Bab 12 Di Laut Terdalam

Dengan cepat Melody menghampirinya anak asuhnya, Banjir air mata dan keringat di kepala hingga lehernya, batuknya yang menjadi-jadi menguras tenaganya. Ibunya? Menghindar dibalik Jamie, ekspresi jijiknya pun tak dia sembunyikan.

Melody ingin meledak-ledak, tapi sekuriti tak akan tinggal diam jika ada keributan. Tangisan Daniel saja sudah mengundang banyak perhatian, tak sedikit yang berbisik menjelekkan Emily. Tak sedikit juga yang mengasihani anak malang yang tengah menangis ini.

Mengira Daniel akan mau digendongnya, Melody melebarkan dua tangannya. Namun, ditolak dengan keras oleh Daniel.

"Tidak mau! Hik ..." teriaknya.

Emily berjalan pergi melewati Jamie, Melody dan anak kandungnya, dengan halus wanita itu berbisik tepat di daun telinga Melody.

"Berhenti ikut campur, kamu bukan siapa-siapa Daniel. Hanya aku yang berhak, kamu tahu itu."

Melody hanya melirik sebentar, tanpa ekspresi.

"Bundaaa!!" teriak Daniel serak habis suaranya.

Baru berlari beberapa langkah, Melody meraih lengan anak itu dan menahan perutnya dari belakang agar berhenti berlari. Membuat Daniel marah sejadi-jadinya. Melody hanya tak ingin energinya sia-sia dipakai mengejar seseorang yang jelas-jelas tak peduli padanya.

Jamie dibelakangnya setuju, ia mengangkat tubuh Daniel dan menempatkan dia di dadanya. Menyerukan pada Melody agar pulang saat itu juga, dia akan kembali lagi ke supermarket di lain waktu untuk membeli keperluan yang belum sempat dia ambil. Patuh Melody mendorong troli mereka ke kasir, sampai akhir Melody tidak membeli apapun.

Dengan terpaksa Daniel duduk di pangkuan Melody di dalam mobil, tubuhnya tenang tapi tidak dengan mulutnya.

"Melly dan Melody semuanya jahhat! Benci! Dany benci! Dany tidak mau pengasuh Melody lagi! Melody pulang saja ... uhuk, uhuk," oceh Daniel berulangkali.

Sampai mobilnya tiba di kawasan apartemen, Daniel kecapekan sendiri. Jamie menggendongnya dari parkiran sampai rumah, lalu menidurkannya setelah susah payah dicekoki obat jadwal siangnya.

Tangan Melody bergerak mengipasi tubuh yang lembab oleh keringat. Inginnya sang ayah menemani putranya yang tengah bersedih, tetapi ia tidak bisa menunda pekerjaannya lagi. Untuk hari ini dia bukan sengaja libur, Jamie meminta diijinkan kepada atasannya untuk masuk siang.

"Kamu pakai saja kamar mandi, saya kerja dulu." Jamie sudah memegang gagang pintu.

Melody mengangguk dan berterimakasih, lalu Jamie pun menghilang dari pandangannya. Wanita itu kembali masuk ke dalam kamar tuan kecilnya. Ia menyibakkan gorden yang terletak di sebelah kiri ranjang dan sedikit menurunkan suhu AC.

Cahaya matahari masuk melalui kaca transparan, mata Daniel berkedip-kedip merespon paparan sinar matahari secara tak langsung. Untungnya, dia tidur kembali.

...****************...

Kediaman keluarga Lena Gray.

Masih di ruang keluarga. Bubarnya perbincangan orang dewasa, dimanfaatkan oleh Dimas untuk berbicara dengan Lena saja. Fara yang belum beranjak dari sana ikut menyimak.

"Kakak gila, ya. Memaksa anak sendiri menikahi orang yang bukan pacarnya," ujar Dimas dengan nada rendah.

"Semua orang bilang seperti itu padaku. Padahal mereka sendiri yang membuat adanya pernikahan itu." Lena mengucapkan faktanya.

Fakta bahwa Sasha telah dihamili oleh Glenn. Dua orang itu adalah sahabat, dulunya bertiga dengan Melody. Namun, Glenn dan Melody menjalin hubungan kasih. Mereka tidak bertiga lagi tetapi Melody masih bersahabat dengan Sasha, sampai kecelakaan ini terjadi.

"Kita sudah bicarakan ini, tapi Kakak terus memaksakan kehendak Kakak di atas mereka. Seburuk itukah Melody?" Pertanyaan ini mewakili semua orang yang menyaksikan hubungan Glenn dan Melody dari awal mula mereka kenal hingga menjadi pasangan kekasih lalu terpisah karena sebuah pernikahan dadakan.

"Tahu apa kamu. Hidup bertahun-tahun di luar kota, mampir ke sini hanya untuk ngomel-ngomel. Melody adalah anak yang berdosa, tidak punya malu dan tak tahu berterimakasih. Aku tak akan pernah sudi menjadikan dia sebagai menantu," jelas Lena, mata melotot tajam, nadanya tinggi dan dalam.

Sama sekali tak dimengerti oleh Dimas apalagi Fara yang hanya baru beberapa tahun bergabung di keluarga besar itu. Dimas tak ingin mengulik lebih jauh, semua sudah terjadi. Glenn sendiri yang memberi jalan pada ibunya, mewujudkan ketidaksetujuan yang telah lama Lena Gray pendam.

...****************...

Matahari sudah habis turun, suara yang senyap di dalam sana, Daniel terusik sendiri karena tidur cukup lama. Kelopak matanya terbuka, Melody sudah ada di sampingnya, bermain ponsel.

Daniel terdiam sejenak memandangi langit-langit kamar, bayangan kejadian siang tadi terasa samar di ingatannya, seperti mimpi. Lalu dia merasa bersyukur karena itu hanya mimpi. Dia melirik warna baju Melody, sama. Bukan mimpi. Daniel mulai mengingat jelas detail kejadian di supermarket yang baru saja terjadi tadi siang, matanya berkaca-kaca.

Mata Melody melihat padanya, ia mulai menangis. Hanya menangis, tak mengamuk atau mengusir Melody lagi. Diselingi batuk dan ingus menetes, Melody mengelap dan beberapa kali mengganti sapu tangan. Diangkat tubuh Daniel dan dia tempelkan dada Daniel pas di dadanya juga.

Sambil Daniel terus mengoceh.

"Bunda bohong, bunda pembohong. Bunda tidak kangen Daniel. Bunda. Bunda. Bunda."

Saking berisiknya, tidak ada yang menyadari kedatangan Jamie. Ia pun masih memijat kaki-kakinya selepas membuka sepatu dan kaus kaki.

Tidak ada capeknya, Melody mencoba menjepit mulut Daniel menggunakan jari-jarinya. Mendekatkan bibirnya ke daun telinga anak itu.

"Ssh... diam dan dengarkan baik-baik, Little Guy."

Jalanan sepi, Daniel mencoba menyelesaikan batuk dan menghentikan tangisnya perlahan. Entah mengapa Jamie yang hendak menghampiri, malah ikut menghentikan langkahnya. Dengan rasa penasaran, Daniel mematuhi dengan baik, mencari suara yang dimaksud oleh Melody.

DEG! DEG! deg! DEG! DEG! deg! DEG! DEG! deg!

Begitu terus, bertabrakan. Terdengar jelas suara jantung cepat dan lambat secara bersamaan, tanpa tahu yang mana suara jantungnya sendiri. Detak jantungnya sendiri berdetak kencang, sedangkan detak jantung Melody santai dan normal.

Ia terdiam dan memfokuskan pikirannya untuk mendengarkan. Tempo jantung Daniel yang begitu kencangnya mereda, sensasi itu rupanya memberi sedikit ketenangan.

"Tok, tok, tok ,tok," bunyi ketukan di mulut Melody memadukan suara jantungnya.

Daniel mengikutinya, "tok, tok, tok, tok," ucapnya murni dengan vokal "tok".

Jamie bertengger di kusen pintu, memerhatikan Melody dan putranya dengan serius. Melody menoleh, merasakan keberadaan seseorang. Jamie mengangguk dan melempar senyum sopan padanya, sorot mata kagumnya dia sembunyikan jauh di Palung Mariana.

Akhirnya Daniel bisa meminum obatnya, meski perasaan sedih di hatinya membuatnya murung sepanjang waktu. Makanan beragam macam yang dia beli di supermarket utuh di dalam kresek putih, hanya makan seperlunya untuk meminum obat.

Melody pulang dengan perasaan tak tenang, tidur dengan hati yang gundah. Membolak-balik posisi tidur, mencari posisi yang nyaman. Jamie tak jauh beda, berbalik ke kanan atau kiri pun, yang mereka butuhkan sebenarnya adalah ketenangan hati.

