NovelToon NovelToon

Bukan Kembar Tapi Mirip

Pulang Kembali Ke Negara Asalku

Di negara Prancis, seorang gadis yang berperawakan yang tinggi dan memiliki body yang menarik daya lihat para lelaki, baik lelaki bule maupun lelaki Asia. Gadis tersebut menuju ke tempat bandara di kota Paris karena dirinya mendapatkan telepon dari keluara pada waktu pagi hari sesuai dengan jam kota Paris.

Setiba di bandara dirinya turun dari taksi dan masuk ke bandara dia menunggu penerbangan menuju ke Indonesia. Gadis itu bernama Violin Candra. Dia menunggu di kursi bandara dan menunggu nomornya dipanggil untuk masuk ke dalam pesawat yang memiliki jurusan penerbangan ke Indonesia.

Sambil menunggu nomornya dipanggil dia menatap langit yang biru dari jendela bandara. “Tunggu aku, Kak Al. Aku akan kembali ke sisimu,” batinnya melepaskan pandangannya dan membuka layar kunci yang menampilkan sosok pemuda yang tampan yang dia dapatkan dari kedua orang tuanya.

......****************......

Di Indonesia tepatnya di kota Bandung pada pukul 9 pagi.

Di sebuah perusahaan yang multinasional yang sangat terkenal di seluruh Asia. Terdapat seorang pemuda tampan yang duduk di kursi kebesarannya di ruangan khusus CEO.  Dia adalah putra dari pewaris kerajaan Jayaputra yang terkenal dengan grup besar yang mencapai di negera Asia dan beberapa di Eropa. Pemuda tampan yang berusia 28 tahun bernama Alvaro Kenneth Jayaputra. Saat ini dia disibukkan dengan beberapa lembar berkas tender yang didapat dari anak perusahaan yang berada di negara Prancis.

Dia menelepon seseorang dari kontak di teleponnya.

“Halo, where the progress the project billioners in Prancis?” tanya Alvaro dengan menggunakan bahasa Inggris di percakapan tersebut.*

“Mr Alvaro, progress is where it should be,” ucap pria yang dibalik dalam percakapan dengan Alvaro.*

“In that case, okay. I entrust the project to you. Stay tuned,” ucap Alvaro sebelum dirinya benar-benar memutuskan secara sepihak dari percakapan mereka melalui sambungan telepon.*

“Yes sir. I will always monitor according to your instructions,” ucap pria tersebut dengan nada penuh keyakinan dan langsung saja ditutup oleh Alvaro setelah mendapatkan kepastian mengenai proyek yang berada di negara Prancis.*

Setelah menutup teleponnya dia kembali mengerjakan dan mengecek berkas-berkasnya. Sesekali dia

mengecek email pribadinya untuk melihat apakah bawahannya mengirimkan pesan kepadanya. Pada saat dirinya membuka email untuk mengeceknya ada empat notif yang diantaranya dua email berasal dari bawahannya yang dia khususkan untuk mencari seseorang yang sangat berarti untuknya. Melihat ada pesan dari bawahannya dengan cekatan dia membuka dan membaca pesan yang diberikan oleh bawahannya kepada dirinya.

Tuan muda Alvaro, maaf kami belum menemukan jejak nona Rere.

Tulisan yang bercetak hitam tebal itu menghiasi layar komputernya dan membuat Alvaro segera naik pitam dan memaki serta membuat keributan karena terdengar pecahan suara dari dalam kantornya.

Prang…prang…

“Dasar bawahan yang tidak punya otak pada saat disuruh mencari seorang gadis! Aku harus mencari di mana lagi,” batinnya saat puas melampiaskan kemarahannya dan kekecewaannya.

Pada saat bersamaan dia menatap beberapa figura yang sangat dipelihara oleh Alvaro. Dia menatap figura tersebut dan menatap nanar sambil memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya.

....****************......

Sementara itu seorang gadis yang bertubuh langsing namun cukup tinggi. Gadis tersebut memiliki tinggi badan 156 cm menunggu sebuah jemputan setiba dirinya di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Gadis tersebut adalah Violin Candra yang sudah tiba di negara asalnya yaitu negara Indonesia.

