Renata mengambil napas dalam-dalam saat mobil yang membawanya memasuki halaman rumah orang tuanya.
Sudah lama dia tak tinggal lama di rumah orang tuanya. Renata hanya sekedar mampir saat mengunjungi ayah dan ibunya, atau sekedar mengantar oleh-oleh, ketika Danu atau mereka berdua pulang dari berlibur.
"Masih sama." Gumam Renata.
"Apanya?" Spontan ibu menoleh dan mengerutkan keningnya menatap Renata.
"Nggak apa-apa, Bu. Rumah tampak masih sama. Membuat Rena merasa tenang dan nyaman."
Ibu menepuk paha Renata lembut sambil tersenyum.
"Ayo, kita turun. Sudah sampai di rumah." Ajak Bu Dewi sambil membuka pintu mobil.
Renata berjalan perlahan dengan bantuan tongkat penyangga memasuki rumah.
"Kak, mau aku bantu?" Restu menatap Renata.
"Nggak usah. Aku bisa sendiri."
Renata menolak bantuan Restu.
Renata berusaha berjalan dengan menggunakan tongkat. Dia menuju ke kamarnya, yang selama lima tahun ini, tak pernah dia singgahi.
Ruangan berukuran 4 x 3 itu. Renata melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan yang dulu menjadi kamar tidurnya semasa belum menikah dengan Danu. Kamar itu bersih dan rapi.
Susunan tempat tidurnya, lalu rak yang penuh dengan buku buku koleksinya, masih rapi berjejer. Lalu fotonya saat wisuda juga masih ada di dinding.
Renata menatap salah satu foto yang diletakkan pada rak buku, fotonya dan Danu, ketika mereka belum menikah.
Rasa rindu menyusup dalam dada Renata.
"Aku akan berusaha untuk dirimu lagi, Mas." Ucap Renata sambil menatap foto itu.
"Ayo kita makan dulu!" Suara Bu Dewi membuyarkan lamunan Renata.
Renata mengangguk, perlahan dia berdiri dan mengikuti ibunya menuju ruang makan.
*
"Permisi, apakah aku bisa duduk di sini?" Sarah duduk di samping Danu yang sedang duduk melamun di teras belakang sambil menatap kolam renang.
Danu menoleh sambil tersenyum kecil.
"Ngapain kamu minta ijin. Duduk saja."
Sarah terkekeh.
"Ya, siapa tahu, kamu hanya ingin sendiri, nggak mau ada yang menemani."
Kali ini Sarah menatap Danu lekat lekat.
"Kamu mau menemaniku?" Tanya Danu.
Sarah terdiam, lalu mengerutkan keningnya.
Pertanyaan Danu membuatnya terkejut.
"Menemani..?" Ulang Sarah.
"Menemani aku berenang Nona cantik!" Jawab Danu sambil tertawa terbahak.
Danu lalu melepas pakaiannya, hingga tersisa dalaman saja. Lalu menceburkan diri ke dalam kolam renang masih sambil tertawa.
Sarah hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Dia lalu melepas kemeja dan celana kerjanya, yang menyisakan dua potong dalaman penutup bagian tubuhnya saja.
Saat melihat Sarah melepas pakaiannya, Danu sempat terpana.
Matanya tak lepas menatap Sarah.
Dada Sarah yang sangat penuh dan ranum, membuat hasrat lelakinya tergugah.
Danu hanya bisa menelan ludah saja memandangi Sarah. Sarah yang mengetahui hal itu hanya tersenyum tipis.
"Aku akan mendapatkan dirimu, Danu." Bisik Sarah dalam hati.
Sarah melompat ke dalam kolam renang, lalu meluncur dengan bebas tanpa menghiraukan Danu yang masih terpana menatapnya.
"Apa yang kamu lihat? Ayo berenang sini!" Teriak Sarah dari sudut kolam.
Danu menoleh, dan segera meluncur mendekati Sarah.
Sarah berenang menjauh dari Danu, lalu tertawa di sisi yang lain.
Danu mengejar Sarah.
"Apa hanya itu kemampuanmu berenang Tuan Muda? " Sarah meledek Danu.
Danu cemberut, lalu menatap Sarah berpura-pura marah.
"Lihat saja, aku akan membalasmu. Ayo kita lomba, pasti aku yang akan tiba di ujung lebih dahulu." Balas Danu.
Sarah menjebik, dan mengangguk setuju.
Keduanya saling berpandangan untuk bersiap.
"Aku akan menghitung, pada hitungan ketiga, mulai!" Instruksi Danu. Sarah mengangguk.
"Satu.... Dua.... Ti...."
BYUR....
"Tiga!" Teriak Sarah, sambil berenang mendahului Danu.