Episodes
1 Bab 1 Ditinggalkan
2 Bab 2 Tanggung Jawab
3 Bab 3 Pelanggan Favorit
4 Bab 4 Surat Kontrak
5 Bab 5 Daniel Malas Belajar
6 Bab 6 Guru Les Privat
7 Bab 7 Anak Tetangga
8 Bab 8 Internet Kawan Atau Lawan?
9 Bab 9 Sesak Nafas
10 Bab 10 Supermarket
11 Bab 11 Pelukan Rindu
12 Bab 12 Di Laut Terdalam
13 Bab 13 Terasa Sakit
14 Bab 14 Semakin sakit
15 Bab 15 Lelucon Jelek
16 Bab 16 Tong Sampah
17 Bab 17 Sudah Berakhir
18 Bab 18 Guyuran Air
19 Bab 19 Selamat Datang Natasya
20 Bab 20 Keinginan Setiap Anak
21 Bab 21 Berlawanan Arah
22 Bab 22 Berkumpulnya Keluarga
23 Bab 23 Fase Anak Muda
24 Bab 24 Wajah Tanpa Dosa
25 Bab 25 Teman Lama
26 Bab 26 Pemberian Seorang Jamie
27 Bab 27 Makan Malam Sederhana
28 Bab 28 Pulangnya Nyonya Rumah
29 Bab 29 Mediasi
30 Bab 30 Belum Waktunya
31 Bab 31 Dua Sahabat Karib
32 Bab 32 Aura Positif Natasya
33 Bab 33 Sebuah Kesialan
34 Bab 34 Semakin Ketat
35 Bab 35 Keinginan Emily
36 Bab 36 Tamu Tak Diundang
37 Bab 37 Bom Waktu
38 Bab 38 Siapa Sangka
39 Bab 39 Sebutan Baru Lagi
40 Bab 40 Manisnya Karamel
41 Bab 41 Mungkin Besok
42 Bab 42 Dua Pilihan
43 Bab 43 Anak-anak Yang Tertidur
44 Bab 44 Saling Melukai
45 Bab 45 Pandangan Buruk
46 Bab 46 Ternyata Bukan Teman
47 Bab 47 Minuman Beralkohol
48 Bab 48 Kamu Siapa?
49 Bab 49 Awal Dari Semuanya
50 Bab 50 Hati Perlu Dijaga
51 Bab 51 Kepergian Yang Mendadak
52 Bab 52 I Don't Give a Shit
53 Bab 53 Semua Akan Membaik
54 Bab 54 Tetangga Baik Hati
55 Bab 55 Suami Dan Pebinor Bertemu
56 Bab 56. Pengumuman
57 Bab 57 Malam Yang Panas
58 Bab 58 Minggu, 7 Juli
59 Bab 59 Hanya Kita Berdua Yang Tau
60 Bab 60 Persahabatan Yang Renggang
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Ditinggalkan
2
Bab 2 Tanggung Jawab
3
Bab 3 Pelanggan Favorit
4
Bab 4 Surat Kontrak
5
Bab 5 Daniel Malas Belajar
6
Bab 6 Guru Les Privat
7
Bab 7 Anak Tetangga
8
Bab 8 Internet Kawan Atau Lawan?
9
Bab 9 Sesak Nafas
10
Bab 10 Supermarket
11
Bab 11 Pelukan Rindu
12
Bab 12 Di Laut Terdalam
13
Bab 13 Terasa Sakit
14
Bab 14 Semakin sakit
15
Bab 15 Lelucon Jelek
16
Bab 16 Tong Sampah
17
Bab 17 Sudah Berakhir
18
Bab 18 Guyuran Air
19
Bab 19 Selamat Datang Natasya
20
Bab 20 Keinginan Setiap Anak
21
Bab 21 Berlawanan Arah
22
Bab 22 Berkumpulnya Keluarga
23
Bab 23 Fase Anak Muda
24
Bab 24 Wajah Tanpa Dosa
25
Bab 25 Teman Lama
26
Bab 26 Pemberian Seorang Jamie
27
Bab 27 Makan Malam Sederhana
28
Bab 28 Pulangnya Nyonya Rumah
29
Bab 29 Mediasi
30
Bab 30 Belum Waktunya
31
Bab 31 Dua Sahabat Karib
32
Bab 32 Aura Positif Natasya
33
Bab 33 Sebuah Kesialan
34
Bab 34 Semakin Ketat
35
Bab 35 Keinginan Emily
36
Bab 36 Tamu Tak Diundang
37
Bab 37 Bom Waktu
38
Bab 38 Siapa Sangka
39
Bab 39 Sebutan Baru Lagi
40
Bab 40 Manisnya Karamel
41
Bab 41 Mungkin Besok
42
Bab 42 Dua Pilihan
43
Bab 43 Anak-anak Yang Tertidur
44
Bab 44 Saling Melukai
45
Bab 45 Pandangan Buruk
46
Bab 46 Ternyata Bukan Teman
47
Bab 47 Minuman Beralkohol
48
Bab 48 Kamu Siapa?
49
Bab 49 Awal Dari Semuanya
50
Bab 50 Hati Perlu Dijaga
51
Bab 51 Kepergian Yang Mendadak
52
Bab 52 I Don't Give a Shit
53
Bab 53 Semua Akan Membaik
54
Bab 54 Tetangga Baik Hati
55
Bab 55 Suami Dan Pebinor Bertemu
56
Bab 56. Pengumuman
57
Bab 57 Malam Yang Panas
58
Bab 58 Minggu, 7 Juli
59
Bab 59 Hanya Kita Berdua Yang Tau
60
Bab 60 Persahabatan Yang Renggang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!