Beberapa menit kemudian…

Mobil mewah yang berlogo khusus keluarga Candra sudah tiba di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sepasang pasangan tua namun tetap terlihat awet muda menuruni mobil mewah dan mulai mencari putri kandungnya.

“Violin...Vio...” panggil mamanya saat menatap punggung putrinya yang sedang menanti kedatangannya.

Sontak yang terpanggil memutarkan kepalanya dan menatap wajah kedua orang tuanya dengan bahagia.

“Mama, Papa. Kalian menjemputku?” tanya Violin segera berdiri dan berlari menghampiri keduanya dengan penuh kasih sayang.

“Tentu saja sayang,” ungkap mama Vio memeluk putri semata wayangnya. Tidak lupa papanya yang juga memeluknya dan mencium kening putri semata wayangnya yang sudah tumbuh begitu cepat dan menjelma menjadi gadis cantik, lembut dan anggun.

“Bagaimana kabar studimu di Paris, sayang? Sudah saatnya kau memegang sebagian perusahaan Papa” jelas papa Vio sambil memeluk putri cantiknya tersebut.

“Studi aku lulus, Pa. Mendapatkan predikat clumade. Namun untuk memegang perusahaan papa, aku masih belum siap,” jelasnya sambil memeluk balik pria tua yang sangat mencintainya dan memanjakannya.

“Kalau begitu mengapa kembali ke Indonesia,hum?” tanya papanya dengan lembut.

“Sayang, bawa Vio masuk dahulu ke mobil. Dia pasti kelelahan habis dari negera jauh,” tegur sang mama melihat Vio yang sepertinya kurang tidur dalam perjalanan membuat papanya tersadar akan kondisi putri kesayangannya.

“Maafkan Papa, ya, Vio. Kalau begitu mari kita masuk ke mobil,” ajak papinya sambil membawakan koper putri semata wayangnya dan disusul oleh Vio yang berada di tengah kedua orang tuanya.

Sesudah papa, mama dan Vio masuk ke dalam mobil. Sopir pribadi keluarga Candra segera menyalakan mesin

mobil dan mulai menjalankan mobilnya untuk keluar dari bandara. Di dalam mobil tampak percakapan hangat dimulai antara Vio dengan kedua orang tuanya.

“Vio ingin ke Indonesia karena ingin bertemu dengan Kak Alvaro, Pa, Ma. Pada waktu Mama mengirimkan

foto Kak Alva kepada Vio dan Vio melihat fotonya sepertinya Vio mulai suka dengan Kak Alvaro,” ucap Vio dengan nada jujur mengungkapkan maksud dirinya pulang ke Indonesia.

Mama dan papa Vio sempat terkejut dengan penuturan dari putri semata wayangnya tersebut.

“Apakah Vio sudah mengingat Alva?” tanya papa Vio memastikan ingatan putri semata wayangnya tersebut yang memang pernah mengalami amnesia pada saat usianya menginjak tiga tahun.

“Kalau tidak ingat dengan Alva juga tidak apa-apa, Vio. Mama dan Papa tidak memaksakan kamu untuk mengingat masa kecil kamu,” jelas mamanya yang tidak ingin memaksa Vio untuk mengingat semuanya pada saat putrinya masih kecil termasuk kejadian yang membuat putrinya sempat trauma yang pernah menimpa putrinya.

“Aku memang tidak ingat masa kecilku dengan Kak Alva makanya aku ingin kembali mengenalnya lagi Ma, Pa,” ucap Vio memohonnya.

Sebenarnya Vio terikat dengan Alvaro dalam bentuk pertunangan yang sudah dirancang oleh kedua keluarga sejak mereka masih kecil. Kebetulan pada saat itu Alvaro menyimpan rasa yang mendalam kepada putri tunggal keluarga Candra dan diketahui oleh keluarga Alvaro sehingga keluarga Alvaro lah yang mencetuskan ide pertunangan sejak mereka kecil. Namun kedua orang tua Vio pernah mendengar jika sampai saat ini Alvaro menolak untuk melanjutkan pertunangan yang sudah lama sempat berhenti karena alasan Alvaro yang menolak dengan alasan yang kurang jelas dan masuk akal. Membuat kedua orang tuanya belum bisa membicarakan

perihal pertunangan putrinya kepada putrinya secara langsung.

