Bab 11 Pelukan Rindu

Kediaman keluarga Lena Grey.

Sederhana namun tinggi dan besar, bercat abu gelap tak menyilaukan seperti rumah kuning di tetangga sebelah. Jarak pagar ke rumahnya cukup untuk di isi dengan tanaman-tanaman dan satu pohon mangga kecil di pekarangan.

Masuk mobil Avanza putih ke dalam pagar rumah sederhana itu, diparkir mobil itu dalam garasi yang cukup di isi dua mobil. Berbondong-bondong sekeluarga besar dari adik Lena satu-satunya, Dimas.

Dua anak dari Dimas membawakan koper-koper, demi meringankan beban untuk ibu tiri mereka yang sedang mengandung calon adik. Kopernya hanya dua, mereka tak akan lama menginap di sana.

Senang dikunjungi oleh Dimas, Lena menyambut Rafa dan Ferry cucu-cucunya yang sudah remaja itu. Fara wanita cantik dan elegan, disambut oleh istri dari keponakan Dimas, yang sama-sama perut besar sepertinya.

"Halo, Sasha. Masih ingat sama saya gak? hehe ..." sapa Fara, ibu sambung kedua anak Dimas. Ia menempelkan pipinya dengan pipi Sasha.

"Ingat dong. Tante masih ingat sama saya?" balas sapa Sasha.

"Kita beberapa kali ketemu, kamu kan juga sering main ke sini."

Sasha menurunkan pandangannya, ia merasa malu. Terdengar seperti sindiran untuknya, yang ikut memerhatikan percakapan mereka pun ikut canggung. Lena menepuk tangannya sekali, mempersilahkan keluarga yang baru datang dari perjalanan lintas kota itu agar segera masuk.

Di suguhi makanan-makanan ringan beragam dari yang kering sampai basah, cukup membuat anak-anak di sana anteng bermain gadget sambil mengemil di pinggir kolam renang, halaman bekalang. Sementara orang-orang dewasa berbincang di ruang keluarga, yang tua-tua duduk di atas sofa sedangkan yang muda-muda duduk di lantai berkarpet bulu.

"Selamat atas pernikahan nya, kamu tidak usah pikirkan omongan orang lain ya, Sasha. Ini adalah pernikahan mu, mereka hanya ingin terlihat lebih baik dengan menindas orang lain," ujar Fara, menggenggam tangan Sasha.

Sementara Sasha melepas genggaman Fara, ia bangun dari duduk lesehannya dan pamit masuk kamar.

Tujuan datangnya keluarga Dimas semata-mata karena mereka tak bisa hadir di pernikahan keponakannya, Glenn. Walau tahu tentang ketidaksukaannya pada kekasih Glenn yang sudah lama dipacarinya, Dimas tetap mengira Lena bercanda mengenai undangan itu. Sampai dia mendapat foto pasca pernikahan, dan kabar mengenai mantan kekasih Glenn yang dituduh meracuni Daniel saat menghadiri pernikahan sebagai tamu undangan. Iya tidak salah, meracuni.

...****************...

Kembali di supermarket.

Emily mendapati suami dan anaknya berdiri di seberang sana, tatap tajamnya pada Melody membuat punggung Melody panas.

"Bawa ini. sana pergi ke kasir, aku akan menghampiri mereka sebentar," suruh nya.

Tak memberi jawaban apapun, laki-laki itu pergi begitu saja. Emily berjalan ke tempat keluarganya berada, lalu menurunkan roknya sedikit ke bawah karena nyaris seluruh pahanya terekspos. Insting Daniel mendeteksi keberadaan ibunya, saat dia menoleh, sang ibu yang melahirkannya ada di depan mata.

"Bunda!!!" Teriak Daniel kegirangan.

Ia berlari sekencang kencangnya menuju sang bunda yang telah lama dia rindukan. Lalu sang bunda menunduk, tapi ternyata bukan untuk menjawab kerinduan putranya.

"Eits ... Dany mau peluk bunda, kan??" ujar Emily.

Alih-alih memeluknya, Emily menahan pundak Daniel dengan dua tangannya dan melangkah mundur untuk memberinya jarak satu meter.

Daniel mengangguk dengan senyuman lebar.

"Tunggu, ya ... bunda mau ngomong dulu sama Ayah. Habis itu Dany boleh peluk bunda, oke?" seru Emily.

Meskipun sedikit kecewa, Daniel tak keberatan menunggu asal ia tetap bisa memeluk bundanya. Lalu memohon agar segera pulang dengan menggunakan tatapan imut jika sudah berada dalam pelukannya, hanya rencana sederhana seorang anak kecil dengan penuh harap.

"Saya ke sebelah sana, ya," lapor Melody mengundurkan dirinya dari reuni dadakan keluarga karena merasa dirinya orang asing.

