Bab 18

Entah siapa yang melaporkan kejadian itu namun ternyata pihak perusahaan kereta api ikut turun tangan dalam pencarian Andri.

Bukan hanya pihak perusahaan kereta, Ozzy, Dewa dan teman-teman mereka ikut serta dalam pencarian Andri pada saat itu, setengah jam setelah Andri dilempar dari atas gerbong ke jurang dangkal antara stasiun Bogor dan Cilebut itu.

Sudah satu jam proses pencarian itu namun Andri belum juga bisa mereka temukan. Sebagian sudah kehabisan harapan untuk menemukan Andri dalam keadaan hidup yapi tidak dengan Ozzy yang terus yakin bahwa Andri masih hidup namun pasti sedang menahan rasa sakit yang teramat karena tusukan pisau ke rubuhnya.

“Ambulance udah ada kan?“ tanya Ozzy.

“Ambulance udah standby dari tadi Zy,” jawab Dewa yang berada tepat di belakang Ozzy yang masuk sangat fokus mencari Andri.

“Ada dokternya kan!? Buat bantu Andri bisa selamat!?“

“Gue ngga yakin kalau ada dokternya tapi kalau tenaga medis lain pasti ada,” jawab Dewa.

“Gimana sih!! Kalau Andri ketemu tapi ngga ada dokter mana bisa dia ditangani dengan baik” pekik Ozzy dan Dewa hanya bisa terdiam melihat reaksi Ozzy yang sebegitunya.

Mereka pun kembali meneruskan pencarian mereka di lembah itu hingga terdengar suara yang berteriak, “Ketemu, sudah ketemu!!“

Ozzy dan Dewa serta teman-teman mereka yang lain langsung berlari ke arah asal suara dan mereka melihat orang yang berteriak sedang berdiri di tanah landai dan saat mereka melihat ke arah bawah, betapa terkejutnya mereka saat menemukan seseorang yang sedang tertelungkup dengan mengenakannseragam batik sekolah mereka.

Kedua mata Ozzy memerah begitu pula dengan wajahnya. Dengan langkah gontai Ozzy menghampiri sosok itu dan terduduk lemas di sampingnya.

Dengan berlahan Ozzy membalik tubuh itu dan air matanya tak dapat terbendung lagi saat dia melihat wajah Andri yang sudah memucat dan darah yang masiih mengalir dari luka menganga di perutnya.

“Andri…. Tidaaakkkk… “ teriak Ozzy yang membuat suaranya menggema di lembah itu lalu tertutup suara mesih kereta yang bergerak melintasi lokasi tersebut.

Seseorang dengan seragam putih abu-abu mendekat ke arah Ozzy dan Andri yang kini terbaring di pangkuan Ozzy. Dia mengambil tangan Andri dan berusaha mencari denyutan yi sekitar pergelangan tangan Andri lalu menghela nafasnya.

“Udah zy, relain Andri. Kita perlu bawa dia segera ke rumah orang tuanya.“

“Kita harus bawa dia ke rumah sakit buat dapat penanganan cepat,” sambut Ozzy dengan berlinang air mata.

“Lo bener. Kita harus bawa Andri ke rumah sakit segera.“

Teman-teman Ozzy yang lain segera mengerubungi mereka dan bersama-sama mengangkat tubuh Andri yang sudah takk bernyawa itu.

Namun sepertinya Ozzy tak inginmelepaskan Andri karena walaupun beberapa kali teman-temannya bergantian mengangkat tubuh Andri, hanya Ozzy yang tak ingin diganti posisinya.

Mereka menyerahkan Andri kepada petugas kesehatan yang sudah standby di dalam ambulance sejak tadi.

“Tolong selamatkan teman saya pak!“ ucap Ozzy dengan mata berkaca-kaca.

Petugas itu memeriksa keadaa Andri dan akan mengatakan kebenarannya namun Dewa memberinya isyarat untuk menahan informasi itu.

Mobil ambulance bergerak meninggalkan Ozzy dan pasukannga dengan suara sirine yang terus terdengar mengecil hingga hilang sepenuhnya.

“Kita langsung ke rumah Andri aja yuk zy,” bujuk Dewa.

“Iya. Orang tua Andri harus tahu kalau anaknya terluka tapi apa mereka ngga bakal kaget kalau tahu keadaan Andri sekarang!?“ tanya Ozzy.