“Jangan Nak, Mama harap kamu jangan mendatangi dia lagi. Kamu ingatkan sebelum kamu pergi ke Prancis untuk kuliah bagaimana dia menolakmu dengan kasar,” ucap mama Vio mencegah Vio untuk menemui Alvaro mengingat penolakan kasar Alvaro kepada putrinya itu.

Namun apa daya jika Vio bersikeras untuk bertemu secara langsung dengan Alvaro yang mampu membuatnya ingin memiliki pemuda tampan yang memiliki prestasi yang gemilang di dunia bisnis tersebut karena usianya yang masih muda yang sudah mencetak keuntungan bagi grup Jayaputra di negara Prancis. Membuat kedua orang tua beserta sopir yang diam saja menyimak tuan dan nyonya besarnya memohonnya agar nona mudanya melupakan hanya bisa pasrah akan sikap Vio yang sudah keras kepala jika menyangkut putra semata wayang yang sebagai ahli waris tunggal keluarga Jayaputra.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Wah apakah alasan Alvaro menolak pertunangan dengan Vio? Penasaran tidak apa isi figura yang sangat disayang dan dijaga oleh Alvaro? Penasaran dengan kelanjutannya? Pantau terus ya.

Ini novel keempat buatan Author untuk event lomba kekasih ideal  dan terjerat benang merah yang sudah season tiga.

Notes :Jika menemukan tanda * berarti pengertiannya ada di bawah.,

Kamus :

Halo, where the progress the project billioners in Prancis? \= Halo, dimana progres proyek miliarder di Prancis?

Mr Alvaro, progress is where it should be \= Tuan Alvaro, progres sudah mencapai yang seharusnya.

In that case, okay. I entrust the project to you. Stay tuned \= Baiklah kalau begitu. Aku percayakan projek itu kepadamu. Pantau selalu.

Yes sir. I will always monitor according to your instructions \= Baik tuan. Saya akan selalu memantau sesuai dengan arahan tuan.

Kediaman Margareth

Di Kediaman Margareth yang terletak di daerah Bandung Selatan. Tepatnya di kamar tidur yang desain dan dekorasinya yang dikhususkan untuk gadis remaja yang berusia tepat 20 tahun. Seorang gadis cantik yang memiliki tinggi badan, 156 cm dan juga memiliki rambut halus berwarna hitam panjang dan lembut masih terlihat Jam di dinding yang tergantung di kamar gadis sudah menunjukkan pukul 7 tepat di pagi. Entah apa yang diimpikannya sampai dirinya lupa untuk terbangun.

Sementara, itu di ruang makan di kediaman, Margareth yang tidak seberapa megah namun bertingkat dua karena bentuk bangunan kediaman mereka. Seorang wanita tua yang masih juga terlihat muda menunggu putri semata wayangnya yang Masih belum bangun juga. Tidak hanya seorang wanita, terlihat seorang pria tua yang masih berbadan tegap juga menunggu kedatangan putri mereka sambil membaca berita di tabletnya.

“Astaga, mengapa Claire masih juga belum bangun? Padahal usianya sudah memasuki kepala dua dan dia masih merupakan gadis masih belum bangun juga dari tidurnya,” omel sang ibu dari gadis cantik yang rupanya bernama Claire Margareth.

Membuat sang suami menatap istrinya dengan tatapan lembut dan menenangkan istri tercintanya tersebut. “Mungkin dia kecapekan Ma. Maklum dia baru lulus dan kemarin baru saja uji coba di suatu perusahaan,” ucap suami sekaligus papa Claire yang masih melindungi sang putri meski putrinya sudah menginjak usia untuk pernikahan.

Sementara istrinya masih tidak terima jika anak gadisnya masih telat bangun. “Ya, tetapi sayang, Claire juga harus masuk pagi ini. Dia tidak boleh telat. Karena hari ini adalah hari pertamanya dia bekerja,” ucap istrinya.

“Kalau begitu biar Papa saja membangunkannya,” ucap suaminya segera menaruh tablet miliknya kembali memasukkan ke tas kerjanya. “Ya sudah jika Papa mau membangunkan anak kita,” ucap istrinya sambil menciumi pipi suaminya.

Pria tua yang masih terlihat segar bugar dengan tubuh yang tegap berbalut seragam kepolisiannya. Dia sudah menjabat sebagai kepala kepolisian sektor di Kota Bandung sejak usianya menginjak di umur 30 tahun. Semenjak wali kota diganti membuatnya dia bisa menjabat menjadi kepala di sektor kota Bandung karena kinerja kerjanya yang bagus dan dia direkomendasikan oleh atasannya yang sekarang berpindah tempat di kota lain. Dia menaiki lantai atas di mana tempat kamar putrinya berada. Sesampai di kamar putrinya dia mengetuk pintu kamar putri cantiknya yang semata wayang.

Tok…tok….tok….

Terdengar suara pintu diketuk dari luar membuat Claire terbangun karena makin lama makin terdengar jelas. Claire membuka matanya secara perlahan. Dia mendapati sinar matahari yang masuk di balik tirai jendelanya yan berwarna putih pucat dengan corak bunga-bunga mawar yang bertebaran di seluruh gorden tersebut. Dengan enggan dirinya bangun dari tidurnya dan menyempatkan diri untuk mulet yang sangat imut dan merenggangkan badanya yang masih tidak berdaya agar tubuhnya kembali segar setelah tidur malam yang nyenyak.Sementara sang papa bertanya dari luar apakah putri cantiknya sudah bangun.

“Good morning, princess Papa. Apakah princess Papa sudah bangun?” tanya papanya dari luar. Mendengar suara berat sang ayah yang masih terdengar cukup muda membuat Claire sukses terbangun tanpa muletnya yang kedua. Dirinya lantas membuka pintu kamarnya yang dia kunci agar menjaga orang asing masuk ke dalam kamar dan itu pun atas perintah kedua orang tuanya.

“Halo Papa. Princess Papa sudah bangun,” ucapnya dengan semangat namun dengan gaya masih mengantuk. Gadis cantik itu menjawab sambil mengeluarkan kepalanya dan menatap mimik tua ayahnya dengan malu-malu namun semangat. Melihat gaya anaknya yang sangat imut membuat sang papa hanya bisa tersenyum hangat menatap putri tercintanya dengan penuh kasih.

“Karena sudah bangun, mari turun princess Papa. Mama kamu sudah menunggumu,” ajak papanya kepada Claire. “Baik Papa. Ayo turun jangan biarkan Mama menunggu” ucap Claire sambil menggandeng tangan papanya yang sudah mulai terlihat keriputnya.

Mereka berdua turun dan disambut oleh mama Claire dengan menatap sebal putra semata wayangnya bangun

pada jam setengah delapan pagi. “Selamat pagi Mama. Hehe… maafkan Claire yang telat bangun. Claire capai habis kemarin wisuda dan sempat mampir mendatangi wawancara lamaran kerja,” ucap Claire dengan senyum manisnya yang muncul di wajah imutnya namun tetap manis dan cantik. Senyuman manis yang mampu menghipnotis sang mama membuat mamanya dengan mudah memaafkan sikapnya yang suka bangun molor itu.

“Ya sudah sana cepat makan. Mama maafkan kali ini karena kamu banyak acara juga sehingga membuat kamu kecapean,” ucap mamanya yang akhirnya menyuruh putrinya untuk cepat sarapan agar tidak terlambat masuk di hari kerja pertamanya Claire. “Baiklah Ma. Claire akan makan bersama dengan kalian,” ucap Claire sambil menarik kursi makan dan duduk di samping dengan kedua orang tuanya.

Mereka makan bersama di pagi hari dengan penuh syukur. Mama mengambilkan nasi yang cukup untuk papa dan Claire. Sementara untuk lauk mama membebaskan Claire untuk memilih mengambil lauk pauknya sesuai dengan keinginannya.

Claire mengambil dadar jagung dan pecel. Sementara papa Claire mengambil sayur-sayuran yang sudah diolah oleh mamanya. “Selamat makan Ma, Pa,” ucap Claire dengan sopan kepada kedua orang tuanya sebelum dia menyuapkan sesendok ke mulutnya yang ingin sekali memakan masakan sang mama yang dikenal sangat lezat dengan pipi chubby miliknya yang mengembung karena dia mengunyah masakan lezat mamanya.

“Ya makan yang banyak ya princess Papa.  Biar semangat kerjanya,” ucap papa Claire sambil menatap sayang putri satu-satunya.

