Bukan Kembar Tapi Mirip
Di negara Prancis, seorang gadis yang berperawakan yang tinggi dan memiliki body yang menarik daya lihat para lelaki, baik lelaki bule maupun lelaki Asia. Gadis tersebut menuju ke tempat bandara di kota Paris karena dirinya mendapatkan telepon dari keluara pada waktu pagi hari sesuai dengan jam kota Paris.
Setiba di bandara dirinya turun dari taksi dan masuk ke bandara dia menunggu penerbangan menuju ke Indonesia. Gadis itu bernama Violin Candra. Dia menunggu di kursi bandara dan menunggu nomornya dipanggil untuk masuk ke dalam pesawat yang memiliki jurusan penerbangan ke Indonesia.
Sambil menunggu nomornya dipanggil dia menatap langit yang biru dari jendela bandara. “Tunggu aku, Kak Al. Aku akan kembali ke sisimu,” batinnya melepaskan pandangannya dan membuka layar kunci yang menampilkan sosok pemuda yang tampan yang dia dapatkan dari kedua orang tuanya.
......****************......
Di Indonesia tepatnya di kota Bandung pada pukul 9 pagi.
Di sebuah perusahaan yang multinasional yang sangat terkenal di seluruh Asia. Terdapat seorang pemuda tampan yang duduk di kursi kebesarannya di ruangan khusus CEO. Dia adalah putra dari pewaris kerajaan Jayaputra yang terkenal dengan grup besar yang mencapai di negera Asia dan beberapa di Eropa. Pemuda tampan yang berusia 28 tahun bernama Alvaro Kenneth Jayaputra. Saat ini dia disibukkan dengan beberapa lembar berkas tender yang didapat dari anak perusahaan yang berada di negara Prancis.
Dia menelepon seseorang dari kontak di teleponnya.
“Halo, where the progress the project billioners in Prancis?” tanya Alvaro dengan menggunakan bahasa Inggris di percakapan tersebut.*
“Mr Alvaro, progress is where it should be,” ucap pria yang dibalik dalam percakapan dengan Alvaro.*
“In that case, okay. I entrust the project to you. Stay tuned,” ucap Alvaro sebelum dirinya benar-benar memutuskan secara sepihak dari percakapan mereka melalui sambungan telepon.*
“Yes sir. I will always monitor according to your instructions,” ucap pria tersebut dengan nada penuh keyakinan dan langsung saja ditutup oleh Alvaro setelah mendapatkan kepastian mengenai proyek yang berada di negara Prancis.*
Setelah menutup teleponnya dia kembali mengerjakan dan mengecek berkas-berkasnya. Sesekali dia
mengecek email pribadinya untuk melihat apakah bawahannya mengirimkan pesan kepadanya. Pada saat dirinya membuka email untuk mengeceknya ada empat notif yang diantaranya dua email berasal dari bawahannya yang dia khususkan untuk mencari seseorang yang sangat berarti untuknya. Melihat ada pesan dari bawahannya dengan cekatan dia membuka dan membaca pesan yang diberikan oleh bawahannya kepada dirinya.
Tuan muda Alvaro, maaf kami belum menemukan jejak nona Rere.
Tulisan yang bercetak hitam tebal itu menghiasi layar komputernya dan membuat Alvaro segera naik pitam dan memaki serta membuat keributan karena terdengar pecahan suara dari dalam kantornya.
Prang…prang…
“Dasar bawahan yang tidak punya otak pada saat disuruh mencari seorang gadis! Aku harus mencari di mana lagi,” batinnya saat puas melampiaskan kemarahannya dan kekecewaannya.
Pada saat bersamaan dia menatap beberapa figura yang sangat dipelihara oleh Alvaro. Dia menatap figura tersebut dan menatap nanar sambil memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya.
....****************......
Sementara itu seorang gadis yang bertubuh langsing namun cukup tinggi. Gadis tersebut memiliki tinggi badan 156 cm menunggu sebuah jemputan setiba dirinya di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Gadis tersebut adalah Violin Candra yang sudah tiba di negara asalnya yaitu negara Indonesia.
Beberapa menit kemudian…
Mobil mewah yang berlogo khusus keluarga Candra sudah tiba di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sepasang pasangan tua namun tetap terlihat awet muda menuruni mobil mewah dan mulai mencari putri kandungnya.
“Violin...Vio...” panggil mamanya saat menatap punggung putrinya yang sedang menanti kedatangannya.
Sontak yang terpanggil memutarkan kepalanya dan menatap wajah kedua orang tuanya dengan bahagia.
“Mama, Papa. Kalian menjemputku?” tanya Violin segera berdiri dan berlari menghampiri keduanya dengan penuh kasih sayang.
“Tentu saja sayang,” ungkap mama Vio memeluk putri semata wayangnya. Tidak lupa papanya yang juga memeluknya dan mencium kening putri semata wayangnya yang sudah tumbuh begitu cepat dan menjelma menjadi gadis cantik, lembut dan anggun.
“Bagaimana kabar studimu di Paris, sayang? Sudah saatnya kau memegang sebagian perusahaan Papa” jelas papa Vio sambil memeluk putri cantiknya tersebut.
