Strong Girl System
"Kurang ajar! Kau membuatku marah! Ayo seret dia!" perintah Sindi geram.
Sindi dan kedua temannya menarik Grizelda ke dalam toilet lalu mendorongnya dengan kuat membuat Grizelda terhempas di lantai.
Byuuuurrrrr!
Sindi menyiram air toilet yang sudah di campur dengan kotoran sampah di sekujur tubuh Grizelda.
"Beraninya kau mendekati Hendra! Dengan tubuhmu yang gendut dan buruk rupa ini berani menyukai Hendra orang yang aku sukai itu! Kau nggak sadar diri ya!" teriak Sindi geram dengan mencengkram rambut Grizelda kebelakang membuat kepala Grizelda mendegak ke atas.
"Aku … aku tidak menyukainya, tadi itu hanya …." belum sempat Grizelda menjelaskan, Sindi menarik rambutnya dengan kuat, Grizelda meneteskan air matanya sambil memegang rambutnya yang dicengkeram kuat oleh Sindi. Ya, tadi Grizelda tak sengaja menyenggol Hendra, tapi ia juga mendapatkan cacian dari Hendra.
"Jangan banyak alasan kamu!" tukas Sindi menarik rambut Grizelda ke atas berdiri dengan kuat dan menghadapkan wajahnya ke depan cermin toilet membuat Grizelda kesakitan.
"Lihat muka kamu! Lihat! Punya kelebihan apa kamu menyukai dia! Sadar diri donk! Dasar payah! Siapa pun tidak ada yang menyukai kamu yang jelek ini! Tapi kau berani mendekati pria yang aku sukai? Kau benar-benar membuatku kesal!" ucap Sindi geram, ia membentur kepala Grizelda ke cermin membuat kaca matanya terjatuh.
Melihat kacamata itu, Sindi menjadi geram, ia menginjak dengan kuat kacamata milik Grizelda.
"Tolong jangan lakukan itu!" Grizelda berusaha menyelamatkan kaca matanya sayangnya kacamata itu sudah hancur menjadi serpihan kaca.
"Rasakan ini!" Sindi menendang Grizelda hingga ia terjerembab ke belakang. Dengan tubuhnya yang gendut membuat ia kesulitan untuk bangun.
"Ayo habisi saja dia," ucap Sindi kepada Rita dan Maya.
"ini … apa tidak apa-apa Sindi?" tanya Rita.
"Lakukan saja, aku yang akan bertanggung jawab, ayahku adalah kepala sekolah ini, dia akan membereskan masalah ku," ucap Sindi menatap Grizelda geram.
Mereka pun memukuli Grizelda bersamaan tanpa henti.
"Sakit! Tolong hentikan," rintih Grizelda menghalangi kepalanya dengan tangannya dengan isak tangisnya menahan sakit. Mereka sama sekali tak peduli dengan rintihan Grizelda yang mengerang kesakitan, mereka terus melanjutkan memukulnya sampai puas hingga sekujur tubuhnya lebam.
"Kalau gitu mati saja kau!" teriak Sindi geram.
Karena Sindi sangat muak melihat wajah Grizelda, ia menarik rambut Grizelda lalu membentur kepala Grizelda dengan kuat dinding tembok.
Duuuaaakkkk!
Sebuah hantaman keras itu menimbulkan suara dari tembok dan dari kepala Grizelda membuat mereka sejenak terdiam.
Darah segar mengalir dari kepala Grizelda dan menggenang di lantai membuat mereka panik kalang kabut. Rasa sakit yang sangat luar biasa itu membuat Grizelda tak berdaya, tubuhnya lemas tak ada tenaga. Pandangan melihat mereka bertiga di depannya menjadi kunang-kunang.
"Sindi, gimana donk?" tanya Rita menarik tangan Sindi gemetaran. Sindi terdiam terpaku melihat darah yang sudah hampir menjalar di ujung sepatunya.
"Sindi, ayo cepat kita pergi!" ucap Maya menyadarkan Sindi. Mereka pun keluar dari toilet meninggalkan Grizelda begitu saja dan mengunci pintu dari luar.
