BAB 17

Setelah melahapnya, Grizelda pun membayarnya.

"Berapa Mang?" tanya Grizelda.

"10 ribu saja," jawab Mang.

Grizelda merogoh kantong celananya dan memberikan uang 100 ribu.

"Sebentar ya." mamang itu mengambil uang kembaliannya.

"Ini kembaliannya 90 ribu," ucap mamang memberikan uangnya.

"Oke, terima kasih ya Mang," ucap Grizelda menerima uangnya.

Ia pun pergi dari tempat tersebut untuk kembali ke kostannya.

[Ding Ding]

[Saldo Anda di kurang 10.000]

[Sisa Saldo Anda 2.590.000]

Grizelda pun kembali menyusuri jalan.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Menyelamatkan seorang ibu-ibu yang di jambret]

[Status misi sedang berlangsung]

"Hm … di mana tempatnya?" tanya Grizelda bingung.

[Klik di sini untuk membuka]

[Klik]

Grizelda pun melihat titik lokasinya dan tempat itu.

"Oh, cukup jauh juga," ucap Grizelda.

Ia pun berlari menuju titik lokasi tersebut, jaraknya sekitar 300 meter, cukup lelah juga untuk berlari.

Setelah sampai di sana, Grizelda membungkukkan tubuhnya karena kelelahan berlari.

Grizelda terkejut setelah melihat sekeliling karena tempat itu sangat gelap dan hanya ada satu lampu jalan yang remang-remang dan hidupnya tidak stabil karena mati hidup.

"Waduh! Tempatnya seram begini," ucap Grizelda.

Grizelda meliah titik lokasi itu dan ternyata masuk ke dalam sebuah gang dan melewati lampu jalan tersebut.

"Aaaaaaaaaaaaa!" terdengar suara teriakan seorang wanita dari dalam gang.

Grizelda pun berlari ke dalam gang yang gelap tersebut dan…

Buk!

"Aduuuuuh!" terima Grizelda yang ternyata ia menabrak sebuah mobil.

"Siapa itu?" tanya seorang pria.

"Sana kamu pergi lihat," ucap temannya.

Pria itu pun keluar dan menghidupkan senter ponselnya dan menyenteri wajah Grizelda.

"Ngapain kamu di sini?" tanya pria itu setelah melihat wajah Grizelda.

Tanpa menjawabnya, Grizelda mengangkat tinjunya.

Buk!

Sebuah tinju melayang di wajah pria itu membuat pria itu pusing dan dari hidungnya keluar darah.

Grizelda pun melayangkan tinjunya sekali lagi.

Buk!!

Kali ini hantaman lebih keras lagi membuat pria itu pingsan.

"Adu du duh, sakit bangat, itu wajah apa terbuat dari batu kali ya," ucap Grizelda mengibas-kibaskan tangannya karena sakit.

"Hey! Apa yang terjadi!" panggil temannya yang sedang mengambil barang berharga dari tas dan di tangan wanita yang mereka curi tersebut.

Grizelda pun mengambil ponsel tersebut mendatangi arah suara tersebut.

Ia menyenteri wajah pria yang sedang mengumpulkan barang berharga ke dalam sebuah tas. Sedangkan wanita yang di curinya itu pingsan di sampingnya.

Dan terlihat ada seorang supir yang juga pingsan sedikit jauh dari wanita tersebut.

"Hey! Jangan senter wajah ku, silau tau," ucap pria itu. Karena tempat itu sangat gelap, pria itu tidak menyadari jika yang membawa senter itu adalah Grizelda, lagian antara Grizelda dan pria itu hampir sama tinggi.

Grizelda tidak menjawabnya, ia mencari cara agar bisa melawan pria tersebut.

"Kenapa kau masih tegak di sana, cepat bantu aku," ucap pria itu.

Grizelda melihat sebuah kayu di samping pria itu dan ia mengambil.

"Eh, untuk apa kayu itu?" tanya pria itu lagi.

Grizelda melempar ponsel itu ke arah pria tersebut, dan ia pun melayangkan balok kayunya ke arah kepala pria tersebut.

Baaakkkk!

Sebuah pukulan keras membuat kepala pria itu mengeluarkan darah.

Pria itu terlihat kunang-kunang dan tak lama ia pun pingsan.

Grizelda pun membuang kayu tersebut dan mendekati wanita tersebut.

"Buk! Buk! Ayo bangun! Buk! Bangun Buk!" Grizelda mengguncangkan tubuh wanita yang berumur 40 tahun itu.

Ibu itu terlihat bergerak akan tetapi matanya tidak bisa di buka.

"Buk, ayo bangun!" panggil Grizelda menepuk pipi ibu itu.

Perlahan-lahan matanya terbuka dan ia memegang kuduknya.

"Aduh! Ini di mana?" tanya ibu itu.

"Ibu sudah bangun, ayo ku bantu keluar dari sini," ucap Grizelda.

"Kamu siapa?" tanyanya terperanjat.

"Aku tadi lihat ibu di rampok, makanya datang untuk membantu," ucap Grizelda.

"Oh begitu ya."

"Ayo saya bantu pindah," ucap Grizelda.

Grizelda membantu ibu itu untuk berdiri dan keluar dari tempat gelap itu.

"Duduk di sini dulu ya Buk, soalnya saya mau bantu supir ibu juga keluar," ucap Grizelda me dudukkan ibu itu di samping tiang lampu jalan itu.

"Iya, terima kasih banyak ya," ucap ibu itu dengan suara lemah.

Grizelda mengangguk ia pun kembali menuju tempat tadi.

"Waduh! Tubuh supirnya besar banget, terpaksa aku menyeretnya nih," ucap Grizelda.

Ia meraih kedua tangan supir itu dan menyeretnya dan membawa samping ibu itu.

"Pak Aman! Pak Aman! Ayo bangun!" panggil ibu itu menggoyangkan tubuh supirnya. Tapi pak Aman tidak bangun.

Grizelda kembali lagi tempat semula dan menyeret kedua perampok yang masih pingsan tersebut.

"Saya akan telpon polisi segera," ucap ibu itu buru-buru ingin mengambil ponselnya.

"Eh, di mana ponsel ku?" tanya ibu binggung.

"Sebentar kayaknya tertinggal di tempat tadi, aku ambil dulu Buk," ucap Grizelda berlari menuju tempat tadi dan mengambil tas yang sudah banyak barang berharganya di dalam.

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

selasai misi

2024-02-02

0

Riska Retnowaty

Riska Retnowaty

"oh begitu ya"🗿

2024-01-02

1

Ty

Ty

Grizelda emang baik y hatinya

2023-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!