Setelah bertengkar hampir tiga hari, Dewa yang biasanya mudah bosan terhadap satu perempuan hari ini memilih mengalah dan menjemput Lisa di sekolah.
Dewa sempat marah pada dirinya sendiri yang terusik pada pertengkarannya dengan Lisa dan merasakan rasa rindu yang amat pada gadis itu hingga akhirnya menurunkan ego-nya dan saat ini dia sedang berdiri di depan gerbang sekolah Lisa.
“Ngapain kamu ke sini?“ tanya Lisa ketus saat melihat Dewa.
“Mau jemput kamu dong sayang.“
“Ngga usah! Aku mau pergi sama Star hari ini,” Lisa belum juga merubah cara bicaranya.
“Mau kemana?“ tanya Dewa dengan nada sedikit marah.
“Mau pergi ke taman topi, mau ngeprint lirik lagu di warnet,” balas Lisa tetap tak ingin kalah marah.
“Aku anter ya,” mendadak suara Dewa kembali melembut.
“Ngga mau. Banyak teman-teman cewek aku yang ikut pergi, nanti kamu jelalatan,” timpal Lisa.
“Ih, kapan sih aku jelalatan kalau di deket kamu sayang?!“ rayu Dewa.
“Jadi kalau ngga di deket aku, mata kamu jelalatan gitu?!“
“Ya namanya juga mata laki-laki sayang, maklumi aja sih.“
Dewa tersenyum lebar menjawab pertanyaan dari Lisa seolah-olah dia tak mengatakan kalimat yang salah dan membuat suasana hati Lisa makin berantakan.
“Dasar buaya darat!“ teriak Lisa melepaskan amarahnya dan memuluk pundak Dewa tapi hanya dibalas tawa oleh Dewa.
Namun walau Lisa begitu marah pada Dewa, dia tak juga beranjak dari tempatnya berdiri, begitu pula Dewa yang tak menggeser posisi berdirinya sejak tadi.
“Yang, tadi pagi aku tawuran.“
“Udah tahu. Tadi kan kamu nyamperin Ozzy terus kalian ke depan. Ngga lama kereta berhenti, apa lagi kalau bukan karena tawuran,” jawab Lisa.
“Salah satu orang yang dilindungin Ozzy sejak awal sekolah kena sabetan samurai,” Dewa bercerita.
Lisa kaget mendengar itu dan bertanya, “Terus gimana keadaan temennya Ozzy itu sekarang?“
“Dia di rumah sakit sekarang tapi kayaknya lukanya ngga terlalu parah sih yapi Ozzy udah keburu marah,” Dewa menjelaskan.
“Pantes tadi muka Ozzy serem banget,” tambah Lisa.
“Makanya besok aku sama Ozzy mungkin bakal menyerang balik sekolahan itu,” Dewa memberitahukan.
“Mereka emang harus dibalas. Kurang ajar banget mereka melakukan hal itu,” sambut Lisa.
“Kamu doain aku ya supaya besok aku ngga kenapa-kenapa,” ucap Dewa sambil mengambil kedua tangan Lisa dan Lisa yang awalnya marah-marah kini berubah sendu perasaannya lalu menganggukan kepalanya.
“Aku pasti bakal selalh doain kamu sayang,” jawab Lisa.
Tak berapa lama Star yang berada di sisi lain gerbang sekolah berteriak memanggil Lisa.
“Star udah manggil aku tuh. Aku pergi ya, kamu ngga usah ikut.“
“Iya sayang, kamu hati-hati ya.“
Kedua sejoli yang dilanda rasa sendu itu akhirnya berpisah.
Lisa menghampiri Star dan beberapa teman mereka yang lain lalu mereka menyebrangi jalan dan menelusuri jalan itu bersama-sama hingga akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka.
Star dengan semangat memasuki warnet karena dia sudah lama mengumpulkan sisa uang jajannya untuk mencari beberapa lirik lagu dan mencetaknya untuk dia hafalkan agar bisa ikut bernyanyi saat dia mendengarkan lagunya.
Star dan Lisa duduk melantai di satu bilik yang sama dan mulai membuka halaman internet dan mencari apa yang mereka inginkan.
“Duh gue deg-degan nih,” ungkap Lisa.
“Emang kenapa?“ tanya Star sedikit acuh karena terlalu fokus pada layar monitor.
“Besok itu lho, si Dewa bakal tawuran,” jawab Lisa dengan nada riang.
Star mengalihkan pandangannya dari layar monitor ke wajah Lisa yang terlihat bersemangat.
“Lo tuh aneh ya Lisa. Pacar mau tawuran malah senang.“
“Gue bukan senang Star tapi ngerasa bangga aja gitu,” jawab Lisa.
“Bangga? Emang si Dewa lagi lomba apa?“ tanya Star.
“Kok lomba sih?“ gerutu Lisa.
