Bab 8

Sekolah 46 saat ini sedang di sibukkan dengan serangkaian acara menuju hari jadi mereka yang sudah memasuki usia puluhan.

Kegiatan yang selalh merekq lakukan setiap tahunnya ini memberikan atmosfer kebahagiaan bagi seluruh warga sekolah 46 tak terkecuali, termawuk juga kelompok siswa yang memiliki hobi membuat kerusuhan yahg sebenarnya sering kali membuat repot pihak sekolah.

Diantara sekelompok orang itu terdapat satu orang yang sangat disegani bahkan di sematkan sebuah jabatan, Jendral besar yang bernama Dante.

Dante yang merupakan siswa kelas tiga Sekolah menengah kejuruan di kota Bogor dan menjadi salah satu dari empat jendral besar yang menguasai dunia tawuran di kota Bogor.

Dante berdiri tepat di tengah kelompoknya yang terduduk membuat lingkaran mengelilingi Dante. Semua mata pun tertuju pada Dante namun dengan tatapan penuh hormat.

Setelah selesai menyanyikan lagu ulang tahun yang mereka tujukan untuk sekolah, mereka pun tanpa aba-aba dia serentak dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Dante.

“Ini adalah tahun terakhir gue memimpin kalian, besok kita akan mulai cari siapa yang akan jadi pengganti gue,” ujar Dante memulai orasinya yang disambut riuh tepuk tangan.

Dante melempar pandangannya pada tiga orang adik kelasnya yang duduk berdekatan yang memang sudah lama Dante proklamirkan calon-calon pengganti dirinya.

Tak seperti yang sudah-sudah, hanya Dante yang bisa menjadi jendral besar di sekolah 46 selama tiga tahun berturut karena keahliannya yang luar biasa di medan tawuran. Baru di tahun lalu dia dikalahkan Ozzy saat duel satu lawan satu bahkan saat dia menggunakan senjata tajam dan Ozzy hanya dengan tangan kosong.

Namun karena alasan itu juga, Dante begitu membenci Ozzy dan berusaha untuk melumpuhkan Ozzy dengan berbagai cara namun sampai saat ini belum bisa terwujud karena belakangan ini Ozzy sulit ditemukan, Ozzy tak lagi menggunakan motornya untuk berangkat ke sekolah.

“Gue mau di hari-hari terakhir gue menjabat sebagai pimpinan kalian, ada satu hal yang ngga hanya gue tapi juga buat kalian sebuah memori yang ngga akan terlupakan,” lanjut Dante.

“Lantas lo pengen apa Dan!? Kasih tahu ke kita biar bisa kta wujudin,” ucap salah satu kandidat pengganti Dante.

Dante tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu.

“Karena sekolah kita lagi ulang tahun baiknya kita cari kado yang bagus,” lanjut Dante.

“Menurut lo, kado apa yang cocok buat tahun ini?“ tanya kandidat yang lain.

Dante terdiam berpura-pura berpikir keras tentang hadiah apa yang cocok untuk hari ulang tahun sekolahnya itu.

“Bagaimana jika kita melakukan penyerangan ke sekolah 423?“ Dante memberi saran.

“Gue denger akhir-akhir ini Ozzy, jendral 423 setiap hari naik kereta buat berangkat dan pulang sekolah,” ucap salah satu diantara mereka yang sedang duduk.

“Pantes saja selama ini gue ngga pernah bisa nemuin dia di jalan,” gerutu Dante.

“Gue denger-denger dia melakukan itu karena menghindari Azzam,” ucap salah satu dari tiga kandidat penganti Dante.

“Azzam? Jendral perang sekolah YAP?“ tanya Dante dan dibalas anggiukan.

“Rasanya ngga mungkin Ozzy menghindari Azzam. Mereka bisa aja berduel kapan pun tanpa saling menghindari,” ucap Dante karena tidak percaya.

“Gue juga kurang tahu pasti karena gue dapat kabar ini dari anak YAP yang kebetulan masih satu komplek sama gue. Nanti gue coba tanyain lagi sama dia,” jawab kandidat tadi.

“Jadi kita serang langsung saja ke sekolah 423 atau kita serang di kereta saja nih?“ tanya kandidat yang lain.

