Aku Akan Memilikimu

Sarah menatap tumpukan kertas laporan keuangan dan beberapa hasil kerjanya.

Kepalanya terasa penat kala itu, lalu mengalihkan perhatian ke arah luar melalui jendela. Gedung-gedung pencakar langit menjadi pemandangan dari gedung perkantoran milik keluarga Danu.

Sarah berasa di lantai lima belas, selama dia bekerja di perusahaan Danu, ia mendapat ruangan khusus.

Sarah masih memikirkan semua ucapan Renata tentang Danu.

"Dia masih mencintai Danu. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" Sarah berkomat kamit sambil duduk di kursi kerjanya yang empuk sambil menatap ke luar.

"Aku mencintaimu, Danu. Entahlah, kenapa aku tak pernah bisa melupakan dirimu. Apakah kejadian ini adalah sebuah petunjuk dan tanda dari Tuhan? Aku tak kan menyia kan kesempatan ini. Aku harus dapat memilikimu."

Sarah menyandarkan punggung pada sandaran kursi, lalu memainkan kursi dengan memutar kiri dan kanan, sambil memainkan ujung rambutnya dengan jari. Ingatannya akan kejadian di kolam renang beberapa hari yang lalu masih membekas.

Tubuh mereka saling berdekatan, Sarah dapat merasakan hembusan napas dari hidung Danu, bahkan dapat merasakan detak jantung Danu saat itu. Ingin rasanya dia menenggelamkan diri dalam pelukan lelaki itu, tapi entah mengapa dirinya jadi merasa sangat malu.

"Gadis bodoh! Aku telah menyia- nyiakan kesempatan waktu itu. Tapi, mengapa aku selalu jadi salah tingkah di depan Danu. Aku harus membiasakan diri, supaya dia tak curiga padaku. Aku harus memiliki Danu. Maafkan aku Ren, aku rasa kamu akan dapatkan lelaki lain kembali kelak."

Sarah menutup wajahnya dengan kedua tangan, lalu menelungkupkan kepalanya pada meja kerja.

Tok Tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Sarah.

Sarah buru-buru merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Masuk!"

Seorang wanita, karyawan perusahaan Danu membuka pintu perlahan sambil melongok kan kepalanya.

"Maaf, Bu Sarah."

"Tidak apa apa? Ada apa?"

"Ibu ditunggu di ruang meeting oleh Pak Danu dan team."

"Oh, baik. Saya akan segera ke sana. Terima kasih."

Sarah merapikan kembali pekerjaannya, lalu membawa beberapa map, dan menuju ke ruangan meeting.

Sarah mengambil tempat agak jauh dari Danu, sambil mendengarkan presentasi dari team perusahaan.

Danu memperhatikan karyawannya, lalu melirik ke arah Sarah yang mengerlingkan mata pada Danu sambil menggigit bibir bawahnya seakan menggodanya.

Danu terkesiap, matanya menatap Sarah, yang memainkan rambut dengan jarinya sambil seolah mendengarkan presentasi.

Danu menahan napasnya sejenak. Hasrat lelaki yang selama beberapa bulan tak tersalur seakan menemukan jalan keluar. Danu teringat kejadian di kolam renang tempo hari yang membuatnya masih terus mengingat Sarah.

"Benarkah selama ini aku dengan dia? Lalu mengapa wanita yang bernama Renata masih datang dan mengatakan dia istriku. Siapa Renata? Apa hubunganku dengan Sarah?"

Pertanyaan pertanyaan memutari kepala Danu. Dia tak dapat fokus untuk mengikuti meeting kali ini.

"Baik, terima kasih atas presentasi hari ini, Saya akan pelajari lebih tentang penawaran kali ini, dan tolong divisi operasional dan keuangan saling berkomunikasi untuk pelaksanaan proyek kali ini."

"Baik, Pak!"

Danu berdiri dan menoleh ke arah Sarah.

"Bu Sarah, bisa ke ruangan saya sebentar untuk beberapa hal yang ingin saya tanyakan."

Sarah terkejut dan mengangguk pelan.

Danu beranjak pergi diikuti oleh asistennya, lalu Sarah mengikuti dari belakang.

Sarah menutup pintu ruangan Danu perlahan.

Betapa terkejutnya Sarah saat membalikan tubuh, Danu telah berdiri tepat di belakangnya.

"Astaga!"

Sarah terlonjak, dan menutup mulutnya dengan tangan.

"Apa maksudmu?"