"To … Long," pinta Grizelda mencoba mengangkat tangannya, tapi mereka sudah buru-buru pergi meninggalkannya begitu saja.
"Tuhan … jika aku di beri kesempatan sekali lagi, aku nggak mau menjadi wanita lemah, aku ingin menjadi wanita yang pemberani. Tolong beri aku kesempatan sekali lagi untuk mengubah hidupku yang malang ini."
Setelah mengucapkan itu, Grizelda pun tak sadarkan diri lagi.
Grizelda kerap kali di bully oleh Sindi bersama teman-temannya. Bukan hanya Sindi, tapi masih banyak murid yang lain juga membullynya, baik secara diam mau pun terang-terangan. Dan hari ini karena ia tak sengaja menyenggol pria idaman Sindi, ia malah mendapat perlakuan yang sangat buruk dari Sindi dan teman-temannya hingga hampir meregang nyawa.
Grizelda sendiri adalah gadis gendut, lemah, tidak berani melawan dan sangat penurut. Ia adalah gadis baik dan suka membantu, hanya saja, tidak ada yang peduli dengan kebaikannya. Mereka bahkan menganggap bantuannya adalah sebuah keharusan yang di lakukan olehnya.
Ia mempunyai seorang ayah kandung yang tidak peduli dengannya dan tinggal dengan ibu dan kakak tiri yang kejam. Bukan hanya di sekolah, ia bahkan menjadi pembantu di rumah sendiri. Ia juga kerap kali mendapatkan perlukan kasar dan kekerasan fisik, sayangnya tidak ada yang peduli dengan masalah ini.
***
Di saat itu jiwanya melayang-layang di tengah kegelapan. Ia membuka matanya secara perlahan-lahan dan yang ia lihat di sekelilingnya hanya hamparan gelap tanpa batas.
"Di mana aku?" tanya Grizelda yang kebingungan.
Tiba-tiba saja cahaya mendatanginya dan cahaya itu berbentuk database.
"Apa ini?" tanya Grizelda kebingungan.
[Ding Ding]
Loading...
Menemukan Nona pemilik system...
Memindai...
Pengenalan Nona pemilik system...
Memproses....
Selesai...
Menscan tubuh Nona...
Selesai.
Nama: Grizelda Amira
Umur: 17 tahun.
Pekerjaan: Belum bekerja
Jenis kelamin: Perempuan
Status: Pelajar
Menyadarkan Nona ...
Memproses...
Selesai.
Di dalam alam bawah sadar Grizelda, ia terbangun, saat itulah ia melihat sebuah database masuk ke dalam pikirannya, ia terasa amat pusing dan memegang kepalanya yang teramat sakit. Setelah database itu masuk semuanya, barulah sakit itu menghilang.
"Apa itu barusan? Kenapa semuanya masuk di kepala ku?" tanya Grizelda kebingungan.
WELCOME
[Selamat datang di system super canggih, yaitu Strong Girl System. System sudah memilih Anda sebagai Nona pemilik system luar biasa ini. System akan mewujudkan impian Anda]
"Eh, apa-apaan ini? Ini kenapa ada di kepala ku?" tanya Grizelda memejamkan matanya dan menggeleng kepalanya dengan kuat berharap sesuatu itu akan hilang.
[Ini adalah system canggih dari kecerdasan buatan, mengikuti perkembangan zaman modern yang terus meningkat, Anda adalah orang yang terpilih oleh system, karena dari data, umur, dan DNA Anda cocok dengan system ini]
"Tidak! Tidak! Tidak! Aku pasti mimpi! Oh Tuhan, tolong cepat bangunkan aku," pinta Grizelda.
***
Perlahan-lahan matanya terbuka, ia melihat ruangan serba putih. Kepalanya juga di perban dan tangannya di infus.
"Aduh!" serunya merasakan sakit di kepalanya. "Aku di rumah sakit?" tanyanya bingung.
"Bukannya tadi aku ada di toilet dan kemudian yang aku ingat aku ada di ruang gelap dan ada sesuatu masuk di kepalaku? Tapi apa ya? Apa itu hanya mimpi?" tanyanya masih kebingungan.
[Ini adalah nyata dan benar adanya Nona]
"Aaaaaaaaaaaaa! Ini beneran!" teriak Grizelda ketakutan.
[Benar Nona, system akan membantu Anda untuk mewujudkan keinginan Anda menjadi orang terpandang, kaya, punya kekuatan dan juga pastinya Nona akan menjadi cantik agar tidak dihina lagi]
"Tapi bagaimana kau bisa mewujudkan keinginan ku?" tanya Grizelda lagi yang masih penasaran.
[Anda harus mengerjakan misi yang sudah di programkan oleh system. Melalui misi, Nona harus menyelesaikan misi tersebut, dengan begitu Nona akan mendapatkan reward berupa hadiah yang di acak dan menaikkan tingkat, pengalaman dan penampilan. Setiap naik level Anda akan di beri reward, semakin tinggi level Anda, semakin besar reward yang Anda dapatkan. Akan tetapi jika Anda gagal menyelesaikan misi maka Anda akan mendapat hukuman dari system]
"Tapi kenapa harus aku?" tanya Grizelda menekuk alisnya.
[System sudah memilih Anda karena karma baik Anda, Anda sangat suka membantu orang tanpa mengharapkan imbalan meskipun tidak ada yang peduli tentang itu. Maka dari itu system datang untuk Anda sebagai balasan atas perbuatan baik Anda]
"Begitu ya, lalu bagaimana aku menggunakan system ini?" tanya Grizelda ragu-ragu.
[Anda cukup mengklik profil Anda, maka Anda bisa menggunakannya]
Grizelda pun mengklik poto profilnya dan di sana banyak fitur-fitur berbetuk database yang ada di komputer, tapi yang ini berbentuk hologram dan hanya ia sendiri yang bisa melihatnya.
[Hadiah pengenalan]
[Saldo 100.000]
[Penampilan:1]
[Pesona:1]
[Kekuatan:1]
[Kecepatan:1]
[Kelincahan:1]
[Pertahanan:1]
[Kecerdasan:1]
[Keberanian:1]
[Poin:10]
"Benar-benar sangat luar biasa," puji Grizelda.
"Oh kamu sudah bangun ya?" tanya kepala sekolah tiba-tiba masuk dalam ruangan.
"Eh, Bapak kepala sekolah," ucap Grizelda terkejut.
Ia terlihat senyum tapi menekan. "Maaf ya atas perlakuan Sindi, Bapak harap kamu tidak menyebarkan masalah ini," ucapnya mengintimidasi.
Grizelda terdiam, ia merasa ini tidak adil untuknya, ia menatap datar kepala sekolah.
"Jika kamu berani menyebar masalah ini bukan hanya di keluarkan dari sekolah, tapi kamu juga harus menanggung akibatnya yang lebih parah dari ini!" ancam kepala sekolah dengan senyum mengembang.
Terlihat Sindi juga tersenyum sinis.
Dokter pun masuk ruangan untuk mengecek keadaan Grizelda.
"Hm … Ini sedikit aneh ya, tadi ia terluka cukup parah, tapi sekarang dia sudah sembuh?" tanya dokter itu merasa heran.
"Hm mungkin dokter salah lihat kali, karena dokter baru saja mengurus pasien yang kecelakaan maut," ucap kepala sekolah.
"Oh, mungkin begitu. Karena dia sudah sembuh maka dia sudah boleh pulang," ucap dokter.
"Terima kasih Pak dokter," ucap kepala sekolah.
Grizelda pun turun dari brankar rumah sakit dan buru-buru pergi. Ia sungguh tidak ingin melihat anak dan ayah itu, karena mereka punya kemampuan jadi mereka bisa menutup mulutnya masalah ini.
"Lihat saja nanti, karena aku sudah di beri kesempatan, maka aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku tidak akan membiarkan kalian. Akan ku balas kalian satu persatu!" ucap Grizelda bertekad.
Ia pun pergi meninggalkan rumah sakit segera mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Anonymous
j
2024-10-24
0
Ira
keren
2024-10-18
0
Anonymous
m
2024-09-27
0