“Kamu bisa nambah lagi sayang,” ucap mamanya untuk menyuruh anaknya menambah tenaganya karena putrinya akan pertama kali bekerja di perusahaan yang cukup terkenal.

Dengan senang hati Claire menambah beberapa dadar jagung dan menambah dua kali porsi nasinya.

...****************...

Sementara itu di kediaman keluarga Alvaro.

Alvaro menyempatkan dirinya mampir ke kediaman kedua orang tuanya. Dia disambut oleh kedua orang tuanya karena kemarin menelepon untuk sarapan bersama.

Di ruang makan keluarga Alvaro yang sangat megah dan elegan terdapat pasangan tua yang cukup langgeng dan romantis menunggu kedatangan putra semata wayang yang sudah menginjak usia pernikahan.  Hingga akhirnya Alvaro muncul dengan muka penuh tanya kepada kedua orang tuanya gerangan memanggil dirinya ke kediaman tua. Sebelum bertanya Alvaro segera mendudukkan bokongnya untuk duduk di kursi meja makan.

Setelah duduk, Alvaro membuka mulutnya dan bertanya, ”Ada apa Daddy dan Mommy memanggilku? Bukan untuk sarapan biasa bukan?” tanya Alvaro dengan penuh selidik.

Daddy dan mommy Alvaro langsung saling menoleh satu sama lain. Mereka sudah menebak jika anak mereka akan langsung bertanya. Sang mama menatap wajah tampan putra semata wayangnya dan membicarakan mengenai kedatangan putri semata wayangnya dari keluarga Candra. “Dia sudah pulang, Al. Mommy harap kamu bersikap dengan lembut terhadap dia. Dia sudah bersabar dengan sikapmu itu,” ucap mommynya yang memperingati putranya agar tidak menyesalinya.

Mendengar pernyataan mommynya membuat Alvaro mengerutkan keningnya dan menatap daddy dan mommynya dengan tatapan bingung. “Siapa yang sudah pulang, Mommy?” tanyanya dengan ekspresi bingung. “Haish, anak satu ini. Ya siapa lagi kalau bukan calon tunanganmu, Violin,” ucap daddynya yang tidak sabaran dengan sikap putranya yang ini.

Mendengar kata tunangan dan Violin yang terucap dari mulut kedua orang tuanya membuat Alvaro tidak senang dengan kedua orang tuanya. “Mommy, Daddy. Sudah berapa kali sih kalau Alvaro tidak mencintai gadis yang bernama Violin,” ucap Alvaro dengan nada dingin kepada kedua orang tuanya. “Bohong kamu Al. Kamu dahulu sesayang itu sama Violin. Bahkan yang mencetuskan untuk memiliki dia seutuhnya adalah kamu,”  ucap mommynya dengan nada tidak percayanya terhadap perkataan anaknya tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mengapa orang tua Alvaro sangat tidak percaya dengan perkataan putra semata wayangnya? Di mana tempat Claire bekerja ? Penasaran tidak ?

Jangan lupa selalu mampir karya Author dan dukung selalu bagi Authornya ya. Sangkyuu.❤️❤️

Pergi Kerja

“Ya makan yang banyak ya princess Papa.  Biar semangat kerjanya,” ucap papa Claire sambil menatap sayang putri satu-satunya.

“Kamu bisa nambah lagi sayang,” ucap mamanya untuk menyuruh anaknya menambah tenaganya karena putrinya akan pertama kali bekerja di perusahaan yang cukup terkenal.

Dengan senang hati Claire menambah beberapa dadar jagung dan menambah dua kali porsi nasinya. Setelah selesai makan pagi keluarga Margareth hendak bekerja. Papa Claire pergi ke kantornya sementara Claire akan mulai magang di salah satu perusahaan desain cukup terkenal di Bandung sesuai dengan keimpiannya dari kecil.

Sebelum pergi ke kantor kepolisian seperti biasa papa Claire akan berpamitan romantis kepada sang istri. ” Sayang, Papa berangkat dahulu. Mama hati-hati di rumah, jangan ke mana-mana dan kalau mau pergi lapor Papa,“ ucap papa Claire sambil mencium kening istrinya dengan penuh cinta. Sementara sang istri membalas pelukan suaminya dengan mesra dan sayang. ”Papa juga jangan main mata karena mentang-mentang masih keliatan muda jangan punya pikiran punya sugar baby atau semacamnya nanti kalau kurang mama kasih,“ ucap istrinya mencium pipi suaminya dengan lembut.