“Santai dulu. Kita jadikan sekolah 423 sebagai sasaran utama kita tapi kalau ada anak-anak dari sekolah YAP juga boleh kita jadikan sasaran,” Dante memberi arahan.

“Boleh juga. Kita harus bersenang-senang di hari ulang tahun kita bukan?!“ ujar salah satu kandidat.

“Kalau ulang tahun harus ada kado dong ya,” ucap Dante.

“Jadi apa kadonya Dante?“

“Bagian tubuh musuh kita tapi akan lebih keren kalah bagian tubuh daei Ozzy atau Azzam,” ucap Dante dengan wajah yang menyeramkan.

“Bagian apa yang bagus, Dante?“

“Te… ling… a…” jawab Dante dengan seringai di wajahnya dan disambut tepuk tangan dan sorak sorai dari semua anggota gengnya membuat ego Dante merasa puas.

“Apa kita juga boleh melakukan hal yang sama, Dante?“

Dante kemudian melompat mendekati orang yang bertanya itu dan berjongkok di depannya.

“Ozzy dan Azzam adalah milik gue. Ngga ada satu orang pun yang boleh menyentuh mereka apa lagi mendapatkan telingga mereka tapi jika kalian ini sovenir dari yang lain itu urusan kalian.“

Kembali terdengar sorak sorai dari semua anak buahnya. Dante berdiri dan kembali ke posisinya semula sambil menikmati semua perhatian dan pujian yang ditujukan kepada dirinya.

**********

“Ibnu! Baru pulang sekolah lo!?“ teriak Ozzy dari teras rumahnya, menyapa salah satu temannya di rumah.

Mendapat sapaan itu, Ibnu melangkah mendekat ke arah Ozzy yang sedang terduduk di salah satu kursi di teras rumahnya.

“Lo tahu kan sebentar lagi sekolah gue ulang tahun!?“ ujar Ibnu begitu sudah dudk di sebelah Ozzy.

“Oh iya. Sekitar sebulan lagi kan?!“ balas Ozzy.

“Iya, kurang lebih satu bulan lagi,” jawab Ibnu.

“Terus kenapa?“ tanya Ozzy.

“Tahun ini sekolah 46 bakal jadiin sekolah lo sebagai target utama,” ucap Ibnu.

Ozzy tertawa kecil dan berkata, “Bukannya itu hal yang biasa nu.“

Ibnu menggerakkan tubuhnya dan kini dia duduk menhadap ke arah Ozzy dan mulai berbicara dengan nada yang serius.

“Lo dan Azzam juga dijadiin terget utama tahun ini karena ini tahun terakhir Dante menjabat sebagai jendral selama tiga tahun di sekolah gue. Dia pengen hadiah ulang tahun sekolah 46 tahun ini, bagian tubuh kalian.“

Ozzy cukup kaget mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Ibnu. Tawuran adalah hak biasa bagi mereka tapi memotong bagian tubuh musuh bukan hal yang lumrah bagi mereka.

“Si Dante makin sinting kayaknya,” ujar Ozzy.

“Itu dia. Kayaknya cuma gue yang ngga setuju sama rencana Dante karena menurut gue ini udah keterlaluan,” lanjut Ibnu.

“Jadi ini alasan lo membocorkan rencana besar sekolah lo ke gue?“ tanya Ozzy.

Ibnu bangkit dari duduknya, merapikan seragamnya yang terlipat di beberapa tempat karena duduk tadi dan mengambil satu langkah ke depan.

“Zy, gue sama lo udah temanan dari kita masih sama-sama ingusan. Pergi ke sekolah dasar yang sama dan pergi ke masjid yang sama buat belajar ngaji. Walau kalau kita ketemu di medan tawuran kita tanpa segan saling memukul tapi gue ngga mau lihat kuping lo cuma ada satu.“

Ozzy tersenyum menyadari bahwa apa yang dikataka Ibnu benar adanya dan rasa khawatir Ibnu membuatnya sedikit berbahagia.

Ibnu menoleh sedikit ke arah Ozzy sebelum akhirnya berlalu, “Lo harus hati-hati zy!“

Terpopuler

Comments

vall

vall

mampir kak

2023-09-03

0

ANBU

ANBU

beri rate dan komen like ya kak di novelku mksh

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!