Danu melangkah mendekati Sarah, yang masih berdiri terpaku, lalu perlahan berjalan mundur menjauh dari Danu yang terus mendekatinya.

Hingga Sarah terduduk di sofa tamu yang ada di ruangan Danu.

"Kamu menggodaku setelah menolak ku tempo hari?" Danu semakin mendekati Sarah yang duduk di sofa dengan tegang.

"Astaga Sarah! Danu ada di depanmu, mengapa masih takut!" Sarah merutuki dirinya sendiri.

Sarah menelan ludahnya sendiri saat menatap mata Danu yang bulat.

Tulang rahang yang kokoh dan tegas, tubuh atletis, dan wangi aroma parfum Danu yang menggoda.

Jantung Sarah berdetak lebih kencang, hingga tanpa sadar dia membusungkan dada terlalu tinggi seolah menggoda Danu.

Danu terus memajukan tubuh, hingga keduanya tak berjarak.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada kita?" Bisik Danu tepat di telinga Sarah.

"Kita sepasang kekasih. Kamu adalah suami yang terlantar, lalu kita bertemu, dan bahagia bersama."

Sarah berkata sambil membalas tatapan Danu.

"Lalu Renata?"

Dia meninggalkanmu, bahkan kecelakaan itu dialah penyebabnya. Kalian bertengkar sebelum kejadian buruk menimpa kalian. Saat mengetahui kamu hilang ingatan, dia hendak memikatmu kembali untuk dimanfaatkan."

Danu perlahan menegakkan tubuhnya, dan kembali ke kursi kerjanya.

Sarah berdiri merapikan pakaiannya, lalu mengambil tempat di hadapan Danu.

"Ada apa mencariku?"

Danu tersenyum menatap Sarah yang terlihat serba salah.

"Kenapa wajahmu merah? Kamu malu dekat denganku? Kenapa malu? Bukankah kemarin kamu berani melepas pakaian di depanku saat di kolam renang." Danu menatap Sarah dengan tatapan nakalnya.

"Aku bukan perempuan murahan, Danu. Kita memang dekat, tapi ini di tempat kerja."

Sarah duduk dengan serba salah seperti terkena ambeien. Membuat Danu tersenyum lebar, lalu berdiri mendekat ke kursi tempat duduk Sarah dan menundukkan kepala sambil menatap wajah Sarah. Sarah pasrah hingga memejamkan mata. Danu diam menatap wajah Sarah.

"Kenapa tadi kamu menggodaku?" Bisik Danu tepat di telinga Sarah pelan.

Mendengar suara bass Danu, Sarah merinding, mendadak panas dingin. Jantungnya berdebar lebih kencang, dan rasanya hendak meledak.

Sarah membuka matanya, menatap Danu yang masih menatap padanya.

Wajah Danu kian mendekat, Sarah hanya diam mematung. Sarah sering membayangkan dirinya bercinta dengan Danu. Bahkan saat berkencan dengan lelaki lain, Danu lah yang ada dalam kepalanya.

Bibir mereka kini tanpa jarak.

Manis, itu yang dirasakan oleh keduanya, Sarah memejamkan matanya dan membuka sedikit bibirnya, menerima Danu. Terdengar keduanya saling menghela napas menahan hasrat yang mulai terbangun.

TOK... TOK... TOK...

Tiba-tiba suara ketukan pintu mengagetkan keduanya.

Danu langsung menjauh dari tempat Sarah, dan menuju kursi kerjanya.

"Masuk!" Sahut Danu dengan tegas.

Asisten Danu membuka pintu dan tersenyum pada Danu dan Sarah.

Sarah pura-pura merapikan lembaran kertas yang ada di meja kerja Danu.

"Pak, investor dari China datang. Memajukan jadwal meeting karena dia mau ke Amerika besok pagi."

Asisten Danu berbicara sambil melirik tab di tangannya, yang berisi jadwal dan pesan untuk Danu.

"Baik. Siapkan semuanya, panggil semua team, nanti saya susul ke ruang meeting."

"Baik, Pak."

Asisten Danu mengangguk seolah mengerti apa yang harus dilakukannya.

"Aku akan ke rumah nanti malam, menjawab pertanyaanmu tadi."

Sarah beranjak berdiri dari kursi, lalu melangkah menuju pintu. Sebelum membuka pintu ruangan, Sarah menoleh pada Danu sambil mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum.

Danu membalas dengan senyuman.

"Apakah aku mulai tertarik dengan perempuan ini? Atau memang dia yang sebenarnya ada di dekatku selama ini." Gumam Danu memikirkan Sarah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!