Ulang Tahun Danu

Renata menatap lekat sebuah lukisan karyanya. Lukisan tentang pemandangan alam pedesaan dengan hamparan sawah terbentang, lalu sungai, dan petani yang sibuk di sawah.

Renata dan Danu sangat menyukai tempat yang tenang. Danu sangat menikmati suasana yang tenang, udara yang jauh dari polusi, suara air gemercik, aroma masakan khas desa yang sering membuat Danu dan Renata kalap hingga menambah beberapa kali, saat menikmati hidangan di warung yang ada di daerah pedesaan.

Tak lupa Renata menyematkan gambar dirinya dan Danu dalam lukisan itu sedang duduk di bawah pohon sambil memandang anak anak yang bermain di sungai.

Renata membuat lukisan itu sebagai hadiah ulang tahun Danu dia hari lagi.

Renata sangat yakin, dia tak kan diundang menghadiri pesta ulang tahun suaminya itu. Renata mengetahui, Danu mengadakan pesta ulang tahunnya dari Sarah yang mengunggah undangan ulang tahun Danu untuk kolega dan rekan kerjanya pada sosial media.

"Kamu sungguh beruntung, Sar. Dapat menghadiri pesta ulang tahun Mas Danu."

Renata sangat ingin datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada suaminya itu.

Renata menghela napas dalam-dalam, lalu membungkus lukisan yang telah selesai dibuatnya beberapa hari yang lalu.

Renata mematut diri di depan cermin, menatap dirinya sendiri.

"Astaga, apa yang terjadi padaku selama ini? Mengapa aku terlihat seperti tengkorak hidup?"

Renata memegang pipinya dengan tangan, lalu menepuk-nepuk wajahnya.

"Wajah kusam dan tirus seperti nenek nenek, tubuhku sepertinya makin tidak berisi. Pantas saja, Mas Danu tak melirik ku! Bodohnya aku!" Renata menepuk jidatnya sendiri menertawakan kebodohannya selama ini.

"Aku akan berdandan lebih cantik hari ini. Aku akan datang menemui Mas Danu, dan mengucapkan selamat ulang tahun, apa pun yang akan terjadi, aku tak peduli. Aku harus tetap semangat, demi Mas Danu. Aku tak akan menyerah, Mas."

Renata terus bermonolog dengan dirinya sendiri sambil merias wajah.

Renata menuju lemari pakaian, memilih pakaian yang hendak dikenakan untuk menemui Danu.

Wajah Renata terlihat berbinar, saat menemukan sebuah dress berwarna salem, yang dibelikan oleh Danu pada kencan mereka dahulu semasa berpacaran.

Renata mengenakan dress itu, lalu merapikan riasan kembali, dan mengenakan sepatu berhak.

"Rena, kamu mau ke mana?" Tanya Bu Dewi saat Renata keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi dan wajah mengenakan make up.

"Aku mau ke rumah Mas Danu, Bu. Hari ini pesta ulang tahunnya."

"Biar ayah antar?"

"Tidak usah, Bu. Ayah sepertinya lelah. Rena akan pergi sendiri saja. Bisa, kok."

Renata dengan cepat menolak ide ibunya.

"Ya, sudah. Kamu pakai mobil ayah saja, biar cepat. Lagi pula kami gak pergi kemana mana."

"Baik, Bu."

Renata menerima kunci mobil ayahnya, lalu sambil bersenandung, Renata memasukkan lukisan untuk hadiah Danu.

Renata melajukan mobil menuju kediaman keluarga Rajasa.

Renata memarkir mobil di halaman kediaman keluarga Danu yang luas bersama dengan para tamu lain.

Renata menenteng lukisannya, lalu berjalan melangkah masuk ke dalam rumah untuk mengucap selamat ulang tahun pada Danu.

Renata perlahan melangkahkan kakinya di ruang tamu keluarga Rajasa. Di sana sudah ramai kolega bisnis, klien, karyawan, beberapa selebriti yang dekat dengan keluarga Danu.

Renata melayangkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari sosok Danu.

Betapa terkejutnya Renata ketika melihat Danu berdiri dan berjalan bersama Sarah meniti anak tangga turun ke bawah menemui para tamu.

Terlihat Sonya tersenyum bahagia melihat Danu bergandengan dengan Sarah.

Renata tak dapat menerima hal itu, segera dia menerobos para tamu untuk mendekat pada Danu dan Sarah.

TING TING TING

Pembawa acara memukul sendok pada gelas untuk meminta perhatian semua tamu.