Sementara Claire yang sudah terbiasa akhirnya jengah dan kali ini dia berkomentar. Biasanya dia tidak berkomentar apa-apa. ” Enaknya mesra-mesraan di pagi hari. Jadi pingin cepat nikah,“ celetuk Claire pada saat melihat adegan perpisahan mesra papa dan mamanya. Sementara papa Claire yang hendak mencium bibir milik sang istri yang membuatnya sering ketagihan batal akibat mendengarkan celoteh sang putri yang iri dengan kemesraan orang tuanya.

“Princess Papa jangan berpikiran aneh-aneh. Princess Papa belum waktunya pacaran ya baru lulus umur 20 tahun kamu,” ucap papa Claire menatap putri cantiknya yang semata wayang dengan posesif. Mendengar hal yang terlontarkan di mulut papanya membuat Claire memasangkan mimiknya yang lucu dan menggemaskan serta berkata kepada papanya, ” Ish, papa. Claire sudah lulus kuliah masak tidak boleh?“ dengan muka cemberut

membuat papa dan mamanya melihat tingkah imut dan menggemaskan putri mereka yang satu-satunya sedang bertingkah menggemaskan.

“Tidak boleh sayang, kau masih kecil di mata Mama dan Papa,“ ucap mama dan papa serentak. ”Lagi pula Jeremy belum lulus. Jadi kamu harus menunggunya dia lulus beberapa bulan saja ya,“ hibur sang mama kepada putri satu-satunya yang mereka cintai dan sayangi dengan tulus. Papa dan Mama Claire hanya mempercayakan putri mereka yang amat mereka cintai dan sayangi kepada pemuda yang amat mereka percayai yaitu Jeremy Wilonna.

”Ya tetapi lama Papa. Lagi pula Jeremy terakhir bilang pada Claire bahwa dia hanya menganggap aku sebagai teman masa kecilnya Pa, Ma,“ ucap Claire dengan sedih mendengar orang tuanya sangat berharap dengan sahabat masa kecilnya.

Memang sebelum memutuskan untuk kuliah di beda kota dengan kota tempat kelahiran Claire dan Jeremy. Jeremy sempat mampir ke tempat kediaman keluarga Margareth untuk bertemu Claire terakhir kalinya. Pada saat itu Jeremy baru saja lulus dari SMA sedangkan Claire sudah memasuki tahun ketiganya di kuliah. Jeremy mengatakan suatu kata yang pada saat itu membuat Claire patah hati kepada pemuda yang merupakan teman masa kecilnya karena sudah menyukai Jeremy sejak mereka duduk di bangku SMP. Membuat cintanya menjadi cinta sebelah tangan.

Melihat mimik putrinya berubah menjadi sendu membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk tidak mengungkit Jeremy di hadapan putrinya agar tidak bersedih. Mereka juga tahu jika Jeremy sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan jenjang pertunangan kepada Claire dengan alasan tidak masuk akal.

“Ayo Claire kamu semangat ya. Sudah lupakan Jeremy sementara. Ini hari pertamamu sebagai pekerja magang setelah lulus kuliah,” ucap papa Claire yang membuyarkan kesedihan putri semata wayangnya. “Iya sayang, lupakan hal yang sedih. Selalu semangat di hari yang baru,” ucap mama Claire juga menyemangati anaknya yang membuat semangat Claire bangkit kembali.

”Mama dan Papa benar sekali. Aku tidak boleh patah semangat sekarang. Ayo Claire kamu semangat!“ ucap Claire yang kembali ceria membuat kedua orang tuanya bersyukur jika Claire tidak kembali bersedih akibat Jeremy yang membuat putri mereka terluka karena penolakan Jeremy terhadap perasaan anaknya.

Setelah mama selesai memeluk Claire, Claire dan papa masuk ke mobil mereka. Papa Claire mengantar Claire ke tempat kerja Claire supaya papa Claire melihat perusahaan apa yang menerima putrinya yang terkenal genius itu. Mobil berjalan keluar dari kediaman mereka menuju ke jalan raya yang sudah ramai dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang di kota Bandung.

