Ozzy, Dewa, Star dan Lisa berlari sekuat yang mereka bisa betusaha untuk mengejar satu-satunya rangkaiang kereta yang terparkir di stasiun Bogror siang itu.
“Sayaaannngggg, aku capeeeeekkk,” rengek Lisa tanpa menghentikan laju larinya.
“Ayo sayang, semangaatt!“
Lisa dan Dewa berlari sambil berpegangan tangan membuat Lisa yang manja tak bisa menghentikan lari.
Sementara Ozzy dan Star juga terus berlari dengan sisa tenaga yang mereka punya hingga akhirnya mereka sampai di peron, dimana rangkaian kereta itu sudah mulai bergerak berlahan meninggalkan peron.
Karena kondisi yang seperti itu, terpaksa mereka berempat naik di gerbong bagian paling belakang rangkaian kereta, bukan tempat yang biasa mereka naiki selama ini.
Ozzy naik terlebih dahulu lalu mengambil tangan Star yang terjulur dari atas peron.
“Ayo Star!“ ujar Ozzy sambil menarik tangan Star.
Saat Star sudah berada di dalam rangkaian kereta itu, Star terlihat tersenyum lebar karena merasa hormon adrenaline-nya terpacu dengan kuat.
“Aku tadi naik kereta yang lagi jalan,” ujar Star dengan nada riang.
“Kamu emang hebat,” balas Ozzy sambil menepuk lembut kepala Star dan membuat Star semakin bahagia.
Walau sebenarnya laju kereta meninggalkan peron pada saat itu masih sangat lambat namun Ozzy merasa perlu memberi apresiasi kepada Star karena dja telah berani melakukan hal yang belum pernah dia lakukan selama ini.
“Ish! Kalau tadi aku jatuh, gimana!?“ pekik Lisa.
“Ya kan ada aku, masa kamu sampai jatuh,” balas Dewa berusaha menenangkan.
“Keretanya tadi udah jalan lho sayang. Kamu ngga tahu gimana tadi tuh aku takut banget,” kali ini Lisa merengek.
“Ya udah, besok-besok ngga lagi deh,” balas Dewa sambil memeluk Lisa.
“Ish! Apaan sih kamu?!“ sekali lagi Lisa memekik.
Dewa yang terdorong pun berusaha menstabilkan posisi berdirinya karena laju kereta pun sudah mulai kencang.
“Kenapa sih yang?“ tanya Dewa sedikit marah mendapat perlakuan begitu dari pacarnya.
Dengan wajah memerah dan menundukan kepalanya, Lisa pun berkata, “Malu tahu yang. Banyak yang lihat.“
Lisa yang seperti itu nyatanya memampilkan sesuatu yang menggemaskan bagi Dewa dan membuatnya justru makin ingin memeluknya.
Baru saja Dewa akan melangkah mendekati Lisa untuk memenuhi keinginannya untuk memeluk Lisa tiba-tiba saja kereta itu berhenti mendadak membuat Dewa yang sejak tadi tidak berpegangan pada apapun langsung menabrak Lisa yang masih menundukan kepalanya.
Sementara Ozzy berusaha melindungi Star dari benturan karena lada saat itu Star berdiri tepat di hadapan tiang untuk para penumpang berpegangan.
Setelah semua dirasa sudah stabil dan aman, Ozzy melirik ke arah Dewa dan keduanya saling mengangguk.
Dewa dan Ozzy tahu bahwa ini adalah sebuah isyarat penyerangan sekolah ke sekolah yang lain namun mereka bekum yakin sekolah mana yang akan tawuran.
“Kamu ngga apa-apa kan Star?“ sekali lagi Ozzy memestikan.
Star menganggukan kepalanya pelan dan menjawab, “Iya. Aku ngga apa-apa.“
“Sayang di sini aja ya. Aku ada urusan dulu,” ujar Dewa sambil menegerlingkan matanya.
“Kamu mau kemana sayang?“ tanya Lisa.
“Ke depan. Pokoknya kamu di sini aja,” balas Dewa.
Ozzy dan Dewa pun segera berjalan menuju gerbong depan rangkaian kereta itu dengan wajah yang serius, sebuah wajah yang berbeda dengan yang mereka tampilkan di harapan gadis-gadis yang mereka sukai tadi.
Di dua gerbong kemudian mereka melihat beberapa teman mereka sedang berada di lantai gerbong dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada yang terlihat tidak kenapa-kenapa hingga yang berdarah dibagian wajah.
Ozzy berjongkok dan bertanya pada salah satunya, “Siapa?“
“Dante sama anak buahnya,” jawab temannya itu sambil menahan rasa sakit di lengannya.
Ozzy pun membantu dia untuk bangun dan mendudukan di kursi penumpang yang kosong.
Bisa dimaklumi bahwa banyak kursi yang kosong saat ini karena penumpang kereta di siang hari dari stasiun Bogor memang didominasi oleh para pelajar yang hendak pulang sekolah. Memang ada penumpang diluar para pelajar tapi tidak terlalu banyak jumlahnya.
Setelah Dewa dan Ozzy membantu teman-temannya di gerbong itu untuk berdiri dari lantai gerbong kereta, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka dan hampir di setiap gerbong mereka menemukan hal yang sama yang terjadi pada teman-teman mereka.
“Besok ulang tahun sekolah 46. Iya kan zy?!“ ujar Dewa.
Ozzy yang baru menyadari hal itu pun mempercepat langkah kakinya untuk segera memeriksa berapa banyak lagi teman mereka yang kalah oleh Dante dan pasukannya yang seperti sedang melakukan ritual menuju ulang tahun sekolahnya.
Hingga akhirnya Ozzy dan Dante sampai di sebuah gerbong yang tampak berbeda dari gerbong-gerbong yang telah mereka lewati sebelumnya.
Wajah para penumpang tampak ketakutan luar biasa, bahkan ada beberapa diantara mereka yang menangis.
Di salah satu lantai gerbong Ozzy melihat ada genangan cairan merah pekat yang cukup banyak.
Ozzy mendekatinya berusaha memastikan cairan apa itu hingga akhirnya dia menyadari bahwa cairan merah pekat itu adalah darah.
“Ozzyyyyy…. “ teriak Mimi salah satu teman seangkatannya di sekolahnya sambil berlari menuju Ozzy.
“Kenapa? Kenapa lo nangis?“ tanya Ozzy dengan nada cemas yang terdengar nyata.
“Tolongin zy. Tolongin,” ujar Mimi dengan tangisan yang membuat suaranya terputus-putus.
“Iya. Tolongin apa? Ayo gue tolongin,” jawab Ozzy berusaha menenangkan Mimi oadajal dia sendiri perlu ditenangkan.
“Bukan gue zy, bu— bukan gue.“
“Terus siapa?“ tanya Ozzy.
“I— itu… “ ujar Mimi sambil menunjuk ke arah salah satu puntu kereta yang terbuka lebar.
Ozzy melihat ke arah yang ditunjuk oleh mimi dan melihat tetesan darah menuju pintu itu.
Dewa mendekati Mimi dan berkata, “Tarik nafas dulu mi. Kita ngga ngerti maksud lo.“
“Kak Ozzy, tadi kak Andri di serang orang.“ Tiba-tiba terdengar suara dari balik punggung Dewa.
Ozzy menyerakan Mimi yang sudah dalam keadaan lemas kepada Dewa lalu mendekati gadis dengan seragam batik miliknya.
“Kamu kenal Andri?“ tanya Ozzy.
“Aku, adik dari temannya kak Andri waktu SMP,” jawab gadis itu.
“Dia diserang siapa?“ tanya Ozzy lagi.
“Aku ngga kenal siapa nama mereka— “
“mereka?“
“Iya kak, soalnya jumlah mereka banyak tapi aku yakin mereka anak-anak sekolah 46,” jawabnya.
Ozzy menoleh ke arah Mimi yang masih bersandar pada Dewa dan mengangguk menandakan bahwa apa yang dikatakan gadis itu benar.
“Ini darah Andri?“ tanya Ozzy dengan gugup.
Gadis itu kemudian mengeluarkan air mata dan berkata, “Kak Andri orang baik kak.“
“Sekarang Andri dimana?“ tanya Ozzy mulai panik.
Gadis itu pun menunjuk ke arah salah satu pintu yang terbuka dengan tetesan darah di sepanjang jalannya.
Ozzy benar-benar diserang rasa panik kali ini hingga tubuhnya bergetar dan kembali melihat ke arah pintu itu.
“Kak Andri dilempar keluar sama mereka,” lanjut gadis itu dan ucapannya itu benar-benar membuat Ozzy lemas hampir tejatuh ke lantai gerbong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
ANBU
oh ternyata dewa sama Lisa udah pacaran
2023-08-14
0