Namun, Danu adalah seorang perenang yang ulung sebelumnya, dengan mudah dia dapat menyusul, dan mendahului Sarah.
Danu tiba lebih dahulu, lalu sambil mengusap wajah dengan tangannya, Danu tersenyum penuh kemenangan pada Sarah.
Sarah melotot terkejut.
"Kamu... Huh!" Dengus Sarah kesal sambil memercikkan air ke wajah Danu.
"Sudah curang, pakai acara protes lagi!" Sahut Danu sambil terkekeh senang.
"Enak saja! Aku nggak curang ya! Kamu kelamaan hitung nya. Ngapain sih pakai dilamar lamain?"
Keduanya saling berbalas memercikkan air dan saling berkejaran.
Hingga tanpa sadar tubuh keduanya saling mendekat.
Danu menatap mata Sarah, dan sehingga membuat wajah gadis itu bersemu merah.
"Kenapa? Kamu malu?"
Tanya Danu sambil meraih dagu Sarah perlahan.
Sarah menatap malu malu Danu, diam, dan hanya bisa menggigit bibir bawahnya.
"Mengapa malu, jika kita sebelumnya pernah dekat?" Danu bertanya, seakan itu sebuah pernyataan yang menohok bagi Sarah.
"Aku malu bukan karena apa apa. Aku merasa kamu bagai orang asing saja saat ini. Seolah aku baru mengenalmu."
"Kamu mau membantuku untuk memulihkan ingatanku?"
Sarah hanya diam.
Dalam hatinya mengatakan 'tak mungkin aku akan membiarkan kamu ingat akan masa lalumu, dan kembali pada Renata'.
Lalu, Sarah mengangguk pelan sambil tersenyum manis pada Danu sambil memajukan tubuhnya pada tubuh Danu.
Sarah memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan saat berdekatan dengan tubuh atletis Danu. Bagai tersengat aliran listrik ribuan volt, tubuh Sarah seakan bergejolak, menginginkan lebih dan lebih.
Danu masih mengamati wajah Sarah lekat lekat. Dia sama sekali tak bisa mengingat wajah wanita ini.
Namun, hasrat lelakinya mengatakan berbeda.
Tubuh Sarah yang hampir tanpa jarak seolah mengijinkan Danu untuk menyentuhnya.
Bibir ranum dan penuh, milik Sarah seolah menantang Danu untuk dinikmati.
Danu mendekatkan wajahnya pada wajah Sarah perlahan. Seolah mencari ingatannya akan wanita yang saat ini sedang bersamanya.
Semakin dekat dan dekat, hingga hidung keduanya bersentuhan.
Hembusan napas keduanya saling dapat dirasakan. Sarah menatap Danu penuh harap dan cinta, karena selama ini dia sangat memendam perasaan itu pada Danu.
Sementara Danu, sedang meyakinkan dirinya, bahwa Sarah memang wanita yang selama ini dia cintai.
Sarah memajukan wajahnya, hingga bibirnya menyentuh bibir Danu.
Ada debar dan hasrat manusiawi menelusup dalam diri dua insan yang saat ini sedang berhadapan.
"Dingin. Aku mau naik."
Tiba-tiba Sarah memalingkan wajahnya dari Danu.
Sontak, Danu menarik tangan Sarah, hingga wajah Sarah tepat berasa pada wajah Danu.
"Aku ingin memulainya lagi denganmu. Bantu aku untuk dapat mengingat kamu, dan kembali memiliki rasa cinta itu lagi." Bisik Danu tepat di telinga Sarah.
Sarah hanya diam, dadanya bergemuruh karena saat ini tubuhnya sangat dengar dengan Danu.
Sarah dapat merasakan sesuatu yang menonjol di bawah sana menyentuh bagian inti miliknya.
Sarah hanya bisa menelan ludahnya sendiri saat Danu memeluk tubuhnya.
Rasa bahagia menyelimuti diri Sarah.
Danu telah dia dapatkan saat ini.
"Aku akan membantumu untuk mencintaiku, Mas Danu." Sahut Sarah dalam dekapan Danu.
Danu mengangguk, sambil mengeratkan pelukannya pada wanita di hadapannya itu.
Keduanya saling menyatukan hati dan perasaan mereka.
Danu mengecup bibir penuh Sarah, dan Sarah membalasnya dengan penuh gairah.
Di balik jendela sepasang mata tersenyum melihat adegan mesra antara Danu dan Sarah.
"Kerja bagus, gadisku. Rebutlah Danu dari wanita busuk itu." Sonya tersenyum penuh kemenangan saat melihat Danu dan Sarah bercumbu di kolam renang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments