BAB 16

Grizelda menatap mereka balik, tapi ia tidak begitu peduli dengan mereka.

"Ini kamarnya," ucap pemilik kostan itu setelah membuka pintu kamar tersebut.

Grizelda melihat ke dalam, di sana ada sebuah kasur, satu buah lemari, sebuah dapur yang sangat kecil hanya muat untuk satu orang.

"Ya udah nggak apa-apa, aku mau," ucap Grizelda mengangguk.

"Baiklah, ini kunci kamar kamu," ucap pemilik kamar memberikan kunci kepala Grizelda.

"Terima kasih Buk," ucap Grizelda menerima kunci tersebut.

"Ya udah, di sini banyak nih anak sekolah l, moga saja kami bisa berteman dengan mereka semua," ucap pemilik kost tersenyum.

"Iya Buk." angguk Grizelda.

"Ya udah Ibu tinggal ya, semoga kamu betah," ucap ibu itu lalu pergi meninggalkan Grizelda.

Grizelda pun langsung masuk ke dalam kamar dan langsung menutup pintu kamarnya.

Ia tahu dari tatapan mereka tadi, jika mereka tidak bisa di ajak bersahabat.

Grizelda pun merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menatap langit-langit.

[Klik di sini untuk membuka]

[Klik]

Grizelda melihat laptopnya lalu ia pun menekan gambar laptop tersebut dan laptop itu keluar dari system.

"Auuuuuuu!" teriak Grizelda karena laptop tersebut menimpa wajahnya.

"Aduuh! Sakit bangetttttt," ucap Grizelda kembali bangun dan mengusap-usap batang hidungnya yang sakit.

Ia mengambil laptop tersebut dan membukanya.

"Wawwww … ini sangat fantastik, benar-benar sebuah hologram," ucap Grizelda menatap layar laptop di depannya yang di mana cahaya dari laptop itu berbentuk seperti gambar yang bisa di sentuh.

Grizelda mulai memainkannya dan mencari kira-kira bisnis apa yang bisa ia geluti.

"Aha, aku bisa menginvestasikan sebagian uangku untuk menanam saham. Aku menanam saham di bank BQA saja," ucap Grizelda.

Ia pun mengirim uangnya di bank tersebut untuk menanam saham dengan bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan lainnya.

[Ding Ding]

[Saldo Anda di kurang 2.000.000]

[Sisa saldo Anda 2.600.000]

"Semoga saja uang segini cukup untuk aku bertahan," ucap Grizelda.

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Terdengar suara pintunya di ketuk. Grizelda menekuk alisnya.

Ia pun berjalan mendekati pintu tersebut dan membukanya sedikit.

"Ada apa?" tanya Grizelda menatap mereka sayup.

"Kamu anak baru di sini kan? Jadi kamu harus bayar uang perkenalan," ucap seorang wanita yang cukup tinggi. Di belakangnya juga cukup banyak murid yang lain yang menyaksikan kejadian tersebut.

"Uang perkenalan? Uang apaan itu?" tanya Grizelda.

"Iya, uang perkenalan, uang ini sebagai tanda jika kamu adalah orang yang ngekost di sini, apa kamu mengerti," ucap wanita itu membelalakkan matanya.

"Berapa?" tanya Grizelda.

"Nggak banyak kok, 100 ribu saja," jawabnya.

"Aku tidak mau bayar," ucap Grizelda menolaknya.

"Hey! Kamu jangan seperti itu! Semua orang yang mengontrak di sini sudah banyak 100 ribu kepada ku, masa kamu nggak mau! Ini tidak adil. Pokoknya sini mana uang 100 ribu," pinta wanita itu mengulurkan tangannya.

"Minta saja sana sama orang tua kamu," ucap Grizelda menutup pintu kamarnya.

Bamm!

Grizelda menutup pintu kamarnya dengan keras membuat mereka terkejut.

"Sialan! hey! Cepat berikan uangnya atau kamu nanti akan kami hajar!" teriak wanita itu mengendor-gedor pintu kamar Grizelda dan menendang-nendangnya.

Grizelda tidak mempedulikannya, terserah mereka mau berbuat apa.

"Baiklah, saatnya istirahat," ucap Grizelda mengambil earphone lalu menyumbatkan di telinganya dan memutar musik agar ia bisa tidur.

***

Rasa ngantuk Grizelda sudah hilang, saat ia terbangun ternyata sudah agak gelap. Ia melihat di ponselnya ternyata sudah jam 06:42.

"Eh, sudah malam rupanya?" tanya Grizelda mengucek matanya.

Krucuk! Krucuk!

Krucuk! Krucuk!

"Ah, perut ku lapar, aku harus cari makanan dulu," ucap Grizelda memegang perutnya.

Ia pun keluar dari kamarnya, terlihat tempat Ir sepi, sepertinya mereka masih ada di dalam kamarnya masing-masing.

"Ah, siapa yang peduli tentang itu," ucap Grizelda mengunci pintu kamarnya dan ia pun keluar dari daerah kostan tersebut dan mulai berjalan menuju jalan raya.

Grizelda menyusuri jalan untuk mencari makan, ia hanya ingin mencari di tempat makan kaki lima saja.

Setelah berjalan beberapa saat, ia menemukan sebuah tukang sate. Grizelda menghampiri tukang sate itu dan duduk di kursi.

"Mang sate satu porsi!" pinta Grizelda.

"Oke, mau kuah tepung apa kuah kacang?" tanya pemilik warung.

"Kuah tepung saja," jawab Grizelda.

"Oke, sebentar ya," ucap mamang itu dengan sigap mengambil ketupat lontong dan memotongnya lalu memasukkan ke dalam piring lalu di siram kuah.

Sedangkan pekerjanya mengipasi sate di atas pembakaran.

"Silakan," ucap mamang itu meletakkan sepiring sate di depan meja Grizelda.

"Terima kasih Mang." Grizelda pun melahap makanannya.

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

kuah tepong tu apa

2024-02-02

0

Yuri kazukata💗💗💗💗

Yuri kazukata💗💗💗💗

sate kok kuah tepung

2023-12-19

2

Ty

Ty

semangat Grizelda..,kamu pasti bisa

2023-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!