Melody melambai-lambai tangannya pada Daniel, anak itu bukannya membalas ia malah memonyongkan bibirnya. Ingin ikut karena penasaran apa yang akan Melody beli, tapi takut bundanya menghilang sewaktu kembali.

Emily melipat tangannya di bawah dada, mengulas senyum palsu.

"Kalian menipu Rosa?" ucapnya serius.

Daniel mengangkat tangannya ke atas di depan ayahnya. Jamie pun menggendongnya, dibelainya rambut halus Daniel. Anak ini merasa takut kala ibunya menjadi serius, dia sudah membolos dan menipu gurunya. Daniel harap ia tetap mendapat pelukan yang dijanjikan Emily.

"Aku minta maaf. Seharusnya dia diliburkan dengan cara yang lebih baik." Jamie mengakui kesalahan itu.

"Apa?! Dany tidak sakit, kau mau liburkan les hanya karena dia malas?" Emily menjaga nada bicaranya walau sedikit marah.

"Ya," balas singkat dan datar Jamie.

"Jangan-jangan sebentar lagi kau akan menghentikan les," tebak Emily.

Seratus persen benar. Mendatangkan guru les ke rumah mereka adalah murni keputusan bersama, sang ibu memimpikan seorang pemimpin perusahaan yang kompeten, sang ayah mendukung akan tetapi tidak memaksa. Begitu dia menyadari ketertarikan putranya pada bidang kedokteran, mereka mulai berdebat satu sama lain.

"Pengasuh baru itu banyak ikut campur, ya. Tidak tahu malu, tidak berpendidikan juga, tampangnya tidak sebanding denganku, apa sih yang kau lihat darinya sampai sudi memperkerjakan bekas pacar adikmu?"

Melody orang baik, Melody orang baik, Daniel terus mengulang kata-kata itu di dalam hatinya. Wajahnya dia sembunyikan ke bekalang punggung Jamie. Harus menahan diri, tidak boleh membuat bundanya marah atau dia akan gagal mendapat pelukan yang didambakan.

Melody tidak mengambil apapun, ia malah mengintip dari balik rak yang bagiannya tidak terisi. "Jangan berdebat disini dong, harusnya kalian ke cafe atau restoran saja," gumamnya.

seseorang menepuk pundak Melody dari belakang, menoleh kepalanya. Sesuai insting dia memang Tristan, Melody menurunkan tangan itu dari pundaknya.

"Kau sedang apa dengan istri orang?!" tanya Melody spontan, berkacak pinggang.

"Kau ngapain sama suami orang?" Tristan membalikkan pertanyaan, melipat kedua lengannya, kepalanya menunduk menatap serius Melody yang sedikit lebih pendek darinya.

"Aku bekerja," lugas Melody.

"Aku juga." Jam ini memang jam kerjanya.

"Kau gigolo? Pacar sewaan?" Melody tidak memfilter ucapannya sedikitpun.

Alis Tristan seperti mau menyatu, keningnya mengerut.

"Enak saja bicaramu. Aku tidak bisa menjelaskan semuanya disini," bantahnya.

Melody melirik sesekali, khawatir dengan keadaan Daniel.

"Kita harus bicara nanti," Tegasnya.

Kilat menoleh, tangisan Daniel terdengar sampai ke telinga Melody. Melody menghentak-hentakan kakinya, apakah sudah saatnya dia menyusul mereka, khawatir pembicaraan mereka belum selesai.

"Jamie, bawa dia, Jamie!" titah Emily.

"Dany kangen, huaaa ..." Daniel merapatkan bibirnya melengkung ke atas.

Serasa dibohongi, anak malang itu menangis kencang. Pelukan yang dia tunggu-tunggu adalah kebohongan, kakinya terasa berat untuk melangkah. Sedangkan ibunya menjauh ke belakang Jamie.

Jamie menekuk lututnya, ia balikkan badan Daniel menghadap padanya. Di usap lembut pipi kenyal yang dibanjiri air mata itu, hati Jamie tergores melihat senyum anaknya berganti menjadi tangis.

Melody tak tega menyaksikannya.

"Apa kau jijik dengan anakmu sendiri?"

Episodes
1 Bab 1 Ditinggalkan
2 Bab 2 Tanggung Jawab
3 Bab 3 Pelanggan Favorit
4 Bab 4 Surat Kontrak
5 Bab 5 Daniel Malas Belajar
6 Bab 6 Guru Les Privat
7 Bab 7 Anak Tetangga
8 Bab 8 Internet Kawan Atau Lawan?
9 Bab 9 Sesak Nafas
10 Bab 10 Supermarket
11 Bab 11 Pelukan Rindu
12 Bab 12 Di Laut Terdalam
13 Bab 13 Terasa Sakit
14 Bab 14 Semakin sakit
15 Bab 15 Lelucon Jelek
16 Bab 16 Tong Sampah
17 Bab 17 Sudah Berakhir
18 Bab 18 Guyuran Air
19 Bab 19 Selamat Datang Natasya
20 Bab 20 Keinginan Setiap Anak
21 Bab 21 Berlawanan Arah
22 Bab 22 Berkumpulnya Keluarga
23 Bab 23 Fase Anak Muda
24 Bab 24 Wajah Tanpa Dosa
25 Bab 25 Teman Lama
26 Bab 26 Pemberian Seorang Jamie
27 Bab 27 Makan Malam Sederhana
28 Bab 28 Pulangnya Nyonya Rumah
29 Bab 29 Mediasi
30 Bab 30 Belum Waktunya
31 Bab 31 Dua Sahabat Karib
32 Bab 32 Aura Positif Natasya
33 Bab 33 Sebuah Kesialan
34 Bab 34 Semakin Ketat
35 Bab 35 Keinginan Emily
36 Bab 36 Tamu Tak Diundang
37 Bab 37 Bom Waktu
38 Bab 38 Siapa Sangka
39 Bab 39 Sebutan Baru Lagi
40 Bab 40 Manisnya Karamel
41 Bab 41 Mungkin Besok
42 Bab 42 Dua Pilihan
43 Bab 43 Anak-anak Yang Tertidur
44 Bab 44 Saling Melukai
45 Bab 45 Pandangan Buruk
46 Bab 46 Ternyata Bukan Teman
47 Bab 47 Minuman Beralkohol
48 Bab 48 Kamu Siapa?
49 Bab 49 Awal Dari Semuanya
50 Bab 50 Hati Perlu Dijaga
51 Bab 51 Kepergian Yang Mendadak
52 Bab 52 I Don't Give a Shit
53 Bab 53 Semua Akan Membaik
54 Bab 54 Tetangga Baik Hati
55 Bab 55 Suami Dan Pebinor Bertemu
56 Bab 56. Pengumuman
57 Bab 57 Malam Yang Panas
58 Bab 58 Minggu, 7 Juli
59 Bab 59 Hanya Kita Berdua Yang Tau
60 Bab 60 Persahabatan Yang Renggang
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Ditinggalkan
2
Bab 2 Tanggung Jawab
3
Bab 3 Pelanggan Favorit
4
Bab 4 Surat Kontrak
5
Bab 5 Daniel Malas Belajar
6
Bab 6 Guru Les Privat
7
Bab 7 Anak Tetangga
8
Bab 8 Internet Kawan Atau Lawan?
9
Bab 9 Sesak Nafas
10
Bab 10 Supermarket
11
Bab 11 Pelukan Rindu
12
Bab 12 Di Laut Terdalam
13
Bab 13 Terasa Sakit
14
Bab 14 Semakin sakit
15
Bab 15 Lelucon Jelek
16
Bab 16 Tong Sampah
17
Bab 17 Sudah Berakhir
18
Bab 18 Guyuran Air
19
Bab 19 Selamat Datang Natasya
20
Bab 20 Keinginan Setiap Anak
21
Bab 21 Berlawanan Arah
22
Bab 22 Berkumpulnya Keluarga
23
Bab 23 Fase Anak Muda
24
Bab 24 Wajah Tanpa Dosa
25
Bab 25 Teman Lama
26
Bab 26 Pemberian Seorang Jamie
27
Bab 27 Makan Malam Sederhana
28
Bab 28 Pulangnya Nyonya Rumah
29
Bab 29 Mediasi
30
Bab 30 Belum Waktunya
31
Bab 31 Dua Sahabat Karib
32
Bab 32 Aura Positif Natasya
33
Bab 33 Sebuah Kesialan
34
Bab 34 Semakin Ketat
35
Bab 35 Keinginan Emily
36
Bab 36 Tamu Tak Diundang
37
Bab 37 Bom Waktu
38
Bab 38 Siapa Sangka
39
Bab 39 Sebutan Baru Lagi
40
Bab 40 Manisnya Karamel
41
Bab 41 Mungkin Besok
42
Bab 42 Dua Pilihan
43
Bab 43 Anak-anak Yang Tertidur
44
Bab 44 Saling Melukai
45
Bab 45 Pandangan Buruk
46
Bab 46 Ternyata Bukan Teman
47
Bab 47 Minuman Beralkohol
48
Bab 48 Kamu Siapa?
49
Bab 49 Awal Dari Semuanya
50
Bab 50 Hati Perlu Dijaga
51
Bab 51 Kepergian Yang Mendadak
52
Bab 52 I Don't Give a Shit
53
Bab 53 Semua Akan Membaik
54
Bab 54 Tetangga Baik Hati
55
Bab 55 Suami Dan Pebinor Bertemu
56
Bab 56. Pengumuman
57
Bab 57 Malam Yang Panas
58
Bab 58 Minggu, 7 Juli
59
Bab 59 Hanya Kita Berdua Yang Tau
60
Bab 60 Persahabatan Yang Renggang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!