...****************...

Di kota Jakarta, tepatnya di Jakarta Utara di kampus yang cukup terkenal. Terlihat pemuda tampan dengan tipe yang dikenal dengan humoris kepada siapa saja duduk di salah satu bangku santai di kampusnya. Pemuda tampan dengan tinggi 164 cm adalah Jeremy Wilonna yang merupakan sahabat masa kecil Claire. Jeremy memandang foto gadis kecil yang terlihat sekilas sangat mirip seperti Claire melalui telepon genggam miliknya. Dia sangat merindukan gadis kecil tersebut.

Melihat sahabatnya menahan rindu, teman kampusnya yang merupakan teman SMA-nya menghampiri Jeremy dan duduk di sampingnya. “Hei bro, kau kepikiran apa nih sampai melamun begini,” ucapnya sambil menaruh bokongnya ke kursi santai. “Apa kau memikirkan Claire, gadis imut dan lugu itu?” tanyanya penasaran. “Tidak, aku tidak memikirkan Claire dan ku akui memang Claire memang cantik, imut, menggemaskan dan polos namun itu membuat aku tidak pernah mempunyai perasaan kepadanya,” jelas Jeremy berulang kali kepadanya.

Penjelasan Jeremy yang berulang kali pada saat awal mereka SMA yang di mana Claire saat itu sudah menjadi kakak kelas mereka hanya bisa menggeleng tidak percaya dan heran atas ucapan Jeremy yang menurutnya berbohong. “Kalau tidak rindu lalu mengapa kau memiliki foto dia kecil? Jelas persahabatan berbeda jenis tidak akan pernah ada, Jer.”

Perkataan sahabatnya membuatnya sedikit naik pitam. Jeremy kemudian langsung saja berdiri dari tempat dia duduk dan berkata dengan sedikit meninggikan suaranya. “Aku selalu menganggapnya sahabat, masa loe tidak tahu!” ucapnya dengan nada sedikit tinggi membuat sahabatnya sedikit terkejut.

Beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang saat itu kebetulan juga berada di daerah mereka sempat menoleh karena merasa terkejut dan sebagian merasa terganggu, membuat Jeremy tersadar akan perkataannya yang meninggi. Dengan sopan dia meminta maaf kepada mahasiswa lainnya. "Maafkan saya jika tadi sempat ada kesalahpahaman dengan sahabat saya. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya," ucapnya dengan sopan, membuat mahasiswa dan mahasiswi menganggukkan kepalanya sebagai tanda mereka mengerti dan menerima maaf dari Jeremy.

Melihat permasalahannya sudah selesai, Jeremy bangkit dari kursinya membuat sahabatnya yang merasa bersalah kepada Jeremy langsung bertanya kepadanya, “Kau mau ke mana ? Maafkan aku yang tadi membuatmu marah.”

Jeremy hanya terdiam sejenak lalu berkata, “Santai saja. Memang tadi salahku yang sempat naik pitam. Aku hanya

kembali ke kampus karena sudah waktunya pertemuan kumpul HIMA secara rutin setiap hari,” jelasnya sambil menggendong tas ranselnya dengan satu bahu dan berjalan meninggalkan sahabatnya yang hanya diam memandangi punggung Jeremy hingga menghilang dari pandangannya.

Aku tahu kamu punya beban pikiran.  Tetapi tidak benar jika kau membohongi perasaanmu kepada Claire. Aku tahu jika kau menganggur kamu selalu menatap foto itu. Aku harap kau sadar dan tidak sampai menyesal jika Claire tidak mencintaimu lagi atau Claire sudah direbut darimu.

 Karena Jeremy, sahabatnya kembali ke kampus untuk mengikuti aktivitasnya yang masih butuh tinggal di kampus maka sahabatnya langsung saja pergi meninggalkan tempat itu dan menuju tempat kerjanya sebagai part time yang tidak jauh dari kampus dan kos-kos tempat dia mengekos.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Siapa gadis yang mirip dengan Claire? Mengapa Jeremy tidak bisa jatuh hati kepada kepolosan, keluguan dan keimutan seorang Claire?

Sorry Author gantung ya.

Jangan lupa selalu mampir karya Author dan dukung selalu bagi Authornya ya. Sangkyuu.❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!