisa mengerjakan tugas sekolah ku di sini," ucap Grizelda.

Ia menscan tugas sekolahnya melalui ponselnya lalu mengirim ke laptop dan di sana soal-soalnya langsung di kerjakan langsung oleh System dalam laptop tersebut.

Dalam sekejap tugasnya sudah selesai.

"Astaga! Kalau begini gampang banget ya," ucap Grizelda tersenyum.

Karena tugasnya selesai, ia pun menutup kembali laptopnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin beristirahat.

Duk!"

Terdengar suara seperti seseorang menepuk pintu kostannya dan Grizelda sama sekali tidak peduli dengan hal itu, ia pun memejamkan matanya dan tidur.

***

Ke esokkan harinya, Grizelda bangun dan ia segera mandi.

Grizelda memakai bajunya dan berdiri di depan cermin yang ada di lemari.

"Hm … sepertinya bajuku sudah kebesaran semua ya setelah berat badan ku turun? Sepertinya aku harus beli baju baru dengan ukuran yang pas," ucapnya tersenyum sambil memutar tubuhnya.

Grizelda pun mengeluarkan sepeda motornya dari kost tersebut.

Saat ingin menutup pintu, di depan pintunya ada selembar kertas yang di tempelkan di pintu tersebut.

Grizelda mengambilnya dan melihat tulisan tersebut.

"Malam ini di lapangan bola 100 meter dari sini, ayo adu kekuatan, jangan sampai kamu tidak datang."

Terpopuler

Comments

rara

rara

motor di geret?? astogeee

2024-03-24

0

Ani Ani

Ani Ani

jangan dicabar

2024-02-02

1

Ty

Ty

siapa takut..., palingan yg nantang keok 😜😜

2023-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!