Dewa tak berani menjawab pertanyaan itu karena di dalam kepalanya pun terpampang skenario yang begitu menyedihkan saat mereka datang ke rumah Andri dan memberitahu orang tuanya keadaan yang sebenarnya.

“Kita ke rumah sakit aja dulu buat pastiin kalau Andri baik-baik aja. Gue jadi ngga bingung kalau ditanya ibunya Andri,” balas Ozzy.

“Zy… ayolah sekali ini aja lo yang ikutin perintah gue,” rengek Dewa.

Dengan kebingungan akhirnya Ozzy mrngikuti keinginan Dewa dan bersama pasukannya Ozzy berjalan menuju ke rumah Andri.

Suasana di rumah Andri sudah ramai orang, juga telah terpasang tenda di halaman rumah Andri yang kebetulan berada persis di belakang kebun keluarga Ozzy.

Dengan wajah yang amsih kebingungan, Ozzy bertanya pada Dewa, “Kok tumben rumah Andri rame banget wa!?“

Dewa tak menjawab pertanyaan itu tapi Dewa menarik tangan Ozzy untuk masuk ke dalam rumah Andri.

Di tengah ruang tamu rumah Andri sudah ada tikar dan beberapa benda yang Ozzy tahu apa fungsinya tapi dia tetap belum bisa menyadari siapa yang akan menggunakan semua benda itu.

“Siapa yang meninggal wa?“ tanya Ozzy lagi.

Belum sempat Dewa menjawab pertanyaan itu, ibu dari Andri keluar dari dalam kamar sambil menangis histeris.

“Ozzyyyyyy… anak ibu kenapa zy?“ tanya ibu Andri sambil memegangi tangan Ozzy

“Ibu tahu dari mana? Siapa yang kasih tahu?“ tanya Ozzy kelabakan.

“Tadi polisi datang ke sini ngasih tahu ibu.“

“Tenang bu, Andri ngga kenapa-kenapa. Dia lagi diurus sama dokter di rumah sakit.“

Tak lama sirine ambulancs terdengar semakin mendekat membuat sebuah senyuman tergambar di wajah Ozzy.

“Itu. Itu Andri pulang bu,” ucap Ozzy penuh semangat dan kegembiraan.

Ibu Andri merasa kebingungan atas apa yang dikatakan ozzy dan tentang reaksi bahagia yang dia tunjukan saat ini.

Sebuah ambulance berhenti di depan rumah Andri dan kemudian petugas meminta bantuan para pelayat untuk menurunkan jenasah Andri.

Tiga oang termasuk Dewa membantu petugas menurunkan jenasah Anfri yang telah dimandikan bahkan telah dikafani dari rumah sakit.

Mereka meletakan Andri di atas tikar yang sudah di sediakan sejak tadi di dalam ruangan itu.

Di saat itu sepertinya akhirnya kedua mata Ozzy terbuka lebar, menyadari bahwa ternyat Andri sudah tidak ada lagi di dunia ini, dia telah pergi untuk selamanya.

Tangis ibu Andri yang semula terhenti karena rasa herannya terhafap sikap Ozzy kembali pecah dan menderu. Bisa dimaklumi karena Andri adalah anak satu-satunya dan ibunya adalah seorang janda yang kerja mati-matian demi masa depan Andri dan kini dia hanya sebatang kara di dunia ini.

Namun di rumah itu, bukan hanya ibu Andri yang menangis kehilangan tapi juga Ozzy yang sudah tak mampu lagi membendung air mata kesedihan karena telah kehilangan seorang teman yang tak banyak tingkah, cerdas dan sopan kepada semua orang.

Ozzy merasa telah gagal memenuhi janjinya kepada ibu Andri untuk selalu melindungi Andri dalam kondisi apapun

Namun dalam beberapa menit, rasa sakit, sedih dan terpuruk itu berganti dengan rasa marah dan benci yang berujung pada rencana pembalasan dendam kepada orang yang melakukan ini pada Andri.

“Mata dibalas mata, nyawa dibalas nyawa!“ ucap Ozzy dalam hati dengan penuh amarah

Terpopuler

Comments

ANBU

ANBU

kasian andri

2023-08-14

0

Solomon72

Solomon72

semangat Thor lanjutkan, mampir juga ya 😁

2023-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!