“Itu dia. Coba apa sih yang bikin lo bangga sama kebiasaan ngga bagus si Dewa yang satu itu. Tawuran kan bikin dia malah kelihatan sebagai anak nakal,” ucap Star.
“Justru itu yang bikin gue jatuh cinta sama si Dewa, Star. Dia itu di mata gue malah kelihatan kayak keren banget dan berani banget,” jawab Lisa dengan mata yang berbinar.
“Terserah lo aja deh Lisa,” balas Star yang suda kembali fokus pada layar monitornya.
“Tapi katanya tawuran kali ini adalah perintah langsung dari Ozzy,” bisik Lisa.
Star membulatkan matanya dengan semourna sakingkagetnya mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Lisa.
“Maksudnya gimana Lis?“ tanya Star penasaran.
“Tadi pagi, pas mereka tawuran salah satu teman yang dilindungin sama Ozzy kena sabetan samurai dan katanya Ozzy marah banget. Makanya si Ozzy berencana membalas dendam besok itu,” Lisa menjelaskan.
Mendadak hati Star merasa tersayat hatinya saat mendengar penjelasan dari Lisa tentang rencana pembalasan dendam yang direncakan oleh Ozzy esok hari.
“Gue mau balik sekarang,” ujar Star yang padahal baru saja mulai menyalakan komputer di depannya.
“Lah, kita kan baru mulai,” protes Lisa.
“Kalau lo mau lanjutin silahkan aja. Gue lagi ada keperluan yang mendesak,” balas Star.
“Ih, kalau gitu sih gue juga mau balik juga ah,” sambut Lisa yang juga ikut berdiri dari duduknya dan mengekor di belakang Star yang berjalan terburu-buru.
Karena lokasi taman topi dan stasiun Bogor letaknya bersebelahan maka dengan cepat Star masuk ke dalam area stasiun Bogor.
Di dalam stasiun Bogor Star terlihat sibuk mencari sesuatu diantara lautan manusia di dalam area tersebut.
“Lagi nyari siapa lo?“ tanya Lisa namun tak dihiraukan oleh Star.
Star kemudian berjalan dengan langkah cepat menuju salah satu area di stasiun itu dan berhenti tepat di depan Ozzy yng tengah duduk berjongkkok di atas rel kereta dan dikelilingi oleh teman-temannya.
“Gue mau ngomong sama lo, bisa?“ tanya Star sambil berdiri di hadapan Ozzy.
Ozzy yang mendapati kehadiran Star tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.
“Ada apa Star?“ tanya Ozzy.
“Ngga di sini ngomongnya,” jawab Star sambil melanglkah menjauh dai gerombolan itu.
Ozzy bangkit dan mengikuti langkah Star yang berhenti di dekat salah satu pintu keluar stasiun.
“Kata Lisa, besok lo mau melakukan penyerangan balas dendam karena kejadian tadi pagi?“ tanya Star tanpa basa basi dan itu membuat Ozzy kembali kaget untuk kedua kalinya.
“Lisa tahu dari Dewa?“ tanya Ozzy.
“Dari siapa lagi?! tapi intinya bukan siapa yang kasih tahu gue tapi apakah berita yang gue dengar itu benar atau ngga?“
Ozzy terdiam sebentar lalu dengan percaya diri memberikan jawaban kepada Star, “Iya!“
“Buat apa sih zy? Sebah pembuktian diri bahwa lo orang hebat?“ desak Star.
“Gue emang orang hebat Star tapi kali ini bukan demi pembuktian diri gue tapi sebagai peringatan bagi mereka buat ngga sembarang menyerang orang apalagi teman aku yang orangnya memang ngga pernah persentuhan dengan medan tawuran,” Ozzy berusaha memberi pejelasan.
“Teman lo itu minta lo buat balasin dendamnya?“ tanya Star dan Ozzy hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai sebuah jawaban.
“Lantas buat apa lo melakukan ini selain sebagai pembuktian diri dan memberi makan ego lo?“ tanya Star lagi.
Ozzy hanya bisa terdiam bahkan menundukan kepalanya karena seperti apa yang dikatakan oleh Star adalah sesuatu yang benar.
“Kalau gue minta lo buat ngga balas dendam dan tawuran besok, apa lo mau memenuhi keinginan gue?“ tanya Star dengan nada yang rendah.
Ozzy mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata Star yang mulai berkaca dan seketika amarahnya hilang, kekuatannya solah sirna dantak kuasa untuk menolak permintaan gadis idamannya itu.
“Zy, jawab?!“ ujar Star lagi masih berusaha.
Ozzy menanggukan kepalanya pelan lalu berkata, “Baiklah. Ini demi lo Star!“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
vall
mampir kak di ujian menjadi seorang istri terjma kasih 🙏
2023-09-06
0
ANBU
emang ye, lelaki pada buaya 😂 tapi skrg cewe juga pada buaya ahaha
2023-08-08
1