"Baiklah, silahkan Pak Danu untuk menyampaikan sepatah dia patah kata dalam ulang tahun yang ke-30 malam ini, sebelum acara tiup lilin."

Danu menerima mic dari pembaca acara.

"Baik, Terima kasih untuk semua yang ada di sini. Terima kasih atas semua ucapan dan doanya. Malam ini, saya sangat senang sekali, bersyukur masih diberi kesehatan, dan dapat menikmati usia kepala tiga. Saya juga akan mengenalkan tunangan saya. Sarah. Ini dia."

Danu menarik lengan Sarah, lalu merangkul mesra wanita itu. Semua bertepuk tangan dengan meriah sambil mengucapkan selamat bagi Danu dan Sarah.

Hal itu berbeda dengan Renata.

Bagai petir di siang bolong ketika panas terik, pengumuman pertunangan Danu dan Sarah membuat Renata sangat kecewa dan sedih.

"Sarah, apa yang sebenarnya terjadi?"

Renata berdiri menghadang Sarah yang sedang berjalan di dekatnya.

Sarah terkejut, terhenyak, dan hanya bisa diam. Sarah pun, tak berani menoleh menatap Renata.

"Sarah! Apa maksudnya ini? Kamu adalah sahabatku, mengapa kamu lakukan ini semua?"

Renata bertanya dengan suara keras, sehingga membuat orang-orang mengalihkan pandangan padanya.

"Heh, siapa yang mengundang kamu untuk datang? Silahkan keluar dari rumah ini! Kamu tidak pantas berasa di sini!"

Sonya tiba-tiba datang dan berteriak pada Renata.

Danu bergegas mendekati Sarah dan memeluknya. Renata menatap Danu dengan tatapan sedih.

Danu menatap Renata dengan tatapan penuh amarah.

"Apa yang kamu lakukan pada Sarah? Mau apa lagi kamu datang ke sini?"

"Mas, ini aku Renata, istrimu. Tidak ingatkah kamu padaku?" Renata membalas tatapan Danu dan berkata dengan lembut pada Danu.

"Kamu tidak ada dalam ingatanku, lagi pula, aku sudah memutuskan untuk bersama Sarah. Silahkan pergi dari rumah ini, atau jika lapar, silahkan berkeliling untuk menikmati hidangan yang tersedia."

"Mas, bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?" Renata menggelengkan kepalanya menahan tangis sedihnya.

"Maaf, aku tidak mengerti. Tolong jauhi aku dan Sarah. Aku tidak akan mengganggu hidupmu. Jika kamu istriku, mengapa kamu tidak pernah ada selama ini di sisiku. Sarah lah yang selalu ada dan menemaniku selalu. Jadi kita tak punya hubungan apa apa."

"Aku mengalami... "

"Cukup dramanya! Silahkan pergi dari sini. Kamu tidak ada dalam daftar tamu kami." Sonya langsung datang dan berdiri di hadapan Renata.

"Sar? Sarah... Apa maksud semua ini? Tolong katakan padaku, Sar!"

Sarah hanya diam. Dalam hati kecilnya merasa bersalah, namun di sisi lain hatinya berkata sebaliknya.

"Sarah tidak perlu memberi jawaban apa apa. Sudah jelas dia adalah calon istri Danu. Jadi silahkan kamu meninggalkan tempat ini! Atau aku tak segan memanggil security untuk mengusir mu!"

Renata hanya bisa menatap tajam pada Sonya yang terang terangan mengusirnya.

Renata menahan air matanya sekuat tenaga supaya tidak tumpah saat itu.

"Mas Danu, aku Renata. Aku istrimu. Tolong, dengarkan aku, Mas. Aku akan membantumu untuk mengembalikan ingatanmu." Renata menoleh menatap ke arah Danu.

"Tolong berhentilah mengangguku. Aku telah memilih Sarah. Tolong, jangan mengganggu kami! " Danu menatap Renata, lalu segera menghampiri Sarah dan membimbingnya ke dalam menemui tamu.

Lutut Renata terasa lemas, jantungnya seakan berhenti berdetak mendengar ucapan Danu, suaminya.

Hatinya hancur berkeping-keping, rasanya dia ingin malaikat pencabut nyawa menemuinya dan mencabut nyawanya saat itu juga.

Renata memeluk lukisan, hadiah untuk Danu, lalu perlahan berbalik, dan melangkah pergi menjauh dari kediaman keluarga Danu.

Renata sangat kecewa pada Sarah. Renata menangis sejadi-jadinya sesampainya di dalam mobil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!