“Studi aku lulus, Pa. Mendapatkan predikat clumade. Namun untuk memegang perusahaan papa, aku masih belum siap,” jelasnya sambil memeluk balik pria tua yang sangat mencintainya dan memanjakannya.
“Kalau begitu mengapa kembali ke Indonesia,hum?” tanya papanya dengan lembut.
“Sayang, bawa Vio masuk dahulu ke mobil. Dia pasti kelelahan habis dari negera jauh,” tegur sang mama melihat Vio yang sepertinya kurang tidur dalam perjalanan membuat papanya tersadar akan kondisi putri kesayangannya.
“Maafkan Papa, ya, Vio. Kalau begitu mari kita masuk ke mobil,” ajak papinya sambil membawakan koper putri semata wayangnya dan disusul oleh Vio yang berada di tengah kedua orang tuanya.
Sesudah papa, mama dan Vio masuk ke dalam mobil. Sopir pribadi keluarga Candra segera menyalakan mesin
mobil dan mulai menjalankan mobilnya untuk keluar dari bandara. Di dalam mobil tampak percakapan hangat dimulai antara Vio dengan kedua orang tuanya.
“Vio ingin ke Indonesia karena ingin bertemu dengan Kak Alvaro, Pa, Ma. Pada waktu Mama mengirimkan
foto Kak Alva kepada Vio dan Vio melihat fotonya sepertinya Vio mulai suka dengan Kak Alvaro,” ucap Vio dengan nada jujur mengungkapkan maksud dirinya pulang ke Indonesia.
Mama dan papa Vio sempat terkejut dengan penuturan dari putri semata wayangnya tersebut.
“Apakah Vio sudah mengingat Alva?” tanya papa Vio memastikan ingatan putri semata wayangnya tersebut yang memang pernah mengalami amnesia pada saat usianya menginjak tiga tahun.
“Kalau tidak ingat dengan Alva juga tidak apa-apa, Vio. Mama dan Papa tidak memaksakan kamu untuk mengingat masa kecil kamu,” jelas mamanya yang tidak ingin memaksa Vio untuk mengingat semuanya pada saat putrinya masih kecil termasuk kejadian yang membuat putrinya sempat trauma yang pernah menimpa putrinya.
“Aku memang tidak ingat masa kecilku dengan Kak Alva makanya aku ingin kembali mengenalnya lagi Ma, Pa,” ucap Vio memohonnya.
Sebenarnya Vio terikat dengan Alvaro dalam bentuk pertunangan yang sudah dirancang oleh kedua keluarga sejak mereka masih kecil. Kebetulan pada saat itu Alvaro menyimpan rasa yang mendalam kepada putri tunggal keluarga Candra dan diketahui oleh keluarga Alvaro sehingga keluarga Alvaro lah yang mencetuskan ide pertunangan sejak mereka kecil. Namun kedua orang tua Vio pernah mendengar jika sampai saat ini Alvaro menolak untuk melanjutkan pertunangan yang sudah lama sempat berhenti karena alasan Alvaro yang menolak dengan alasan yang kurang jelas dan masuk akal. Membuat kedua orang tuanya belum bisa membicarakan
perihal pertunangan putrinya kepada putrinya secara langsung.
“Jangan Nak, Mama harap kamu jangan mendatangi dia lagi. Kamu ingatkan sebelum kamu pergi ke Prancis untuk kuliah bagaimana dia menolakmu dengan kasar,” ucap mama Vio mencegah Vio untuk menemui Alvaro mengingat penolakan kasar Alvaro kepada putrinya itu.
Namun apa daya jika Vio bersikeras untuk bertemu secara langsung dengan Alvaro yang mampu membuatnya ingin memiliki pemuda tampan yang memiliki prestasi yang gemilang di dunia bisnis tersebut karena usianya yang masih muda yang sudah mencetak keuntungan bagi grup Jayaputra di negara Prancis. Membuat kedua orang tua beserta sopir yang diam saja menyimak tuan dan nyonya besarnya memohonnya agar nona mudanya melupakan hanya bisa pasrah akan sikap Vio yang sudah keras kepala jika menyangkut putra semata wayang yang sebagai ahli waris tunggal keluarga Jayaputra.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Wah apakah alasan Alvaro menolak pertunangan dengan Vio? Penasaran tidak apa isi figura yang sangat disayang dan dijaga oleh Alvaro? Penasaran dengan kelanjutannya? Pantau terus ya.
Ini novel keempat buatan Author untuk event lomba kekasih ideal dan terjerat benang merah yang sudah season tiga.
Notes :Jika menemukan tanda * berarti pengertiannya ada di bawah.,
Kamus :
Halo, where the progress the project billioners in Prancis? \= Halo, dimana progres proyek miliarder di Prancis?
Mr Alvaro, progress is where it should be \= Tuan Alvaro, progres sudah mencapai yang seharusnya.
In that case, okay. I entrust the project to you. Stay tuned \= Baiklah kalau begitu. Aku percayakan projek itu kepadamu. Pantau selalu.
Yes sir. I will always monitor according to your instructions \= Baik tuan. Saya akan selalu memantau sesuai dengan arahan tuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Novita
semangat thorr maaf baru nemu jadi baru baca karya mu Thor hehe
2024-01-06
1
Elisabeth Ratna Susanti
saya mampir di karya keren ini 😍 langsung like and favorit plus rate 😍❤️
2023-07-19
4